Monday, December 28, 2009

Teknologi Penyiaran TV Digital (bag.2)

dvb-t Postingan kali ini merupakan sambungan dari postingan sebelumnya.
Pada teknologi penyiaran TV Digital terdapat dua bagian standarisasi. Bagian I ialah standar untuk kompresi dan multiplexing. dan Bagian II untuk kode koreksi kesalahan dan sistem transmisi. sebagian besar standar untuk bagian I menggunakan MPEG-2 (Moving Pictures Expert Group-2) untuk kompresi. Pada bagian II terdapat sejumlah standar penyiaran TV digital yang saat ini berkembang, yaitu DVB-T (Digital Video Broadcasting Terrestrial) dari Eropa, ISDB-T (Integrated Services Digital Broadcasting Terrestrial) dari Jepang, ATSC (Advanced Television System Committee) dari Amerika Serikat, T-DMB (Terrestrial Digital Multimedia Broadcasting) dari Korea Selatan, DMB-T (Digital Multimedia Broadcasting Terrestrial) dari China. Masing-masing standar dan beberapa variannya telah diadopsi oleh sejumlah negara. DVB diadopsi oleh semua negara Eropa, sejumlah negara di Asia dan Australia, sedangkan ATSC oleh Amerika Utara, sejumlah negara di Amerika Selatan dan Asia. Pertanyaannya adalah, mengapa negara kita (Indonesia) yang negaranya sangat luas dan masyarakatnya sangat banyak tidak mempunyai standar sendiri, hanya bisa mengadopsi saja. Apakah daya kreatifitasnya kurang sehingga hanya menjadi follower saja atau bagaimana? entahlah………

Wednesday, December 2, 2009

Teknologi Penyiaran TV Digital

Implementasi teknologi penyiaran TV digital bukanlah rekayasa dan upaya yang mengharuskan pemirsa menggunakan pesawat tv baru yang digital. Upaya ini lebih terfokus pada sinyal digital yang ditransmisikan dari pemancar, sehingga pesawat TV yang ada pada pemirsa cukup ditambahi perangkat set-top box agar dapat menerima sinyal TV Digital.
Dibandingkan dengan analog, kelebihan sinyal digital terletak pada ketahanannya terhadap derau dan kemudahannya untuk diperbaiki (recovery) pada bagian penerimanya dengan suatu kode koreksi kesalahan (error correction code). Keuntungan lainnya adalah pada konsumsi bandwidth yang lebih efisien serta efek interferensi yang lebih rendah dan penggunaan sistem OFDM (Orthogonal frequency Division Multiplexing) yang tangguh dalam mengatasi efek lintas jamak.

Pada sistem penyiaran TV analog, efek lintasan jamak ini akan menimbulkan echo yang mengakibatkan munculnya gambar ganda yang sangat mengganggu kenikmatan menonton.
Penyiaran TV digital bisa dioperasikan dengan daya yang rendah serta menghasilkan kualitas gambar dan warna yang jauh lebih bagus daripada penyiaran TV analog.
Dari segi layanan, sistem penyiaran TV digital mampu meningkatkan kualitas siaran, disamping memberikan lebih banyak pilihan program kepada pemirsa, serta memungkinkan konvergensi dengan berbagai media seperti media internet, media telepon selular, dan PDA. Pada sisi aplikasi, siaran TV digital memberikan fleksibilitas aplikasi interaktif sehingga akan sangat mendukung kebutuhan interaksi antara penyedia jasa program dengan penggunanya, baik yang bersifat komersial, seperti interactive advertisement, tele-news, tele-banking, tele-shopping, maupun nonkomersial seperti tele-education, tele-working dan tele-traffic.

Sunday, November 22, 2009

Siaran TV Digital dan Antisipasi Teknologi Kedepan di Indonesia (Bag.2)

Tulisan berikut ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya.
Definisi Terkait Layanan TV Digital
  • Penyiaran TV Digital Terestrial Penerimaan Tetap adalah : media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar, berupa program yang teratur dan berkesinambungan dengan menggunakan teknologi digital yang dipancarkan secara terestrial dan diterima dengan perangkat penerima tetap.
  • Saluran siaran adalah slot untuk satu program siaran
  • Program Siaran adalah konten yang disusun berkesinambungan dan berjadwal
  • Saluran adalah kanal frekuensi
  • Multipleksing adalah penggambungan beberapa saluran siaran pada satu kanal frekeunsi.
Manfaat Layanan TV Digital

Thursday, November 19, 2009

Siaran TV Digital dan Antisipasi Teknologi Kedepan di Indonesia

Materi berikut ini didapatkan dari hands out seminar sehari yang saya hadiri dan diselenggarakan oleh BPPT pada hari kamis, 19 November 2009 yang berjudul “Siaran TV Digital dan Antisipasi Teknologi kedepan di Indonesia”. Materi ini sedianya akan disampaikan oleh Ibu Agnes, tapi karena beliau berhalangan karena dipanggil dirjen, maka dibawakan oleh asistennya.

Mengingat bahwasannya apa yang disampaikan di seminar tersebut layak untuk diketahui publik (bukan hanya peserta seminar saja), maka saya tuliskan ulang di blog ini. apabila ternyata tindakan saya ini membuat orang/lembaga tidak berkenan, saya minta maaf dan materi ini akan dihapus dari blog.

Masa Depan Televisi

  • Pesawat televisi dilengkapi dengan colokan (konektor) broadband(dengan modem internal) untuk internet
  • Telah dikembangkan perangkat tambahan untuk menghasilkan “connected tv” dengan remote control juga berdungsi sebagai keyboard dan mouse
  • Software tv widget dari yahoo dan intel dapat memberikan tampilan layar internet di sebelah layar penyiaran pada pesawat TV
  • Pelanggan TV kabel dapat menonton acara pay tv melalui internet dengan menggunakan nomor langganannya
  • Fasilitas untuk memudahkan pengukuran terhadap iklan
  • Fasilitas untuk memudahkan implementasi model penyiaran time-sharing dan segmented content
  • Konvergensi televisi penyiaran, televisi internet dan televisi interaktif

Ketentuan Layanan

Undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara republik Indonesia Nomor 4252) :

  • Lembaga penyiaran swasta (LPS) jasa penyiaran radio dan jasa penyiaran televisi masing-masing hanya dapat menyelenggarakan 1 (satu) saluran siaran pada 1 (satu) cakupan wilayah siaran

Peraturan Pemerintah republik Indonesia Nomor 50 thn 2005 Tentang Lembaga Penyiaran swasta, pasal 2 ayat 2

  • Dalam menyelenggarakan penyiaran multipleksing Lembaga penyiaran Swasta hanya dapat menyiarkan 1 (satu) program siaran.

Penjelasan PP

  • Penyiaran multipleksing adalah penyiaran dengan transmisi 2 (dua) program siaran atau lebih pada 1 (satu) saluran pada saat yang bersamaan

Undang-undang Nomor 36 tahun 1999 tentang telekomunikasi

1. Pasal 33 ayat (1)

“Penggunaan Spektrum Frekuensi radio dan orbit satelit wajib mendapatkan izin dari pemerintah

2. Pasal 33 ayat (4)

“Ketentuan penggunaan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit yang digunakan dalam penyelenggaraan telekomunikasi diatur dengan peraturan pemerintah”

Peratutan pemerintah republik Indonesia nomor 52 tahun 2000 tentang penyelenggaraan telekomunikasi

Peraturan pemeruntah Republik Indonesia Nomor 53 tahun2000 tentang penggunaan spektrum Frekuensi dan Orbit satelit

Wednesday, September 30, 2009

Ratusan Stasiun TV Lokal di Jabar Antre Dapat Izin

Kompas, Selasa, 29 September 2009 | 03:53 WIB
Bandung, Kompas - Ratusan stasiun televisi lokal baru di Jawa Barat menunggu Izin Penyelenggaraan Penyiaran. Tingginya gairah mendirikan televisi lokal ini tidak terlepas dari rencana bakal direalisasikannya sistem penyiaran berjaringan.
Berdasarkan data Bidang Infrastruktur Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jabar, terdapat 129 stasiun televisi lokal yang mengajukan Izin Penyelenggaraan Penyiaran kepada KPI dan pemerintah. Dari jumlah ini, hanya 47 yang dinyatakan memenuhi syarat kelayakan dari KPI dan menunggu proses perizinan lanjutan.
Menurut komisioner Bidang Infrastruktur KPID Jabar, Z Al Faqih, Jabar mencatatkan diri sebagai provinsi dengan pengajuan izin lembaga penyiaran terbanyak di Indonesia.
”Secara ekonomi, wilayah Jawa Barat cukup maju. Orang pun tertantang mendirikan radio dan televisi untuk mendapat keuntungan,” katanya Minggu (27/9).

Di Bandung, ibu kota Provinsi Jabar, sebagai contoh, akan ada tambahan setidaknya 7 stasiun televisi lokal. Ini akan semakin melengkapi daftar pilihan masyarakat mengingat sebelumnya sudah ada 6 stasiun televisi lokal yang lebih dulu muncul di sana.
Tingginya minat mendirikan stasiun televisi lokal ini, diakui Faqih, tidak terlepas dari rencana akan segera diterapkannya sistem penyiaran berjaringan. ”Peraturan Menteri No 32/2007 menyebutkan, pelaksanaan penyiaran berjaringan ini pada 2009. Ini tak bisa ditunda lagi,” tuturnya.
Demi kepastian hukum, lanjutnya, sistem penyiaran berjaringan harus segera dilaksanakan. Ini sesuai dengan semangat UU No 32/2002 tentang Penyiaran yang menekankan keragaman kepemilikan dan isi.
”Dengan berjaringan, akan terjadi pembagian investasi dan sumber daya. Isi lokal pun akan diberi ruang. Yang terjadi selama ini, kebutuhan masyarakat dan keragaman kan masih sulit diakomodasi stasiun televisi nasional,” tuturnya. Sistem televisi berjaringan mensyaratkan setiap televisi nasional melakukan kerja sama dengan televisi lokal dalam melakukan relay siaran.
Menurut pengajar Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung, Atie Rachmiatie, masyarakat daerah bisa menaruh harapan banyak kepada televisi lokal untuk mendapatkan hiburan dan informasi yang mendidik.
Ini tidak terlepas dari masih buruknya kualitas siaran mayoritas televisi swasta nasional saat ini. ”Isi siaran televisi di Jakarta hanya menghabiskan emosi, tetapi tidak ada nilai pendidikannya,” tuturnya. Tahun ini, misalnya, setidaknya muncul 61 pengaduan dari masyarakat tentang isi siaran yang semua terkait televisi swasta nasional. (JON)

Wednesday, September 2, 2009

Industri Penyiaran Televisi dan Peluangnya

Pertumbuhan industri penyiaran televisi di Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan dekade ini. Apakah itu televisi nasional, lokal, jaringan, maupun komunitas begitu juga antara tv yang bisa ditonton gratis (free to air) maupun tv berlangganan (pay tv) semuanya menunjukkan peningkatan yang sangat pesat. Skala operasional di antara stasiun tv akan berbeda tergantung dari bisnis, target audience, lisensi dan faktor lainnya. Keanekaragaman ini akan berdampak pada sistem yang diterapkan pada setiap stasiun tv. Faktor kritis lainnya dalam industri penyiaran televisi adalah telah tiba saatnya menyambut teknologi digital. Saat ini adalah eranya transisi menuju teknologi digital dimana setiap keputusan yang dibuat untuk menambahkan atau mengganti komponen dalam sistem penyiaran harus ditentukan secara hati-hati.
Sebuah persaingan yang sangat ketat di antara stasiun tv tidak hanya untuk konten program, kelangsungan kualitas operasi dan penyiaran akan mempengaruhi secara langsung pendapatan stasiun tv.
Apakah MAS?

Tuesday, June 23, 2009

Istilah Dalam Teknik Penyiaran (Bagian 5)


Setelah pada posting sebelumnya membahas tentang istilah IT yang sering digunakan dalam istilah penyiaran seperti Ethernet, Firewall, NAS, Server Blade, S/N Ratio, SATA dan SCSI, maka pada posting kali ini akan membahas tentang ATA/133, NCQ, PATA, chipset, controller, FSB dan IGP

ATA/133

Untuk sementara merupakan standar kecepatan transfer data tertinggi perangkat dengan interface PATA. Beberapa nama lainnya adalah ATA-7, ATA/ATAPI-7, Ultra-DMA/133, UDMA 6, dan lain-lain. Untuk mencapainya, dibutuhkan controller hardisk yang sudah mendukung, juga controller bus pada sisi PC (lebih tepatnya pada motherboard). Sedang dalam penngembangan selanjutnya adalah ATA-8 atau ATA/ATAPI-8.

NCQ
NCQ (Native Command Queuing) merupakan command protocol pada SATA yang memungkinkan hardisk menentukan sendiri urutan perintah saat hardisk beroperasi. Memiliki banyak kesamaan dengan TCQ (Tagged Command Queuing) pada hardisk SCSI. Selain mempercepat kinerjanya, juga akan mengoptimalkan umur mekanisme hardisk.

PATA
PATA atau sebelumnya dikenal sebagai ATA (Advanced Technology Attachment), atau juga sering disebut sebagai IDE, ATAPI, dan UDMA. Merupakan standar interface yang digunakan untuk perangkat storage pada PC, seperti drive optic dan hardisk. Dengan diperkenalkannya serial ATA pada tahun 2003 yang lalu, maka untuk lebih spesifik kemudian lebih dikenal sebagai PATA (Parallel ATA). Mengacu pada metode sinyal data pada kabel data ATA.

Chipset
Chips atau chipset merupakan potongan kecil silicon yang digunakan untuk menyimpan informasi dan instruksi computer. Setiap komponen computer memiliki paling tidak sebuah chips di dalamnya. Chipset pada motherboard mengontrol masukan dan keluaran yang mendasar dari computer. Chipset pada video card mengontrol rendering dari grapik 3D, dan output dari gambar pada monitor kita. CPU salah satu contoh chips yang sangat penting.

Controller
Alat tambahan yang dapat mengatur operasi dari peralatan yang ada di bawah pengaturan motherboard. Bentuk fisik berupa sebuah chips dengan ukuran beragam, tergantung fungsi dan fasilitas yang dimilikinya.

FSB (Front Side Bus)
Pada mikroprosesor FSB menghubungkan prosesor dengan memori utama. FSB digunakan untuk mengomunikasikan antara motherboard dengan lainnya.

Integrated Graphic Controller
Biasa disebut IGP (Integrated Graphic Prosesor) oleh sebagian chipset manufaktur. Adalah chips graphis yang terintegrasi di dalam chipset motherboard dan memiliki fungsi yang sama, seperti halnya video card. Bedanya, kebanyakan IGP tidak memiliki memori yang khusus untuk dirinya, dan mengambil langsung dari memori computer utama. Walau pada sebagian produsen juga mengimplementasikan chip memori khusus untuk IGP ini.

Thursday, May 28, 2009

Istilah dalam Teknik Penyiaran (Bagian 4)

Perkembangan keilmuan dalam teknik pertelevisian berjalan sangat cepat, seiring dengan pesatnya ilmu dan teknologi computer yang juga merambah ke ranah pertelevisian. Apabila dahulu, orang yang bekerja di bagian teknik pertelevisian kebanyakan berasal dari disiplin ilmu teknik elektronika dan teknik telekomunikasi, maka sekarang ini sedikit mengalami pergeseran ke arah teknik computer, terutama teknik computer network dan hardware computer. Memahami perkembangan tersebut, maka pemahaman akan istilah-istilah yang ada di bidang computer perlu juga dipahami oleh teman-teman yang berkecimpung di bidang teknik penyiaran. Di bawah ini adalah sebagian dari istilah dalam ilmu computer yang sering bersinggungan dengan teknik penyiaran. Artikel ini merupakan artikel bersambung, mengingat banyaknya istilah dalam teknik computer yang perlu dipahami.


Ethernet

Suatu protocol Local Area Network (LAN) yang dikembangkan Xerox Corporation bersama dengan DEC dan Intel, pada sekitar tahun 1976. protocol ini salah satu standar LAN yang paling banyak digunakan saat ini


Firewall

Firewall-lah yang menentukan informasi yang dapat masuk dan keluar melaluinya. NAT akan menyembunyikan local IP dari network di luar firewall. Ini akan mengamankan client, untuk diakses di luar firewall ataupun melihat-lihat file di dalamnya.


NAS

NAS (Network Attached Storage) adalah perangkat yang didedikasikan untuk kebutuhan utama sebagai file server sharing. Perangkat NAS adalah bagian terpisah dari server. NAS memungkinkan penggunanya untuk menambahkan kapasitas media penyimpanan, tanpa mengganggu jaringan yang sudah ada. Perangkat NAS dapat diletakkan secara fisik berjauhan dari server, selama masih dalam jangkauan LAN yang sama.


Server Blade

Computer server yang didesain guna dapat membangun computer server yang lebih high density, dengan cara digabungkan dengan computer-komputer server blade lain. Server blade sudah memiliki komponen pembangun computer sendiri, sehingga ia pun dapat berdiri sendiri sebagai computer tunggal. Hanya saja banyak komponen pembangun computer dihilangkan, agar dapat memenuhi aturan ruang yang kecil dan kompak.


S/N Ratio

S/N ratio (signal-to-noise ratio) adalah ratio perbandingan antara sinyal dan noise dalam satuan logaritmik decibel (dB). Dengan adanya rangkaian penguat (amplifier), menentukan nilai ratio ini. Semakin besar rationya, semakin baik kualitas perangkat tersebut. Karena mampu meningkatkan sinyal dengan menekan peningkatan noise pada rangkaian penguat


SATA

SATA (Serial Advanced Technology Attachment) adalah sebuah standar interface dan command set untuk transfer data antar device ke PC bus. Berbeda dengan IDE yang menggunakan sinyal parallel, SATA bekerja secara serial. Memungkinkan penggunaan kabel data yang lebih ringkas, jarak kabel yang lebih panjang, dan transfer speed yang lebih cepat. Yang sebelumnya telah digunakan, memiliki transfer data rate 150 MB/s (SATA-150). Yang sekarang banyak digunakan adalah SATA-300 (SATA II) dan bahkan SATA-600.


SCSI

SCSI (Small Computer System Interface) adalah sebuah standar interface dan command set untuk transfer data antar device ke PC bus. Selain pada hardisk, juga sering digunakan pada drive optic, dan beberapa back-up storage. Lebih banyak digunakan pada workstation dan server. Desktop PC lebih mengandalkan interface ATA/IDE untuk storage.

Wednesday, May 27, 2009

Penyelenggaraan Telekomunikasi Satelit


Sistem komunikasi satelit telah digunakan di Indonesia untuk menyambung lebih dari 17.000 pulau di Indonesia sejak September 1969, ketika Indonesia pertama kali terhubung dengan satelit Intelsat. Pada tahun 1976, satelit Indonesia pertama, yaitu Palapa A diluncurkan sebagai Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD), yang memberikan layanan berupa : Telekomunikasi dan Relay TVRI. Sejak itu Indonesia meluncurkan beberapa seri satelit seperti satelit Palapa seri B, seri C, satelit Cakrawarta, Garuda dsb.

5 Satelit Telekomunikasi Operasional


Saat ini Indonesia memiliki 5 satelit Telekomunikasi operasional yang didaftarkan melalui Administrasi Telekomunikasi Indonesia, yaitu :
  • Satelit FSS (Fixed Satellite Services) Palapa TELKOM-I (108E), yang memiliki daerah cakupan Asia Tenggara menyediakan 24 transponder C Band dan 14 transponder ext-C Band. Satelit ini dioperasikan oleh PT.Telkom dengan memberi layanan berupa : Telekomunikasi, Internet, Relay Tv dan penyiaran DTH (Direct to Home).
  • Satelit FSS (Fixed Satellite Services) PALAPA B-4 (118E), yang memiliki daerah cakupan Asia Tenggara menyediakan 24 transponder C Band. Satelit ini dioperasikan oleh PT. Telkom dengan memberi layanan Telekomunikasi dan Relay Tv.
  • Satelit FSS (Fixed Satellite Sevices) PALAPA C-2 (113E), yang memiliki daerah cakupan Asia Tenggara menyediakan 24 transponder C Band, 6 transponder ext-C dan 4 transponder Ku-Band. Satelit ini dioperasikan oleh PT. Satelindo, kecuali 6 transponder ext-C Band dioperasikan PT. PSN. Satelit ini memberikan layanan Telekomunikasi, Internet dan Relay Tv.
  • Satelit MSS (Mobile Satellite Services) GARUDA-I (123E), yang memiliki daerah cakupan Asia Pasifik. Menyediakan layanan Sistem Telekomunikasi Bergerak berbasis GSM melalui satelit (ACeS) lewat layanan BYRU, serta apilkasi fixed melalui PASTI. Satelit ini beroperasi di L Band. Sistem Aces tersebut dipelopori oleh joint venture dari 3 perusahaan, yaitu PSN Indonesia, PLDT-Philipina dan Jasmine-Thailand.
  • Satelit BSS (Broadcasting Satellite Services) INDOSTAR-I (107,7E) yang dikenal dengan CAKRAWARTA. Satelit ini memberikan layanan DTH (Direct to Home) menggunakan 5 transponder S Band.

Satelit yang melakukan servis di Indonesia

VIDEO SERVERS (bagian 3 - terakhir)

Arsitektur dari storage pada suatu waktu akan menjadi isu utama untuk dipertimbangkan. Kita telah mencapai titik dimana teknologi dan topologi penyimpanan menjadi issu yang lebih sedikit dibanding dengan total biaya yang dikeluarkan. Sebagai contoh di dalam rencana dari Turner Entertainment, sebuah perencanaan komplek tentang penyimpanan copy dalam multi server, dengan redundant (RAID) storage array dan pada DVD serta data pada tape. Probability kehilangan content dengan cara itu sangat lah tidak mungkin sekali. Content akan berpindah dari satu medium ke medium lainnya dibawah pengendalian sofware. Ini menjadi tidak penting lagi mengetahui secara fisik dari copy tersebut, seperti saat mengunakan video tape. Ini cukup untuk mengetahui media penyimpanan tersebut eksis dalam satu atau lebih storage (diharapkan lebih dari satu). Metode penyimpanan sedang bertarung untuk diperdebatkan, NAS, Fiber Channel Storage dan opsi lain yang ditawarkan.

Apa yang terjadi dengan performa dari total sistim,

Monday, May 25, 2009

Video Server (lanjutan)

Tektronik telah mempertunjukkan Video Server di depan umum yang pertama di NAB. Menggunakan kompresi JPEG, yang mana poinnya adalah kompresi pada still-image. Dimana dari still frame terbentuk motion video (video bergerak) dan itulah Motion JPEG. Profile video server tidak hanya diperuntukkan pada pasar terbatas tetapi dinyatakan sebagai suatu pengembangan potensi yang jauh lebih besar yang akan di release ke depan.
Tetapi media penyimpanan yang kecil saat itu, kurang efektif bila disebut server, tidak ada interface ke sistim automation dan masih kurang bermutu dibanding VTR di era tersebut. Keraguan akan perangkat itu beralasan kecuali bila ditingkatkan bit rate nya. Semua nya telah direncanakan, kurang lebih satu tahun kemudian perangkat tersebut digunakan sebagai output robotic VTR, memungkinkan back to back playback sepanjang hari dari 10 detik segmen. Pada tahapan bit yang cukup, sebuah penyimpanan kaset tidak diperlukan lagi. Perkembangan ke depan, server banyak dijual dan secara radikal telah merubah industri ini menjadi besar
Hari ini kita mendapati hal yang berbeda. Server adalah sebuah produk. Kebanyakan, profile seperti Leitch VR dan Pinnacle Mainstream sudah dapat menyediakan sedikitnya sebuah generasi hardware dan beberapa revisi sistim operasi software. Server besar dan kecil telah menyebar. Dalam beberapa segmen, penggunaan server yang tersebar luas telah memindahkan teknologi yang sudah tua, hampir sepenuhnya dilakukan. Satu yang jelas menyoroti adalah bagaimana server memainkan video di museum dan bahkan kehadirannya dapat mempresentasikan produk display yang dipajang di tempat belanja.
Kapasitas yang telah meningkat dengan harga terjangkau, itupun tanpa mengurangi fitur aplikasi video yang disediakan. Harga peralatan yang murah, retail dan implementasi publik lainnya, akan menjadi hal yang biasa. Dibelakang itu semua, sedikit perkembangan teknologi yang dilakukan atas video dan segalanya dilakukan dengan perhitungan.
Alokasi penyimpanan dengan durasi 2 atau 3 jam, cukup lah sebagai awal bagi server yang beroperasi dengan aplikasi yang terbatas. Chasis dari ukuran storage menjadi penghalang mahalnya perangkat penyimpan. Katakan dengan disk 2GB dan 4GB, sekarang dengan ukuran chasis yang sama menjadi 141GB dan 181GB bahkan sudah berkapasitas Terabyte (TB) dan ini telah menurunkan harga dari ribuan dollar menjadi hanya ratusan dollar saja, ukuran konfigurasi nya secara dramatik menaikkan pula performanya.
Tidak biasa melihat wujud dasar yang menyimpan 60 ke 70 jam, suatu peningkatan 30 kali lipat dalam satu dekade dengan biaya hampir separuh. Penurunan biaya dan meningkatnya kapasitas bersama-sama telah memindahkan penghalang penyimpanan long-form pada server. Tentu saja dalam empat tahun terakhir banyak sekali rencana besar DIRECTV, seperti Turner Entertainment dan yang lainnya telah membangun arsitektur canggih dengan perekaman dan playout program menggunakan server. Bersama-sama dengan manajemen arsip dan managemen asset media (semua berbasisi IT), telah membuat sangat efisien dengan workflow yang berbeda.
By John Luff
(Senior vice president of business development for AZCAR)

Sunday, May 24, 2009

Video Server

Video server berbasis perangkat komputer yang disebut host yang didedikasikan untuk pengiriman video. Tidak seperti PC atau Mac yang multi aplikasi, video server dirancang untuk satu tujuan, yaitu provisioning video yang digunakan oleh broadcaster. Video Server kelas professional merekam, menyimpan dan memutar kembali beberapa video streaming tanpa mengalami penurunan kualitas pada sinyal videonya. Broadcast video server yang berkualitas menyimpan ratusan jam kompresi video (dalam berbagai codec) dan melakukan beberapa streaming video yang disinkronisasikan secara serempak dan menawarkan kualitas antarmuka seperti SDI untuk Video digital dan balanced analog XLR untuk audio atau AES/EBU digital audio dan juga time code.
Mereka memperbolehkan untuk merekam secara native untuk codec yang sama yang digunakan dalam software editing untuk mencegah waktu yang terbuang selama transcoding.

Broadcast otomatisasi

Dalam industry TV broadcast, server yang digunakan menyimpan kualitas gambar siaran dan memungkinkan pengguna untuk mengedit beberapa cerita dengan menggunakan gambar mereka secara bersamaan.
Video server dapat digunakan dalam beberapa konteks, diantaranya
  • Berita : menyediakan berita klip video pendek sebagai bagian dari sebuah situs berita (seperti CNN)
  • Operasi : meningkatkan aktivitas hidup dengan instant replays dan memperlambat gerakan (slow motion) dan highlight (produksi olahraga)
  • Instruksi : menyampaikan materi saja dalam format video
  • Akses public : Kota khusus yang memberikan informasi kepada penduduk melalui sistem kabel
  • Hiburan : memberikan film trailers musik atau video
Fitur

Biasanya, video server dapat melakukan hal berikut ini :
  • Injest dari sumber yang berbeda, video kamera (beberapa angle), Satelit Data Feed, disk drive dan video server. Dapat dilakukan di beberapa codec.
  • Penyimpanan sementara atau selamanya video feed.
  • Mempertahankan struktur yang jelas dari semua media yang tersimpan dengan appropriate metadata agar cepat mencari : nama, remark, nilai, tanggal, time code dll
  • Video editing dari berbagai klip
  • Transfer klip video ke server lainnya atau langsung ke playout ( melalui IP interface atau SDI)
  • Umumnya, mereka memiliki beberapa saluran dua arah (merekam dan injest) untuk audio dan video. Sinkronisasi yang sempurna diperlukan untuk mengatur saluran feed.

Video Surveilance

Dalam konteks pengawasan, IP server mengkonversi video analog menjadi sinyal video IP video stream. IP server video streaming dapat mendigitized video melalui jaringan IP dengan cara yang sama dengan kamera IP. Karena IP video server menggunakan protocol IP, dapat melakukan streaming video melalui jaringan IP yang dapat digunakan, termasuk melalui modem untuk akses melalui telepon atau sambungan ISDN. Dengan menggunakan server video analog yang terpasang ke kamera, video dengan sistem surveillance dapat dikonversi ke dalam jarinan baru dengan sistem IP surveillances baru.
Video server dasarnya adalah transmisi/telemetri/pemantauan perangkat. Melihat isi video server dilakukan dengan menggunakan browser web atau dalam beberapa kasus disediakan perangkat lunaknya.

Sunday, May 17, 2009

Televisi: Sejarah Singkat dan Tinjauan (Bagian 2)

Akhir dari Spinning Disks

Televisi elektronik, yang menggunakan tabung sinar katoda (cathode ray tubes == CRT) sebagai receivers dan transmitters, dikembangkan secara simultan dan independen di Amerika Serikat pada awal tahun 1920 oleh Vladimir K. Zworykin dan Philo T. Farnsworth. Mereka membangun pada tabung yang dikembangkan pada 1897 oleh Karl Ferdinand Braun di Jerman.

Siaran televisi regular pertama bagi masyarakat dimulai tahun 1936. Di London, Inggris, mereka menggunakan 405 horisontal scanning lines. Perancis mengadopsi sistem elektronik 455-line tahun itu. Juga, Olimpiade Berlin dengan 441 line, yang dipantau di ruang khusus oleh masyarakat Berlin dan Leipzig. Di Amerika Serikat, pertunjukan televisi public pertama World's Fair 1939 di New York, menggunakan sistem 340-line. Dua tahun kemudian, pada 1941, komite teknik industri mengadopsi standar untuk sistem 525 line berdasarkan spesifikasi yang dikembangkan oleh the Radio Corporation of America (RCA). Pada saat itu terdapat sekitar 7.000 set televisi di AS, kebanyakan dari mereka di New York. Namun, selama Perang Dunia Kedua, siaran televisi dikurangi dari 15 jam seminggu menjadi hanya 4 jam.

Sistem diresmikan oleh Komisi Komunikasi Federal (Federal Communications Commision == FCC) di Amerika Serikat dan dikenal sebagai NTSC (National Television System Committee). Tapi, setelah Perang Dunia II penyiaran regular sebenarnya dimulai, dan setelah 1945, televisi berkembang pesat di seluruh dunia, sebagian besar dari Eropa memilih sistem 625-line yang bertentangan dengan standar US 525-lines.

Ketika masa damai kegiatan dilanjutkan, maniak televisi bergerak cepat melintas benua, di kedua sisi perbatasan. Kolomnis etiket di koran lokal mendesak konsumen untuk membeli set ruang makan untuk mencegah keluarga makan di ruang keluarga. Pemilik set Non-televisi menonton beberapa jam seminggu di rumah orang lain. Ahli mata menawarkan kacamata khusus untuk menonton TV agar mencegah "telestrain" dan pemirsa disarankan untuk mengalihkan pandangan mereka ketika melihat dalam jangka waktu yang lama. Dalam jajak pendapat harian, dua pertiga orang berkata mereka kurang membaca, dan dua pertiganya juga kurang saling berkunjung. Pembaca majalah turun 25%, dan langganan bar lokal telah berkurang dengan jumlah yang sama
Warna

Friday, May 15, 2009

Televisi: Sejarah Singkat dan Tinjauan

Sejak dimulai pada tahun 1920, penyiaran secara umum telah menimbulkan berbagai tanggapan dari lembaga berpengaruh. Banyak pebisnis melihatnya sebagai media periklanan kontemporer terpenting, tapi banyak pendidik menganggapnya sebagai musuh literasi dan pemikiran serius.

Pada tahun 1927 (sebelum televisi), HG Wells mengutuk radio hanya berguna untuk "orang yang menetap di rumah dengan penerangan yang jelek atau tidak dapat membaca ... dan yang tidak memiliki kemampuan untuk berpikir atau berbicara."

Pada 1961, Newton Minow (kemudian pimpinan dari FCC di AS) menggambarkan televisi sebagai "tanah kosong yang luas ... pertunjukkan permainan, kekerasan ... sadisme, pembunuhan, western jahat, western baik, gangsters, dan kartun. "

Bagaimana semua itu Dimulai?


Konsep dasar televisi - pengiriman gambar melalui jarak – menjadi tantangan ilmuwan bahkan sebelum penemuan film atau radio.

Pada 1875, George Carey di Boston mengusulkan sistem grid of photoelectric cells menghadapi gambar yang akan dikirim, terhubung secara paralel ke kotak yang sama menggunakan lampu pijar. Secara definisi, akan diperlukan ribuan sambungan dari photocells ke lampu pijar. note : gambar - George Carey's idea (courtesy www.dvb.org)

Nipkow scanning disc, dasar mekanis televisi, ditemukan pada 1883. Ia hanya disc logam dilubangi oleh penyusun lubang dalam spiral. Ketika berputar, disk dapat memindai gambar yang ditempatkan belakangnya. Perubahan yang dihasilkan dalam intensitas cahaya dijemput oleh sel photoelectric, mengkonversi perubahan cahaya ke sinyal listrik.


Sinyal ini kemudian dikirim melalui kabel listrik ke penerima di mana ada disc yang identik berputar pada kecepatan yang sama di depan cahaya lampu yang berubah sesuai dengan sinyal yang diterima. Dengan cepat mengubah gambar, ilusi gerakan telah tercapai. Ide Nipkow hanya itu, sejak teknologi ini tidak dapat benar-benar dilaksanakan dengan bahan-bahan yang tersedia pada akhir abad 19. Note : gambar - The Nipkow scanning disc system (courtesy www.dvb.org).

Thursday, May 14, 2009

Dari Analog Ke Digital (bagian-3)

TV Digital (DTV)

Untuk proses pengkodean suara (sound coding) dan modulasi carrier (RF-modulation), terjadi perebutan pengaruh antara DVB-T dan Standard DTV yang diaplikasikan di Jepang yaitu BST-OFDM (Bandwidth Segmented Transmission) oleh ISDB-T (Integrated Serviced Digital Broadcasting), yang menetapkan metoda modulasi multi carrier COFDM (Coded Orthogonal Frequency Division Multiplex) versus ATSC (Advanced Television Systems Committee) yang telah mengembangkan standar single carrier 8-VSB (8-level Vestigial Side-band) dan sudah mulai diaplikasikan cukup luas di kawasan Amerika Serikat. Kedua lembaga tersebut mengklaim dan berusaha meyakinkan publik dunia bahwa standardnya memiliki kelebihan dibanding standard lainnya.

System ATSC 8-VSB yang pada awalnya dikembangkan di AS untuk mengirim layanan audio video berkualitas tinggi (high quality audio video / HDTV) dan ancillary data, menggunakan arsitektur “Layered Digital System” yang terdiri dari empat layer, yaitu Picture layer yang dapat mensupport sejumlah format video yang berbeda, Compression layer yang merubah sample signal video dan audio ke dalam satu bit steam yang dikodekan (coded bit stream), Transport layer yang mempaketkan data dan RF Transmission layer yang memodulasi sebuah serial bit stream ke dalam signal dengan metoda Trellis-coding dengan 8 discrete levels signal amplitude yang dapat ditransmisikan melalui channel TV 6 MHz (sampai 8 MHz) dengan data rate 19.4 Mbps. Merupakan teknologi berbasis single carrier frequency yang menggunakan modulasi Vestigial side-band (VSB) yang mirip dengan yang digunakan dalam televisi analog convensional. Suatu pilot tone disediakan untuk memfasilitasi aquisisi signal berkecepatan tinggi di setiap pesawat penerima (receivers). Complex coding techniques dan adaptive equalization digunakan agar tahan terhadap gangguan pelemahan propagasi (propagation impairments) seperti multipath, noise dan interference .
Sedangkan system OFDM

Thursday, April 23, 2009

Apa Saja yang ada Dalam Sebuah Stasiun Televisi?

Stasiun TV secara keseluruhan :

Sebuah stasiun televisi terdiri dari peralatan dan operatornya, sehingga kita dapat membuat sebuah program TV. Sebuah stasiun TV terdiri dari :

  1. Satu atau lebih kamera TV
  2. Lampu, untuk melihat apa yang kita shoot
  3. Satu atau lebih audio konsol, bersama dengan peralatan pengontrol suara, untuk menghasilkan suara, kita menggunakan microphone, audio recorder dan player, dan peralatan lainnya.
  4. Satu atau lebih VTR, dengan format tertentu sesuai standar yang digunakan
  5. Satu atau lebih video switcher, untuk memilih sumber video, melakukan transisi dasar antara sumber video dan membuat efek khusus.
  6. Peralatan EFP (Electronic Field Production), Peralatan Produksi dan Fasilitas penyimpanan
  7. Fasilitas editing postpro, untuk mengedit hasil syuting
  8. Beberapa spesial efek, baik audio, video, electronik maupun optikal

Studio

Apakah kita bekerja di studio tradisional atau lingkungan “studioless” baru, pada prinsipnya kita memerlukan :

  1. Sebuah sistem interkom dengan headset untuk pengarah lapangan (floor director)
  2. Floor monitor (video dan audio)
  3. Stop kontak, untuk peralatan tambahan

Selain itu, control room atau control center juga memiliki

  1. Berbagai monitor program dan preview
  2. Audio speaker program dan monitoring
  3. Penunjuk waktu
  4. video switcher
  5. audio control room dengan audio konsol, komputer, CD/DVD, turntable, dan beberapa perangkat tambahan untuk meningkatkan kualitas audio

Area Lainnya

Kita juga memerlukan pelayanan dari :

  1. VTR central, dengan beberapa mesin VTR
  2. Master kontrol, yang memuat semua program tv tapi tidak on-air
  3. Departemen teknik, yang memastikan semuanya berjalan dengan baik, mendesain dan mengembangkan sesuatu yang baru atau memperbaiki fasilitas yang ada

clip_image001

Source;

http://www.rcc.ryerson.ca/rta/tvtech/the_book/chapter01/main.html

Wednesday, April 22, 2009

Dari Analog Ke Digital (bagian-2)

Pada pembahasan sebelumnya, kita menguraikan tentang penemuan efek foto listrik (Fhotoelectric effect) oleh Joseph May yang merupakan perkembangan pertama dari televisi. Penemuan tersebut mengilhami para scientist lainnya di seluruh dunia dengan terus melakukan penelitian berbasis efek photoelectric. Didukung oleh teknologi pengolahan material elektronik yang semakin maju dan modern sehingga konsep photoelectric tersebut dapat diaplikasikan dan dikembangkan dalam suatu perangkat elektronik (electronic device) yang semakin modern. Misalnya penemuan teknologi LCD (Light Crystal Display), STN (Super Twisted Nematic) dan TFT (Thin Film Transistor) yang memungkinkan kita menikmati gambar berwarna diam ataupun bergerak dalam layar yang relatif kecil baik ukuran maupun daya listrik yang dibutuhkannya, sangat tinggi resolusinya serta halus warnanya, yang saat ini banyak diaplikasikan sebagai layar TV, computer, PDA, alat-alat ukur electronic sampai dengan layar HP.

Perkembangan industri televisi

clip_image001Industri televisi broadcasting untuk pertama kali mulai diperkenalkan sekitar awal tahun 1936, yaitu di dalam Olimpiade Berlin, dimulai dengan dukungan teknologi scanning gambar yang masih beresolusi rendah (180 lines/frame, 25 frames/second), diikuti oleh para ahli dari Perancis di tahun yang sama. Di tahun ini pula suatu perusahaan dari Inggris EMI company untuk pertama kalinya memproduksi fully electronic television system dengan resolusi 405-line definition, 25 frames/second dan dilengkapi dengan interlace, yang didukung oleh Marcony Company untuk pengembangan transmitternya, serta didukung oleh pemerintah Inggris dengan mengesahkan standard scanning bagi system tersebut.

Pada tahun 1939 Televisi public untuk pertama kalinya diperkenalkan di Amerika dengan 340-line system operating pada 30 frames/second. Dua tahun kemudian diadopsi standard 525-line 60 frames/second. Saat itulah mulai dibangun stasiun TV transmitter di kota-kota besar dunia seperti London, Paris, Berlin, Rome dan New York. Perkembangannya sempat terhambat akibat perang, namun dimulai kembali pada tahun 1952 dengan dipergunakannya standar 625 lines, 50 frames/second khususnya untuk kawasan Eropa, tahun inilah diyakini sebagai tahun awal dimulainya industri TV modern.

Lima puluh tahun kemudian, tepatnya menjelang tahun 2000 perkembangannya sudah begitu pesat, ditandai dengan mulai aplikasikannya pengembangan teknologi dari sistem analog menjadi sistem digital sehingga diharapkan efisiensinya jauh lebih optimal dan lebih banyak “muatan” yang dapat disalurkannya. Media penyiaranyapun semakin beragam, yaitu melalui Digital Cable TV maupun TV satelit / DTH (Direct To Home), disamping melalui TV digital (DTV) dan bahkan integrasi antar ketiganya.

By Satriyo Dharmanto

Tuesday, April 21, 2009

FM RADIO TECHNOLOGY (Bagian 2)

Dewasa ini Radio broadcasting sebagai salah satu media penyiaran, menempati posisi cukup penting dalam ikut mencerdaskan kehidupan umat manusia. Radio baik yang bermodulasi AM (Amplitude Modulation) maupun FM (Frequency Modulation) semakin dirasakan sebagai sarana yang efektif untuk menyampaikan berita-berita maupun informasi penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Radio semakin dapat dijadikan saksi untuk berbagai peristiwa dalam interaksi kehidupan umat manusia modern.

Salah satu penyebabnya adalah semakin berkembangnya perangkat penerima (radio receiver) yang berkualitas, namun harga semakin terjangkau, sehingga hampir semua lapisan masyarakat, baik yang hidup di kota-kota besar, di daerah pinggiran kota maupun di pedesaan dan bahkan di daerah pegunungan mampu untuk memilikinya, semakin tinggi populasi penyebaran pesawat penerima radio maka dengan sendirinya akan memperluas daerah cakupan dan akan meningkatkan pangsa pasar bisnis siaran radio (radio broadcasting) ini.

Kualitas suara radio FM lebih baik



Kita mengetahui bahwa kualitas suara radio FM lebih baik dibanding radio AM. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh proses modulasi non linear (non linear modulation) yang diterapkan dalam radio FM membuatnya lebih tahan terhadap gangguan noise. Disamping itu, FCC (Federal Communications Commission) telah mengijinkan penggunaan transmisi stereo (stereophonic transmission) untuk pita siaran FM komersial, yang mengalokasikan lebar pita (bandwidth) sebesar 15KHz, lebih lebar dibanding AM yang hanya 5 kHz. Dengan menggunakan transmisi stereophonic ini, signal informasi secara longgar dibagi ke dalam dua audio channel kiri (left / L) plus kanan (Right / R) dengan rentang 50 Hz sampai 15kHz dilengkapi dengan 19kHz stereo pilot tone untuk keperluan identifikasi di sisi penerimaan.

Agar pendengar dapat memperoleh kualitas stereo secara optimal, maka dalam sistem transmisi FM stereo dimungkinkan suatu proses dimana suara L dan R secara utuh dapat dipancar terimakan. Caranya adalah dengan mengikutsertakan pengiriman sinyal (L-R) sedemikian rupa, sehingga di sisi pesawat penerima (receiver) dapat dilakukan proses rekonstruksi audio L dan R melalui proses matrix, dengan hasil yang lebih sempurna. Proses yang dilakukan adalah dengan me-multiplexing sinyal (L-R) ke dalam carrier utama dan menggunakannya untuk memodulasi suatu SUB carrier yang ditempatkan pada frequency 38 kHz. Teknik modulasi seperti ini dikenal dengan istilah Double Side Band Suppressed Carrier (DSB-SC). Cara ini memberikan suatu tambahan sinyal lower side band dari 23 kHz sampai 38 kHz (20 Hz di bawah 38kHz) dengan lebar pita 15kHz. Suatu pilot carrier pada frekuensi 19kHz memungkinkan pesawat penerima me recover fasa frekensi dengan tepat pada 38kHz sehingga proses recovery sinyal L dan R secara langsung dari composite stereo (L+R) + pilot carrier 19kHz + (L-R) dapat dilakukan. Disamping itu, beberapa stasiun radio siaran juga mentransmisikan extra carrier 67 kHz berupa sinyal Subsidiary Communications Authorization (SCA) audio yang menempati spectrum frekuensi 60 – 74 (81) kHz.

Bila para pendengar radio hanya memiliki mono receiver, maka walaupun total baseband (50Hz – 53kHz) dapat diterima, namun hanya channel spectrum 50 – 15 kHz (L+R) (mono) saja yang dikuatkan dan dikirim ke speaker. Stereophonic receiver menyediakan demodulator stereo dengan lebar kanal 23 – 53 kHz (L-R), dua audio amplifier yang terpisah L dan R dan mengirim singal audio secara terpisah ke masing-masing speaker L dan R (Stereo Audio).

by Satryo Dharmanto

Monday, April 20, 2009

Menonton Internet bisa langsung dari TV

Bosan dengan acara televisi yang begitu-begitu saja? Tenang saja, konten hiburan internet berbasis Adobe Flash kini bisa disaksikan via televisi.
Adobe System perkenalkan teknologi barunya yang memungkinkan melakukan streaming
internet langsung ke pesawat televisi. Opsi ini diprediksi akan membawa perubahan baru pada pasar digital-home.


watchnet150

Dikutip detikINET dari PCworld, Selasa (21/09/2009) teknologi ini bernama Adobe Flash Platform for the Digital Home. Baru tersedia untuk produsen perangkat, diharapkan produk berbasis teknologi ini akan hadir di pasaran pada pertengahan 2009.
Beberapa rekanan telah setuju untuk bekerjasama dengan format baru Flash tersebut. Ini termasuk perusahaan media dan hiburan seperti Atlantic Records, Disney Interactive Media Group, The New York Times Company hingga Netflix. Selain itu, tentunya tak lepas dari dukungan Intel.
Analis Ben Bajarin, dari Creative Strategies, mengatakan hal ini akan membawa perubahan besar bagi industri hiburan. adobe Flash, ujar Bajarin, menjadi yang pertama bisa menghadirkan konten internet langsung ke perangkat televisi.
Sedangkan teknologi yang ada selama ini, lanjut Bajarin, membutuhkan perangkat tambahan seperti set-top-box atau PC untuk melakukan hal yang sama. Bajarin juga mengatakan teknologi Internet-ke-TV akan menambah pilihan hiburan bagi konsumen.
Dengan teknologi ini, Bajarin meramalkan, televisi berlangganan akan terasa lebih lamban. "Sudah saatnya memiliki pengalaman baru dalam menonton, memilih dan berbagi konten tanpa didikte oleh penyedia layanan," ujarnya.

sumber http://www.detikinet.com/read/2009/04/21/073725/1118588/317/menonton-internet-bisa-langsung-dari-tv

Sunday, April 19, 2009

Framesync FS1 dari AJA

Frame syncronization atau biasa disingkat framesync sering ditemui sebagai bagian dari peralatan broadcast. Sesuai dengan namanya, frame sync adalah suatu alat yang dipergunakan untuk melakukan sinkronisasi frame. Alat tersebut biasa digunakan apabila ada suatu peralatan yang tidak mempunyai input reference dan outputnya akan dimasukkan ke dalam sistem yang sudah mempunyai reference sendiri. Contohnya, apabila kita mau memasukkan keluaran dari komputer ke dalam sistem. Sebelum dimasukkan ke dalam sistem, maka output dari komputer tersebut dimasukkan dulu ke dalam input framesync (tergantung output dari komputernya, bisa composite, component ataupun SDI), setelah itu output framesync yang sudah diberi input reference dimasukkan ke dalam sistem. Apabila tidak dilewatkan dahulu ke dalam framesync, maka yang terjadi adalah apabila input tersebut di”take”, maka videonya tidak sync, seperti gambarnya “rolling” atau ada garis diantara gambar (gambarnya terbelah secara horizontal). Hal tersebut terakhir saya lihat di salah satu stasiun tv swasta nasional , tanggal 5 April 2009 pada acara breaking news liputan tentang pemilu yang presenternya seorang wanita (saya gak tahu persis nama acaranya). Dimana programnya kedip-kedip (gak normal). Hal tersebut mungkin karena syncnya terputus. Kejadian tersebut saya yakin terjadi di studionya, karena begitu masuk iklan, gambarnya kembali normal (setahu saya, untuk iklan naiknya dari MCR).

Selama ini, untuk peralatan framesync, saya biasa menggunakan produk Leitch (Harris), selain untuk mensinkronisasikan frame, alat tersebut juga bisa digunakan sebagai audio/video converter, selain juga audio/video prosesor. Ternyata, sejak NAB 2008. AJA, perusahaan yang bergerak di bidang video system, mengeluarkan FS1, SD/HD/Video Frame Synchronizer and Converter

Features FS1


SD1 HD up/down convertion

SD1 SD aspect ratio conversion

HD1 HD cross convertion (720p/1080i)

Up/down/cross converting dengan kedua input dan converted format dalam keluaran SD/HD SDI (dengan sinkronisasi di antara keduanya)

HD cross converting secara simultan downcorverted output SDI

Dual HD/SD SDI input dan output

Composite/s-video input dan output dengan TBC

8 channel AES dan audio analog balanced input dan output

8 channel audio embedded input dan output

Standar power supply secara redundant penuh

10/100 LAN dengan SNMP, server web embedded untuk remote control

Video prosesor amplfier

Audio processing

Closed captioned support- termasuk SD ke HD upconversion

Optimalisasi style chasis untuk digunakan di mesin room dengan panel yang sederhana dan remote web browser user interface

Alphanumeric untuk panel depan dan tampilan grapis menunjukkan penyetelan input/output dan memperlihatkan parameter/pemilihan editing

Indikator status LED untuk monitoring sistem secara canggih

1 GPI input dan output, TTL, isolated

fs1

AJA mempunyai feature yang fleksibel yang biasanya disebut sebagai arsitektur ”anything in, anything out”. FS1 Universal SD/HD/Audio/Video Frame Synchronizer and converter dapat bekerja secara simultan diantara SD dan HD video, dengan kemampuan video 10 bit full broadcast quality dan audio 24 bit. FS1 mendukung secara virtual segala input dan output, analog dan digital, SD dan HD. FS1 dapat mengkonversi naik atau turun antara SD dan HD dan menyediakan output HD dan SD secara simultan.

FS1_sm

Cross-conversion antara HD format juga didukung, dengan output simultan diantara keduanya. Untuk audio, FS1 mendukung AES 8 channel, analog balanced, atau audio embedded dengan fleksibilitas penuh dan kontrol pemrosesan audio. FS1 mendukung closed captioning dan konversi closed captioning antara format SD dan HD. FS1 juga dapat digunakan untuk jaringan, mendukung web-base dan kontrol jarak jauh SNMP.

FS1_sm-backp

Dengan kemampuan dan fungsi yang hampir sama dengan peralatan sejenis tapi dengan menawarkan harga yang lebih murah, maka FS1 layak untuk dipertimbangkan.

Thursday, April 16, 2009

Telekomunikasi Point-To-Point atau Point-To-Multipoint (Terrestrial Fixed Services)

Fixed Services didefinisikan sebagai servis komunikasi radio antara titik-titik tertentu yang tetap, yang juga meliputi system radio point-to-point serta point-to-multipoint digunakan untuk Transmisi Suara, Video dan Informasi Data.
Di Indonesia penggunaan system radio fixed services point-to-point atau point-to-multipoint dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
  • Sistem Komunikasi Radio HF.
  • Sistem Komunikasi Radio VHF/UHF.
  • Sistem Komunikasi Radio Microwave Link.
Sistem Komunikasi Radio HF.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.53 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit pasal 22, permohonan izin stasiun radio untuk komunikasi point-to-point dengan lingkup terbatas tidak perlu menyertakan izin penyelenggaraan telekomunikasi.

radio hf1
Untuk hubungan komunikasi radio yang dapat melintasi batas wilayah negara, harus dilakukan terlebih dahulu koordinasi frekuensi dengan negara lain. Sebagai contoh adalah penggunaan frekuensi HF yang dapat menjangkau ribuan kilometer, sehingga dapat menjangkau negara lain. Komunikasi radio HF menggunakan gelombang langit (skywave) yang bergantung pada kondisi ionosfir yang bervariasi dari siang dan malam, waktu ke waktu serta posisi pemancar dan penerima. Diperlukan sejumlah frekuensi yang berbeda untuk system komunikasi radio HF yang baik.
Sistem Komunikasi Radio VHF/UHF.
Digunakan untuk penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus, untuk keperluan sendiri oleh badan hukum baik BUMN maupun perusahaan swasta. Sebelum UU No.36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi ditetapkan, istilah yang digunakan adalah Radio Konsesi.
Pada beberapa pita frekuensi, digunakan pula untuk penyelenggaraan telekomunikasi Bergerak Terrestrial seperti Radio Trunking dan Radio Paging yang memiliki wilayah layanan dan alokasi pita frekuensi Eksklusif. Dirjen Postel tidak akan memberikan izin baru untuk izin stasiun radio konsesi / telekomunikasi khusus untuk keperluan sendiri tersebut.
Sistem Komunikasi Radio Microwave Link.

Wednesday, April 15, 2009

IBOC, Solusi Digital Bagi Suatu Radio Modern

Broadcaster di Indonesia khususnya yang menggeluti bisnis radio AM dan FM saat ini nampaknya sudah mulai melihat perlunya meningkatkan fasilitas radio berbasis teknologi digital. Hal itu berkaitan dengan diperolehnya suatu nilai tambah apabila digunakan teknologi digital tersebut. Betapa tidak, hanya dengan menambah investasi beberapa puluh ribu dollar saja, sudah bisa menyandang predikat ”Radio Digital Modern” dengan konsekuensi memperoleh tambahan pundi-pundi income dan dapat semakin meningkatkan kesetiaan pendengarnya. Teknologi in-band on-channel (IBOC) memang memungkinkan suatu radio analog untuk secara smooth dan ”murah” bermigrasi ke digital tanpa harus membongkar tambah sebagian besar perangkat yang sudah diinvestasikannya. Hal ini membuktikan apa yang pernah ditulis Einstein : ”Everything should be made as simple as possible, but not simpler” seakan menjadi kenyataan, radio ternyata dapat menjadi perangkat yang lebih powerful dari sekedar penerima suara biasa. Dan seperti apapun bentuk informasi baik suara, gambar dan data menjadi lebih mudah untuk dipancar kirimkan secara cepat dan akurat dari satu tempat ke tempat lainnya
Beberapa fasilitas yang ditawarkan

IBOC1
Adanya fasilitas Main Program Services (MPS), memungkinkan IBOC melakukan pengiriman signal analog audio, data services dan digital audio berkualitas tinggi kepada penerima radio secara simultan, baik fixed, mobile atau portable melalui band frequency yang sudah dimilikinya. Fasilitas ini tidak membatasi consumer / pendengarnya untuk hanya menerima layanan audio saja, namun juga dapat mengakses segala macam data dari content provider nya. Kelebihan MPS data ini antara lain dapat mendeskripsikan audio segment, dapat memberikan audio catalog yang direkam, dapat memberikan informasi-informasi seperti daftar nomor telepon, daftar web site yang diinginkan, daftar lagu, daftar album, informasi komersial, dsb.
Fasilitas Station Information Services (SIS), memungkinkannya untuk menambahkan layanan informasi seperti station ID (misalnya call sign, station alias/description, unique station ID), identitas untuk setiap layanan service nya, informasi waktu dan built into IBOC yang sangat penting untuk fasilitas scanning dan time synchronisation di masa mendatang.
Disamping itu masih ada fasilitas Advanced Application Service (AAS) yang menawarkan fungsi new services yang tidak terbatas, antara lain On Demand Interactive Audio (ODIA), Reading Services, Traffic Updates, News, Weather, Games, Events dan banyak lagi fasilitas custom services dan advanced services yang bisa ditambahkan.
Implementasi
iboc2
Semua fasilitas tersebut saat ini sudah dapat diimplementasikan dan diintegrasikan dengan perangkat sistem stasiun radio yang sudah ada seperti automation system dan studio to transmitter link (STL) dari beberapa merek seperti Broadcast Electronic (BE), Harris, Nautel, Moseley, dsb.
Ujicoba siaran telah dilakukan sejak tahun 2001, yaitu untuk 6 stasiun pemancar FM dan 4 stasiun pemancar AM khususnya di beberapa kota di Amerika seperti Washington DC, Annapolis MD, Baltimore, New York, Las Vegas, San Francisco, Detroit, Cincinnati, dsb dengan hasil memuaskan dan saat ini sudah mulai digunakan secara komersial khususnya di USA.
Keuntungan

Istilah dalam Teknik Penyiaran (Bagian 3)

Semakin hari, semakin banyak saja perbendaharaan istilah dalam teknik penyiaran, setelah sebelumnya membahas tentang ADC, AES, AFC dan AGC, maka kita kali ini akan membahas tentang analog, aspek rasio, ATSC dan bandwidth.
Analog (Analog)
sebuah sinyal kontinu yang memerlukan waktu untuk membuat transisisi dari satu level ke lainnya. Standar sinyal audio dan video adalah analog. Keduanya dapat di digitized. Video dalam laser disk adalah komposite analog. Audio dapat hadir dalam kedua bentuk analog dan digital. Audio dan video pada DVD telah direkam pada disk dalam domain digital. Dalam british language, kata analogue menunjukkan bahwa yang di bahas adalah audio analog dan bukan video analog.
Aspect Ratio (Aspek Rasio)

aspek rasio
Aspek rasio didefinisikan sebagai bentuk rectangular gambar di televisi. Aspek rasio mencerminkan perbandingan lebar gambar terhadap ketinggian. Dalam standar gambar TV, terminologi yang digunakan oleh kalangan industri, adalah 4 unit Lebar dan 3 unit tinggi, atau 4:3 (dibaca 4 berbanding 3).
Ada lebih dari satu cara untuk menyatakan suatu aspek rasio. Istilah dalam film layar lebar adalah 1,33 kali tinggi. Perbandingan antara 3 dan 4 akan mendapatkan 1,33333 ... itu adalah aspek rasio 1,33:1 (dibaca sebagai 1,33 berbanding1). Karena perbandingan : 1 selalu sama akhirnya untuk mempermudah pengucapan, perbandingan :1 itu dihilangkan. Sehingga ditetapkan 1,33 sebagai aspek rasio, dan tidak disebut sebagai aspek rasio 1,33 : 1.
Sistem dengan menggunakan dua nomor, mungkin awalnya akan lebih mudah untuk menyebutkan 4:3 bukan 1,33:1 atau 1,33 saja. Kemudian penamaan tersebut menjadi sulit untuk digunakan ketika menentukan angka-angka tentang bentuk gambar. Dua buah format layar lebar yang tersedia di US, yang satu 16:9 dan yang satunya lagi 16:10,5. Apabila ditanyakan, manakah yang lebih lebar diantara keduanya? Dengan menggunakan perhitungan desimal, akan lebih mudah untuk menjawabnya. Mana yang lebih luas 1,78:1 atau 1,52:1? 1,78 tentu saja lebih lebar dibandingakan 1,52. Sejak penamaan aspek rasio digunakan, tidak semuanya bisa disebutkan dengan nomor, maka sistem desimal jauh lebih baik untuk digunakan.
Saat ini ada dua aspek rasio yang menjadi standar dalam TV yaitu 1,33 (4:3) dan 1,78 (16:9). Aspek rasio 1,52 yang ditetapkan adalah semacam kompromi dalam peralihan dari satu sistem lain. Mereka merubah gambar geometri untuk mendapatkan hasil yang baik dari aspek rasio 1,33 atau 1,78 untuk muncul di layar 1,52. Dalam dunia DTV kita akan melihat sedikit 1,55 atau 14:9 sebagai pilihan lain sebagai kompromi. Yang dilakukan adalah dengan meng-upconverted aspek rasio 1,33 ke 1,78. Beberapa gambar bagian atas dan bawah dari aspek rasio 1,33 akan terpotong sehingga gambar dapat tampil menjadi lebih luas pada aspek rasio 1,78 . Akan tetapi ada sedikit black bar di kiri dan kanan tepi-tepi gambar.
Jika masa depan televisi menuju layar lebar, adakah aspek rasio yang lebih baik dari yang lain? Aspek rasio 1,33 akan tetap diakomodir untuk beberapa waktu yang akan datang. Resolusi teknologi layar saat ini membuktikan bahwa teknologi 1,78 merupakan batas tertinggi kemampuan kita saat ini. Aspek rasio 1,33 yang dikompromi hanya dapat menggunakan resolusi di bagian tengah layar dan gambar yang lebih luas dari format 1,78 tidak dapat menggunakan resolusi yang tersedia di bagian atas dan bawah layar.
ATSC (Advanced Television Systems Committee)

Tuesday, April 14, 2009

Multimedia

Definisi Multimedia
Istilah multimedia pastinya sudah sering kita dengar. Tapi apakah sebenarnya arti dari multimedia itu sendiri? Tidak jarang yang mengartikan multimedia itu dari asal katanya, yaitu multi yang artinya banyak dan media, berarti media yang banyak. Tapi, kadang masing-masing mempunyai persepsi yang berbeda tentang multimedia. Dalam sebuah situs Scala, dijelaskan bahwa istilah multimedia menguraikan tentang sejumlah teknologi berbeda yang mengijinkan visual dan media audio dikombinasikan untuk kepentingan komunikasi. Aplikasinya meliputi entertaiment, education dan advertising. Multimedia sering mengacu pada teknologi komputer. Yang hampir tiap-tiap Personal Computer mampu menjalankan program-program aplikasi multimedia seperti kelengkapan CD-ROM atau DVD ROM, Sound Card dan Video Card yang tersedia dalam motherboard. Tetapi istilah multimedia tidak hanya sebatas itu saja, terdapat sejumlah peralatan yang merupakan aplikasi multimedia seperti Digital Video Recorder (DVRs), Interactive Television, MP3 Players, Advanced Wireless Devices dan Public Video Displays.
Sejarah Multimedia


multimediaIstilah multimedia telah digunakan sejak tahun 1970-an untuk menjelaskan tentang potongan tertentu/cuplikan film dan slide yang sekarang kemudian disebut multimedia. Dari pertengahan tahun 1980 an hingga akhir tahun 1990 an, arti multimedia yang lazim disebutkan bagi kategori "authoring/pencipta" perangkat lunak/software yang mengijinkan mereka mengembangkan program komputer interaktif. Contoh seperti Apple's HyperCard, Icon AuthorWare, Asymetrix ToolBox dan Scala Multimedia

Sunday, April 12, 2009

Dari Analog Ke Digital

Televisi telah lama diyakini sebagai salah satu media penyiaran suara dan gambar bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya yang paling banyak dipergunakan di seluruh pelosok dunia. Saat ini populasinya jauh lebih banyak dibanding computer, yang biasanya hanya digunakan di kota besar saja. Sekarang ini, keberadaan televisi bukan hanya satu rumah, satu televisi, bahkan sudah menjurus ke satu kamar/ruangan satu tv dan hal itu bukan hanya di keluarga yang penghasilannya besar, bahkan yang penghasilannya sedikit di atas pas-pasan. Hal tersebut terjadi karena, masing-masing pihak individu mempunyai acara favoritnya sendiri, sehingga tidak jarang antara kakak-adik, ibu-bapak, bahkan anak-orangtua saling berantem untuk memperebutkan siaran tv, kalo cuma punya satu tv satu rumah. Hal tersebut membuat pihak kepala keluarga terpaksa membeli minimal 2 tv dalam rumahnya supaya tidak terjadi perebutan. Hal ini berbeda dengan komputer, dimana untuk kalangan menengah ke bawah, cukup punya 1 komputer dan dipakai bergantian. Proses perkembangan televisi memang cukup panjang, namun saat ini teknologi TV Broadcasting telah tampil menjadi sarana penyebaran informasi kepada masyarakat luas bahkan sampai pelosok pedesaan, yang cepat, akurat dan relatif murah biayanya.
Perkembangan televisi didahului dengan penemuan efek photo listrik (photoelectric effect) oleh Joseph May di Irlandia tahun 1873, berupa selenium bars yang disoroti sinar matahari yang dapat menunjukkan variasi perubahan tahanan listrik (electric resistance) akibat perubahan intensitas cahaya (light intensity), memberikan inspirasi bahwa variasi perubahan intensitas cahaya dapat ditransformasikan menjadi signal listrik dan memberi keyakinan kepada para ilmuwan dunia bahwa suatu objek berupa gambar dapat ditransmisikan dari satu tempat ke tempat lainnya.

Penemuan tersebut mengilhami para scientist lainnya di seluruh dunia dengan terus melakukan penelitian berbasis efek photoelectric. Sebut saja George Carey dari Boston USA, pada tahun 1875 dan juga Constantin Senlecq di Perancis tahun 1881