Thursday, November 28, 2013

Aturan TV Digital Batal, Apa Langkah Kominfo?

http://images.detik.com/content/2013/11/25/328/174549_tvdigital.jpgKementerian Kominfo menghormati sepenuhnya Keputusan Mahkamah Agung (MA) terkait pembatalan Peraturan Menkominfo No. 22/2011 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Digital Teresterial Penerimaan Tetap Tidak Berbayar (Free To Air).
Selanjutnya, menurut Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo, Gatot S Dewa Broto dalam siaran pers, Kementerian Kominfo akan menjalankan semua Keputusan MA sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dijelaskan olehnya, implikasi terhadap Keputusan MA tersebut adalah tidak adanya switch-off dari analog ke digital, tidak adanya kelembagaan (Lembaga Penyiaran Penyelenggara Penyiaran Multipleksing), dan tidak adanya zona baru.
"Keputusan MA tidak bersifat retroaktif. Artinya, hasil Seleksi Lembaga Penyiaran Penyelenggara Penyiaran Multipleksing

Monday, November 18, 2013

CEO GoPro Ungkap Perjalanan 'Kamera Ekstrim' Besutannya

http://images.detik.com/content/2013/11/13/1277/182574665dalem.jpgNick Woodman boleh jadi pernah berjualan kamera di van. Ia juga pernah kehilangan uang jutaan dolar untuk memulai sebuah startup yang akhirnya gagal.
Namun kini, semuanya berbeda dan ia boleh tersenyum puas karena produk yang ia racik, telah mendatangkan keuntungan hingga lebih dari USD 500 juta. Nick Woodman tak lain adalah CEO GoPro, kamera yang dikenal lewat kemampuannya mengabadikan petualangan-petualangan ekstrim.
Kamera ini juga ditahbiskan oleh NPD Group dan data penjualan internal perusahaan, sebagai kamera dengan penjualan tercepat di dunia. Bagi penggemar olahraga yang memicu adrenalin, GoPro bukan nama yang asing.
Dalam sebuah wawancaranya dengan CBSNews, Woodman menceritakan bagaimana ia memulai usahanya hingga bisa sesukses sekarang. Woodman menjual GoPro dengan film 35mm pada surfer paska menghabiskan uang sebesar USD 4 juta untuk merintis startup yang berakhir kegagalan.

Mikrofon (Microphone) Pilihan Stasiun Radio

Postingan kali ini membahas tulisan dari Wisnu Riyadi dari KBR68H Jakarta yang dimuat di majalah BroadcastMagz edisi 15 Tahun II yang terbit November – Desember 2012, hampir setahun yang lalu hehehe. Mengingat blog ini free, saya pikir tidak ada salahnya jika tulisan beliau di majalah tersebut diposting di sini, mengingat tidak semua orang bisa menemukan kembali majalah edisi tersebut karena sudah lama.
Seperti yang sudah banyak di ketahui, untuk mendapatkan kualitas suara/vokal yang bagus dimulai dengan karakter vokal penyiar yang bagus dan tentu saja harus didukung dengan penggunaan microphone yang baik dan berkualitas.
Bagi seorang penyiar radio adalah hal yang sangat penting untuk memiliki suara yang jelas, bersih serta terkesan tebal & hangat, karena umumnya pendengar radio itu akan lebih nyaman jika mendengar suara penyiar yang seperti itu. Selain itu, informasi atau kalimat-kalimat yang diucapkan oleh penyiar tersebut akan dapat sepenuhnya dimengerti secara jelas oleh pendengarnya.
Di radio, tidak semua program disiarkan secara live karenanya kebutuhan microphone tidak hanya di dalam studio siar saja, tetapi juga di dalam studio produksi untuk kebutuhan voice recording dan juga untuk kebutuhan reportase. Lalu, seperti apa sih mikrofon yang ideal untuk kebutuhan-kebutuhan tersebut? Berikut ini, spesifikasi dari masing masing kebutuhan. Karena setiap microphone memiliki karakter yang berbeda mulai dari rentang frekuensi, polarisasi, sensitifitas hingga bentuk atau modelnya.
Studio Siar

Thursday, November 14, 2013

Panduan Membeli Mikrofon

Tak terasa ternyata sudah lama saya tidak posting di blog ini, maklumlah di kantor lagi banyak pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan, jadinya ya begini deh hehehehe.
Postingan kali ini juga sebenarnya bukan tulisan baru, karena sebelumnya sudah ditampilkan di Majalah Broadcastmagz Edisi 15 yang terbit November - Desember 2012, jadi sudah lumayan lama juga ya, hampir setahun. Tetapi karena isi tulisannya masih update dan tidak banyak juga yang memiliki Majalah Broadcastmagz, maka tidak ada salahnya jika diposting di blog ini, mudah-mudahan bermanfaat. Ok, cukup sekian pembukaannya, sekarang mulai ke topik pembahasan.
Sebelum membeli sebuah microphone, sebaiknya terlebih dahulu kita melakukan identifikasi untuk apa microphone tersebut nantinya akan digunakan. Apakah untuk acara talkshow/berita, acara musik, drama/sinetron, liputan atau lainnya. Setiap format produksi yang berbeda, biasanya membutuhkan jenis microphone yang berbeda pula. Akan tetapi tidak tertutup kemungkinan didalam suatu proses produksi tidak hanya menggunakan satu jenis microphone saja, tetapi gabungan dari beberapa jenis microphone. Dari hasil identifikasi tersebut, maka kita dapat mengetahui jenis microphone apa yang dibutuhkan. Bila dilihat dari desainnya apakah yang dibutuhkan berupa/berbentuk handheld, clip on, headset ataupun shotgun. Begitupun dari polar patternnya, apakah menggunakan jenis omnidirectional, bi-directional ataukah unidirectional (cardioid, supercardioid, hypercardioid, parabola). Kita juga bisa memilih dari segi transmisinya, apakah wired atau wireless. Selain dari jenis microphone tersebut di atas, kita juga harus mengetahui beberapa istilah yang sering digunakan dalam dunia microphone. Untuk memberikan sedikit gambaran, mari kita lihat spesifikasi dari salah satu handheld mic wireless yang sering digunakan, yaitu Shure SM-58.
Diversity receiver
clip_image002

Sunday, April 14, 2013

Menanti Wujud TV Berkualitas Ultra HD

Inovasi teknologi layar semakin berkembang, termasuk soal ketajaman layar agar memanjakan mata pengguna.
Awal tahun ini, dalam ajang Consumer Electronic Show, diperkenalkan TV dengan kemampuan layar super ultra, 4K TV.
Layar TV ini memiliki resolusi di atas High Definition. Sebelumnya, sudah disebutkan teknologi Ultra HD. Resolusi yang dibawa mencapai 3840 × 2160 piksel.
TV dengan resolusi 4K HD memiliki resolusi vertikal dan horisontal dari format HDTV dengan resolusi 1080 pixel, atau empat kali lebih lebih baik dari ukuran standar 1080 pixel HD.
Seperti apa bayangan TV layar lebar dengan ketajaman yang super ini?

Sunday, February 24, 2013

Kamus Istilah Penyiaran Digital

Cover DepanPerkembangan teknologi senantiasa melahirkan beragam istilah baru dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam dunia penyiaran. Seiring berjalannya waktu, ratusan bahkan ribuan istilah telah bermunculan dalam dunia penyiaran. Sebagian mungkin berupa istilah yang cukup akrab di telinga dan tak perlu dijelaskan lagi. Namun selebihnya, istilah tersebut merupakan istilah baru yang perlu diterangkan. Khususnya, saat dunia penyiaran memasuki era digital.
Dunia penyiaran tak lagi hanya diisi oleh istilah-istilah yang hanya terkait audio, video dan transmisi. Lebih dari itu, dunia penyiaran pun telah bersentuhan lebih akrab dengan teknologi informatika atau internet sehingga keragaman istilah pun lebih terasa.
Buku ini secara garis besar memberi penjelasan lebih dalam dibandingkan definisi pengertian pada umumnya dan untuk istilah-istilah lainnya memberikan beberapa penjelasan yang menyangkut arti dan pemakaiannya. Isi buku ini tidak menggunakan pendekatan seperti yang ada pada buku teks. Dengan kemasan tersebut, diharapkan pembaca bisa tahu dan lebih memahami.

Wednesday, February 6, 2013

Canon Soal 'Gairah' Kamera ILC & Pentingnya Pasar Asia

Tren di bisnis fotografi dibeberkan jajaran petinggi Canon di markas besarnya. Di satu sisi, raksasa kamera tersebut mengakui bahwa terjadi kelesuan di pasar kamera saku (compact). Namun di sisi lain, minat konsumen akan kamera digital Interchangeable Lens (ILC) terus tumbuh.
Tatsuo Yoshioka, Senior General Manager ICP Startegic Management Planning Center, ICPO Canon Inc. mengatakan bahwa permintaan kamera ILC sudah terlihat gairahnya di antara tahun 2011-2012, yakni adanya peningkatan sebesar 10%. Adapun ILC ini selain DSLR juga termasuk kamera kategori mirorrless.
Seperti diberitakan sebelumnya, hal ini berlawanan dengan situasi yang harus dihadapi oleh compact camera yang penjualannya menurun 10% dalam periode yang sama.
Canon pun turut mengeluarkan prediksinya untuk beberapa tahun ke depan. Mereka percaya bahwa pertumbuhan market kamera digital ILC akan bertumbuh sebesar 10% bahkan lebih, baik di emerging dan developed market dari tahun 2012 hingga tahun 2015 mendatang.
Menghadapi persaingan yang sengit di antara rival-rivalnya seperti Sony dan Nikon, Canon memiliki kiat sendiri untuk tetap menjadi pemimpin di pasar kamera. Alih-alih bertarung di jumlah megapiksel, Canon lebih mengutamakan perpaduan antara lensa, image processor dan imaging processor yang menjadi 3 kunci penting dalam menghasilkan foto berkualitas tinggi.
Di tahun 2012 ini, raksasa kamera tersebut menaruh harapan tinggi pada produk flagship mereka yakni EOS 5D Mark III, EOS 6D, EOS M, PowerShot N dan lensa EF 24-70mm f/4L IS USM.
Pentingnya Pasar Asia

Kamera Sinema EOS Canon Ciptakan Market Baru

Tahun 2011 Canon menerjunkan produk perdana di jajaran kamera sinema EOSnya. Dengan peluncurkan kamera C300 dan dilanjutkan dengan beberapa model di tahun selanjutnya, Canon menyebutkan pihaknya telah membuat pasar baru.
Dikatakan oleh Hiroo Edakubo selaku Advisory Director Group Executive ICP Group 4 Canon Inc. perhatian pengguna kamera sinema kini telah mengalami perubahan.
"Di Jepang, untuk acara-acara pernikahan, perhatiannya kini beralih ke kamera bersensor besar. Cinema EOS System ini menciptakan market baru," tukasnya saat berada di kantor pusat Canon, Shimomaruko, Jepang.

Tuesday, February 5, 2013

Melongok Pabrik Canon yang 'Super Steril'

Dari airport lokal Haneda di Tokyo, dibutuhkan waktu 1 jam penerbangan untuk sampai ke Oita. Jauh dari hingar bingar khas kota besar, di sinilah berdiri 'mother factory' Canon, tempat lahirnya jajaran produk ternama mereka, termasuk kamera DSLR.
Dari bandara lokal di Oita untuk sampai ke Oita Perfecture di Kyushu menggunakan bus yang telah disediakan. Suasana pedesaan mengawal perjalanan.
Oita sendiri menjadi 'rumah' bagi banyak perusahaan besar Jepang untuk mendirikan pabriknya, termasuk produsen-produsen mobil seperti Daihatsu dan lain-lain.
Perjalanan memakan waktu hampir 1,5 jam. Oita Canon Inc. menempati area seluas 126.000 meter persegi di mana dikelilingi dengan banyak pohon untuk menjaga lingkungan.
Pabrik ini berdiri sejak tahun 1982 dan kini menampung sebanyak 3.300 pekerja. Para karyawan dibagi menjadi dua, 50% berada di manufacturing dan 50% lagi proses assembly.
Pabrik ini bertanggung jawab terhadap camera assembly, print & mounting dan lens processing lewat kolaborasinya dengan Canon Inc.
Para karyawan tengah sibuk menggarap beberapa produk highlight Canon di tahun 2013, yakni EOS 5D Mark III, EOS 6D dan EOS M. Di proses assembly kamera ini, 15 tahapan proses produksi, dari

Monday, January 21, 2013

Sederet Action Camera Pesaing GoPro

Di ajang Consumer Electronic Show 2013 yang dilaksanakan beberapa waktu lalu, terlihat banyak sekali produsen yang memamerkan kamera kecil dan tangguh sebagai produk andalannya.
Hal ini tentu saja memeriahkan persaingan di kategori yang didominasi oleh merk GoPro. Kecil, tangguh, bisa dipasangkan di helm atau sepeda dengan bantuan mount, serta menawarkan sudut pandang yang unik seperti fish eye adalah beberapa penawaran yang diberikan kamera yang akrab dengan penggemar olahraga ekstrim ini.
Saat ajang CES 2013 berlangsung, berbagai perusahaan dari sejumlah negara berusaha untuk merebut perhatian dengan menawarkan alternatif dari kamera GoPro. Apa saja?

Thursday, January 3, 2013

Tips Menggunakan Microphone

Tips ini sebelumnya juga pernah dimuat di Majalah BroadcastMagz edisi no 15 bulan November-Desember 2012
-  Banyak mic directional memiliki respon bass yang lebih tinggi ketika capsule mic didekatkan kepada sumber suara. Fenomena ini dikenal sebagai efek proximity. Efek ini mulai terdengar bila mic mulai didekatkan dengan jarak hingga 30 cm. untuk mengkompensasi hal ini, dapat digunakan filter roll-off untuk menetralkan respon bass. Switch untuk mengaktifkan filter ini biasa terdapat pada badan mic. Cara lainnya untuk menghilangkan efek froximity adalah dengan memilih mic yang memiliki respon omnidirectional.
-  Untuk proses produksi drama dimana keberadaan mic tidak terlihat di kamera, dianjurkan untuk menggunakan shotgun mic karena dengan sifatnya yang sangat direksional, bisa digunakan 10 meter dari kamera. Tetapi, karena sifatnya yang direksional, shotgun mic harus selalu diarahkan dan dimonitor dengan benar.
- Untuk membantu mengarahkan microphone ke sumber suara, maka shotgun mic bisa dipasang di fishpole atau bisa juga di boom stand. Untuk jangkauan area yang lebih luas, sehingga tidak dimungkinkannya menggunakan boom, maka mic dapat digantung di grid lampu di atas lokasi. Untuk pemasangan ini, harus dicek ketika lampu dinyalakan, jangan sampai bayangan mic mengganggu.
- Bila ada dua atau lebih mic yang sedang menyala, terkadang diantara mereka bisa menangkap sumber suara yang sama akan tetapi pada waktu yang berbeda. Sehingga masing-masing mic menghasilkan sinyal yang berbeda fase dan pada sudut yang berbeda pula sehingga dapat saling menghilangkan, peristiwa ini disebut phase cancellation. Untuk mengurangi efek tersebut maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yaitu :
a.Tempatkan masing-masing microphone sedekat mungkin sumber suara