Sunday, March 29, 2009

Black Burst atau Reference Sync atau Genlock

Di zamannya TVRI, beberapa kali kita, walau cuma beberapa detik. disuguhkan acara dimana gambarnya kepotong di tengah, waktu itu kita tidak tahu kenapa bisa begitu, tahunya adalah kesalahan teknis. Di zaman sekarang ini, masih ada juga (walaupun sudah sangat jarang) kejadian seperti itu, dimana, tiba-tiba gambarnya di tengah, dan perlahan-lahan naik atau turun sebelum kembali ke frame semula, mungkin karena sudah dibenerin? Sebenarnya, mengapa hal itu bisa terjadi? Di kalangan broadcast engineer, biasanya langsung menduga bahwa hal itu terjadi karena genlocknya hilang (genlocknya gak ada) sehingga gambarnya tidak sync. Ada beberapa penyebutan untuk genlock tersebut, ada yang bilang sync , black burst atau sync reference sebenarnya makhluk apakah itu?

Di dalam operasional studio televisi dan utamanya untuk signal video, maka tv synchronizing pulse atau genlock atau sync atau black burst atau sync reference sangat berperan menyerempakkan beberapa signal video dari berbagai sumber. Untuk selanjutnya semua kata tersebut disingkat dengan sync saja.
Sync ini diproduksi oleh alat (self contain) atau bagian alat (di dalam alat lain) yang disebut TV SPG. Signal yang dihasilkan TV SPG utamanya beberapa pulsa dan opsinya beberapa video test signal. Spesifikasi Teknik pulsa-pulsa sync (standard PAL yang dipakai di Indonesia) adalah sebagai berikut :
No
Nama Pulsa
Lebar Pulsa
Periode Pulsa (Pulsa Repeation Rate/Duration/Frekuensi
1 Horizontal Sync, H sync 4,7 µs 64 µs atau 1H atau 15625 Hz
2 Vertical Sync, V sync 2,5 H 20 ms disebut 1 V atau 50 Hz
3 Equalizing, Eq 2,35 µs 32 µs
4 Horisontal Blanking, H bl 12 µs 64 µs
5 Vertical Blanking, V bl 25 H 20 ms
6 Colour Subcarrier (sinusoida), Fsc 225 ns atau 4,433 MHz
Bila SYNC berisi lengkap (6 bag) itu, maka disebut : COMPOSITE SYNC.

Tuesday, March 24, 2009

Sekilas Perkembangan Siaran TV

Sebelum lebih jauh melirik sekilas pada sejarah perkembangan siaran TV, ada baiknya kita menyegarkan sejenak memori kita pada istilah “broadcast” dan konsep siaran TV. Istilah “broadcast” berarti mengirimkan/menyiarkan ke seluruh penjuru. Antena pemancar memancarkan gelombang radio elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh antena penerima. Pemancar TV mempunyai 2 fungsi, yaitu memancarkan informasi suara (aural) dan memancarkan informasi gambar (visual).
Sebenarnya konsep siaran TV merupakan perluasan metoda penyiaran program hiburan dan berita lainnya. Seperti halnya media suara pada konsep siaran radio, maka pada konsep TV ditambahkan visualisasi atau gambar. Kemampuan pesawat TV dalam mereproduksi gambar, tulisan, grafik dan informasi visual membuatnya tidak hanya digunakan untuk kepentingan hiburan dan informasi saja tapi juga untuk kepentingan komersial.

fcc
Kini beralih pada perkembangan siaran TV. Sejalan dengan perkembangan teknologi pada pesawat penerima siaran TV, maka berkembang pula siaran TV. Awalnya hanya dikenal pesawat TV berlayar monochrome (hitam-putih), namun kemudian berkembanglah TV berwarna. Siaran TV dimulai pada tahun 1945, sejak Federal Communications Commission (FCC) menyetujui pengunaan kanal VHF 2 – 13. Ketika pertama kali disiarkan, TV menggunakan kanal 1 pada frekuensi 44 – 50 MHz. Namun, karena adanya masalah interferensi, kanal 1 tidak lagi digunakan untuk siaran TV, tetapi untuk tujuan lain, yaitu untuk pelayanan radio bergerak (mobile radio).

Monday, March 23, 2009

Istilah Dalam Teknik Penyiaran (Bagian 2)

Setelah sebelumnya membahas tentang istilah A/B Loop (A/B repeat), ACC ( Automatic Color Correction) dan ADC (Analog to Digital Converter), maka kali ini akan membahas tentang AES (Audio Engineer Society), AFC (Automatic Frequency Control) dan AGC (Automatic Gain controller)
AES (Audio Engineer Society)
AESKetika kita akan menghubungkan kabel audio antara satu alat dengan peralatan lain misal antar VTR digital, kita sering membaca istilah analog, SDI dan AES, sebenarnya apakah AES itu? AES adalah format compresi audio digital yang direkomendasiin oleh suatu badan yang bernama AES itu sendiri. AES (Audio Engineer Society) adalah satu-satunya perkumpulan kalangan profesional yang ditujukan khusus untuk teknologi audio. AES melayani para anggotanya, industri dan masyarakat dengan merangsang dan memfasilitasi kemajuan di bidang audio. Dengan mendorong dan menyebarkan pengembangan terbaru melalui rapat teknis tahunan dan pameran peralatan profesional, dan melalui Journal of the Audio Engineering Society, arsip publikasi profesional dalam industri audio.

AFC (Automatic Frequency Control)
afcsch AFC (Automatic Frequency Control) adalah Sirkuit yang secara otomatis menyimpan osilator pada frekuensi. Ketika hadir di radio atau televisi, AFC control biasanya berlaku pada saluran radio dan TV bagian tuning. Dia membuat tuner terkunci ke saluran yang dipilih. Ia juga diberi label AFT untuk Automatic Fine Tuning. Perangkat modern dengan digital tuning biasanya built-in dengan AFC, tanpa ada pilihan untuk on atau off. pilihannya hanya auto atau manual. Dalam keadaan normal fungsi selalu menyala. Hal itu untuk memudahkan pengguna mencari channel yang diinginkan dan menyimpannya, sehingga suatu saat nanti, apabila ingin melihat/mendengar channel yang diinginkan tinggal pijit angka atau +/- pada program.
AGC (Automatic Gain Control)

Sunday, March 22, 2009

Istilah Dalam Teknik Penyiaran (Bagian 1)

A / B Repeat atau A / B Loop

Istilah ini digunakan ketika kita terus mengulang bagian dari sebuah program. Pengaturan A / B repeat merupakan kemampuan untuk memilih titik awal dan akhir dalam program dan ketika sampai pada titik akhir, akan kembali ke titik awal. Aturan dimana batas ditetapkan oleh media atau video player. Asalkan hardware dan software mengijinkannya, program materi pada hard drive komputer mudah dimasukkan ke dalam sebuah A / B Loop. Banyak VTR dan DVD player memiliki kemampuan pengaturan seperti ini.

ACC (Automatic Color Correction)

acc

Sesuai dengan namanya, maka sirkuit ini digunakan untuk mengkoreksi warna secara otomatis. Sirkuit ini banyak ditemukan di perangkat untuk mengimbangi masalah "Never Twice the Same Color" yang ditemukan dalam kualitas siaran. Dia merubah saturasi warna sebagus jenis warna. Dalam kebanyakan alat dimana terdapat sirkuit ACC, maka fungsi tersebut tidak dapat dimatikan.

A / D (Analog ke Digital) Converter

ad converter

Banyak informasi gambar dan suara yang diperoleh di domain analog dan kemudian diteruskan, diproses atau disimpan dalam domain digital sehingga ada kebutuhan untuk mengubah informasi analog ke digital. Proses ini berlangsung pada sebuah A / D converter. Sinyal analog adalah sampel secara berkala. Digital word dibuat untuk setiap sampel yang mencerminkan nilai analog sinyal pada saat sampel. Jika jumlah bit per sampel dan jumlah sampel yang cukup tinggi, representasi digital dari sinyal juga berkualitas tinggi.

Thursday, March 19, 2009

Sejarah ITU (International telecommunication Union) Bagian 2

itu Pada tahun 1947, setelah perang dunia ke II sebuah konferensi diadakan di Atlantic City dengan tujuan membangun dan me-modernisasi organisasi tersebut.
Dibawah suatu persetujuan dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations), ITU menjadi bagian dari UN pada tanggal 15 Oktober 1947 dan selanjutnya pada tahun 1948 markas di kota Bern dipindahkan ke Genewa, Swiss.

ifrbPada saat yang sama, the International Frequency Registration Board (IFRB) dibentuk untuk meng-koordinasi tugas melakukan pemetaan spektrum radio dan dan tabel alokasi frekwensi yang diperkenalkan pada tahun 1912 dan diumumkan secara luas penggunaannya.
Dalam tahun 1956, CCIT dan CCIF digabung dengan nama CCITT (International Telephone and Telegraph Consultative Committe) dalam rangka menjawab perkembangan ke dua jenis komunikasi ini.
Tahun berikut nya telah ditandai dengan peluncuran satelit Sputnik-1, sebagai permulaan awal zaman ruang angkasa. Tahun 1963, dimulai peluncuran geostationary satelit komunikasi yang pertama yaitu Syncom-1, telah mamasuki garis edar seperti yang diusulkan oleh penulis Arthur C Clarke (1945) dan satelit tersebut digunakan untuk transmisi informasi.
Dalam rangka pertemuan yang membahas tantangan sistem komunikasi ruang angkasa ke depan, tahun 1959 CCIR membuat study group yang bertanggung jawab untuk mempelajari radio komunikasi berbasis ruang angkasa.
Sebagai tambahan, suatu konferensi luar biasa untuk komunikasi luar angkasa dilaksanakan di Genewa dengan tujuan meng-alokasikan frekwensi kepada berbagai jasa ruang angkasa. Konferensi selanjutnya di buat alokasi dan peraturan yang mengatur penggunaan satelit baik frekwensi serta slot pada satelit. Tahun 1992, alokasi sudah dibuat untuk pertama kali untuk melayani kebutuhan semacam jasa yang menggunakan satelit non-geostationary, yang dikenal dengan nama GMPCS (Global Mobile Personal Communications by Satellite). Pada tahun yang sama, spektrum telah di identifikasi untuk IMT-2000, suatu teknologi yang dibangun oleh ITU untuk standar global pada telephone digital bergerak. Tiba saat implementasi awal secara komersial pada penghujung millenium baru ini, IMT-2000 akan menyelaraskan mobile system yang beragam digunakan di seluruh dunia serta meletakkan landasan baru untuk peralatan high speed wireless yang dapat menangani suara, data dan koneksi ke jasa online seperti internet.
Pada tahun 1989, dalam suatu konferensi dibentuk sebuah badan baru dengan nama Telecommunication Development Bureau (BDT) yang bertugas memperluas pengembangan bidang telekomunikasi di dunia.
Dengan meningkatnya arus globalisasi serta liberalisasi terutama dalam bidang telekomunikasi, konferensi tersebut melakukan re-evaluasi terhadap struktur, operasional, metode serta sumber daya yang dialokasikan guna mencapai hasil yang objektif.
Konferensi juga menetapkan panitia yang terdiri dari para pakar dalam bidang telekomunikasi untuk membuat dan merekomendasikan perubahan sesuai dengan kebutuhan anggota ITU.
Di tahun 1992, dalam sebuah konferensi lanjutan yang dikenal dengan nama Additional Plenipotentiary Conference di Geneva, secara dramatis dilakukan perubahan menyeluruh organisasi ITU dengan tujuan memberi fleksibilitas lebih besar untuk menyesuaikan dengan perkembangan kemajuan teknologi terutama bidang telekomunikasi yang begitu komplek, interaktif dan kompetitif.
Sebagai hasil dari re-organisasi tersebut, ITU dibagi dalam 3 bagian yang bertanggung jawab atas masing-masing bidang. Bagian tersebut adalah
1. Telecommunication Standardization (ITU-T),
2. Radiocommunication (ITU-R),
3. Telecommunication Development (ITU-D).

Wednesday, March 18, 2009

Sejarah ITU [International Telecommunication Union](bagian 1)

Pada tulisan kali ini akan dipaparkan sejarah dari sebuah badan organisasi dunia yang mengatur tentang telekomunikasi. Tulisan ini akan dibagi ke dalam 2 bagian. Yaitu sebelum dan sesudah perang dunia ke dua (PD 2).
ituPada 24 Mei 1844, Samuel Morse mengirim pesan publik pertamanya di atas suatu garis telegraf antara Washington dan Baltimore, dan melalui tindakan sederhana ini, dimulailah zaman telekomunikasi .
Hampir sepuluh tahun kemudian, telegrafi tersedia sebagai jasa layanan kepada khalayak ramai. Pada jaman itu, telegraf masih belum menyeberang perbatasan internasional. Sebab masing-masing negara menggunakan suatu sistem berbeda, pesan yang telah sampai, harus ditulis dan dijelaskan, diterjemahkan dan diserahkan pada perbatasan, kemudian di re-transmitted atas jaringan telegraf negara yang bertetangga.

Dengan kondisi seperti itu, banyak negara-negara yang ingin secepatnya memutuskan untuk menetapkan pengaturan yang akan memudahkan interkoneksi antara jaringan nasional mereka dengan negara lain walaupun tetap dibutuhkan regulasi regional dalam suatu negara.
Perluasan jaringan telegraf yang begitu cepat membuat sekitar 20 negara di Eropa untuk bertemu dan membangun framework perjanjian interkon eksi antar negara tersebut. Dan pada saat yang sama, sebuah group memutuskan aturan tentang standarisasi peralatan telekomunikasi guna memudahkan interkoneksi internasional, menyeragamkan intruksi2 serta menetapkan sistem akuntansi serta tarif layanan internasional.
Pada 17 Mei 1865, setelah dua setengah bulan dilakukan negosiasi yang cukup sulit, Konvensi Telegraf Internasional pertama telah ditandatangani di Paris oleh 20 anggota, dan The Internasional Telegraph Union (ITU) telah dibentuk guna memudahkan pengaturan dan penetapan dalam bidang telekomunikasi.
Setelah telephone di-paten-kan pada tahun 1876 dan perluasan jaringan penggunaannya, ITU pada tahun 1885 memulai persiapan perundang-undangan international mengenai telephone. Dengan penemuan telephone tanpa kawat pada tahun 1896 dengan type radio komunikasi, dan memanfaatkan penemuan baru ini untuk keperluan komunikasi di laut serta penggunaan lainnya maka pada tahun 1903 diadakan studi mengenai komunikasi radio telegraph. Selanjutnya pada tahun 1906 diadakan konferensi pertama dengan nama International Radiotelegraph Conference yang diadakan di kota Berlin.
Hasil dari konferensi tersebut adalah pengaturan pertama tentang komunikasi radio yang seterusnya disempurnakan hingga dikenal dengan Radio Regulations.
Pada tahun 1920, dimulai dengan sebuah penyiaran suara oleh perusahaan Marconi Corp, dan pada tahun 1927 CCIR (the International Radio Consultative Committee)

Tuesday, March 17, 2009

DVB-H (Digital Video Broadcast - Handheld)

dvb_hSingkatan-singkatan seperti DVB-S untuk layanan Satelit, DVB-C untuk layanan Kabel dan DVB-T untuk Terestrial pastinya sudah cukup familiar bagi kalangan engineer yang bekerja pada penyiaran televisi. Akan tetapi masih ada yang belum pernah mendengar istilah DVB-H.
Sistem transmisi pada penyiaran TV terestrial (DVB-T) dianggap cukup baik sebagai sistem penyiaran dengan target penerima pada rumah-rumah, kantor-kantor, mobil dan sebagainya. DVB-T sangat cocok untuk penerimaan pada perangkat-perangkat bergerak, meskipun penerima tersebut bergerak dengan kecepatan tinggi, misalnya sampai 170 km/jam. Namun jika perangkat penerima tersebut dioperasikan dengan baterai, menggunakan antena tunggal pada jaringan luas berfrekuensi tunggal dan perangkat penerima tersebut bergerak dengan kecepatan tinggi, maka pilihannya jatuh pada DVB-H. DVB-H didasarkan pada standar DVB-T yang sudah ada dan dimaksudkan untuk mendukung penerimaan layanan penyiaran pada terminla-terminal kecil / handheld yang biasanya bergerak. Misalnya perangkat handheld seperti mobile phone yang berada di dalam gedung, mobil atau bahkan kereta api berkecepatan tinggi.

dvb-h.2
Ide DVB-H sebenarnya sudah ada sejak tahun 2000 ketika sekelompok kecil ilmuwan mempelajari kemungkinan apakah ada yang harus dirubah pada DVB-T jika teknologi ini ingin diterapkan pada penerima handheld. Pada tahun 2002, sebuah modul komersial dari DVB menetapkan kebutuhan komersil untuk skenario layanan baru ini. Selanjutnya dibentuk group ad-hoc untuk menentukan spesifikasi teknis yang diperlukan.
Tugas pertama dari group ini adalah mengevaluasi apakah DVB-T dapat mendukung layanan baru ini tanpa harus dimodifikasi. Kesimpulannya, DVB-T memiliki performance yang sangat baik dalam banyak aspek dan secara keseluruhan dapat mendukung layanan ini. Namun pada perangkat-perangkat yang dioperasikan dengan baterai, layanan tidak sepenuhnya dapat diberikan. Itulah sebabnya dibutuhkan modifikasi pada DVB-T sehingga DVB merilis apa yang mereka sebut "a call for technology" - mengundang para ilmuwan untuk meneliti dan mencari solusi terbaik pada masalah yang dihadapi - pada januari 2003. Hasil penelitian tentang DVB-H ini kemudian dievaluasi pada akhir 2003.
dvb-h3
Standar DVB-H yang baru, tanpa merubah dan mengganggu standar DVB-T untuk penerimaan pada perangkat stasioner, memberikan kesempatan bisnis baru bagi beragam perusahaan, mulai dari operator-operator penyiaran dan selluler maupun bagi manufaktur-manufaktur chip dan produsen-produsen perangkat handheld-nya. Bagi operator penyiaran, teknologi baru ini menjadi kendaraan baru untuk menggaet lebih banyak penonton, selagi penonton tersebut berpindah-pindah. Bagi operator selluler, teknologi ini menawarkan cara yang lebih efisien untuk pengiriman beragam konten multimedia.

Monday, March 16, 2009

Digital TV: Sampling Process

Televisi konvensional analog mengirimkan gambar secara terus-menerus, 625 garis per-frame, 25 frame per detik, meskipun gambar yang dikirimkan tersebut adalah gambar diam. Sementara pada televisi digital, gambar dibagi-bagi kedalam segmen-segmen yg berisi elemen-elemen gambar terkecil yang disebut pixel. Pixel tersebut terbentuk dari bitstream yang mengandung informasi tentang posisi koordinat pixel pada gambar, serta level luminance dan chrominance-nya.
Segmentasi sebuah tayangan dimulai dari sebuah sample block (pixel block) berupa matrix titik 8x8, yang mempunyai reference value dalam bentuk time domain. Bentuk time domain yang sangat informatif ini menyatakan informasi level luminance dan chrominance setiap pixel (64 pixel). Sample block ini mempresentasikan area dari sebuah tayangan. Penerima televisi digital melakukan decoding pixel demi pixel dari digital message ini untuk membentuk kembali frame lengkap dengan hasil yang mendekati sempurna.

Televisi berwarna mencampur tiga warna dasar RGB (Red, Green, Blue) dengan porsi tertentu untuk menghasilkan warna-warna lain bagi mata manusia, dengan informasi luminance Y :
Y = 0.3 ER + 0.59 EG + 0.11 EB
Menimbang substansi pad sinyal televisi analog, konversi ke tv digital dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
- Composite coding
Digitalisasi sinyal video analog composite dengan sub-nyquist sampling, akan dihasilkan bitstream yang masih mengandung sifat-sifat sinyal input dimana tetap terdapat pengulangan (sequence) dari field tayangan.
- Component coding

Sunday, March 15, 2009

Proxy Video

Proxy Video adalah bentuk dari metadata, yang dibangun dari arsip-arsip video dengan resolusi sangat rendah dan di-compress­ sekecil-kecilnya dimana file tersebut sebagai mirror dari file video dengan resolusi tinggi (original master digital recording). Karena Proxy AV memiliki timecode yang sinkron terhadap aslinya, sementara ukurannya lebih kecil (karena resolusinya) maka Proxy AV ini akan memudahkan proses editing, scripting dan viewing dari jarak jauh via jaringan TCP/IP.
proxy video
Penerapannya menjadi semakin luar biasa pada berita televisi, karena akan sangat menghemat waktu untuk mengedit proxy AV-nya terlebih dahulu sebelum dieksekusi secara otomatis pada database videonya (menerapkan konsep offline editing). Editing dapat dilakukan dengan non-linear editor pada komputer portabel. Penggunaan proxy merupakan alternatif praktis untuk pengiriman kaset video maupun untuk penjadwalan satellite feeds dari remote location.

Proxy video ini akan mengubah cara kerja yang umum pada produksi televisi. Editor akan dapat bekerja dari mana pun, kemudian mengirimkan hasil offline editingnya untuk dieksekusi pada high-res video server di kantor pusat. Sensor oleh pihak yang berwenang dapat dilakukan dengan lebih praktis dan cepat. Proses translasi dan subtitling akan menjadi pekerjaan ibu-ibu rumah tangga di rumah rumah, dan banyak lagi yang mungkin akan berubah.

Friday, March 13, 2009

Perbandingan Sistem Standar Digital (8VSB vs COFDM vs Segmented OFDM)

Berikut ini saya tampilkan tulisan dari saudara Hwe Dong pada milis AEBI.
Tidak diragukan lagi bahwa pergeseran ke arah televisi digital merupakan sesuatu yang harus terjadi. Seperti yang kita ketahui bersama, terdapat tiga standard yang berbeda yang digunakan diseluruh dunia untuk system DTTB (Digital Terestrial Television Broadcasting). DTV (ATSC) dikembangkan dan digunakan di USA, Canada, Korea Selatan dan beberapa negara lain. DVB-T di Eropa, Australia dan Singapura, dan ISDB-T di Jepang.
small_8Vsb Board Standard DTV (ATSC) didasarkan pada metode komunikasi single carrier sementara DVB-T dan ISDB-T mengembangkan metode multi carrier. Standar ATSC sempat mendapat penolakan dari beberapa broadcaster di USA karena kelemahannya dalam hal performance yang buruk pada lingkungan yang padat dengan interferensi multipath (misalnya pada kebanyakan daerah perkotaan) yang dikhawatirkan akan mengganggu area layanan NTSC yang sudah eksis. Meski demikian, perkembangan teknologi penerima diharapkan dapat menangani interferensi multipath ini. Alasan lain adalah ketidaksesuaian dengan aplikasi portabel dan bergerak. 8-VSB yang digunakan oleh ATSC tidak mendukung aplikasi pada penerima portabel dan bergerak. Meski demikian, ATSC dengan 8-VSB-nya memiliki kelebihan dalam hal performance rasio carrier-to-noise (C/N) yang lebih baik, data rate lebih besar, konsumsi daya lebih kecil untuk area cakupan yang sama, dan ketahanan terhadap noise impulse.

COFDM
COFDM yang digunakan dalam DVB-T

Wednesday, March 11, 2009

Indonesia Serba Digital Pada 2015

Jakarta (ANTARA News) - Indonesia paling lambat pada tahun 2015 akan serba digital untuk seluruh perangkat elekronik termasuk televisi.
"Pada 2015-2016 Indonesia diharapkan sudah 'totally digital'," kata Direktur Jenderal SKDI (Sistem Komunikasi dan Diseminasi Informasi) Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo), Freddy H. Tulung, di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan, pada 2015-2016 peralatan analog diperkirakan mulai ditinggalkan karena umurnya semakin tua dan tidak diproduksi lagi.
"Kami bahkan mengharapkan lebih cepat dari itu karena setiap tahun kami ada evaluasi tahunan yang mengupayakan agar 'totally switch off analog' dengan digital," katanya.

Freddy mengemukakan terdapat tiga tahap untuk program digitalisasi seluruh peralatan di Indonesia.
Sepanjang 2008 lalu pihaknya mengalokasikan waktu untuk sosialisasi peralatan digital.
Pada 2009-2010 pihaknya mulai melakukan uji coba dan terus menyosialisasikan pada kawasan yang lebih luas.
"Secara bertahap kami juga mulai menerbitkan izin-izin digital dan menghentikan untuk wilayah tertentu izin analog," katanya.
Pada periode 2012-2015, pihaknya akan memperlebar jangkauan digital untuk berbagai wilayah tidak hanya di kota-kota besar tetapi juga kota sedang dan kota kecil.
Maret 2009 ini misalnya, siaran televisi digital sudah mulai dapat disaksikan oleh masyarakat di Jabodetabek pada tahap awal.
Siaran televisi digital atau penyiaran digital merupakan jenis siaran televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio, dan data ke pesawat televisi.
Televisi digital dikembangkan karena perubahan lingkungan eksternal, yaitu pasar TV analog sudah jenuh dan karena adanya kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel.
Selain itu, faktor penyebab yang lain adalah adanya perkembangan teknologi terutama pemrosesan sinyal digital, teknologi transmisi digital, teknologi semukonduktor, serta teknologi peralatan yang beresolusi tinggi.(*)

Monday, March 9, 2009

White Balance

Dalam dunia fotografi, white balance sebenarnya digunakan untuk menormalisasi warna yang ditangkap di atas film yang seringkali tidak alami karena faktor-faktor tertentu, misalnya cahaya atau faktor lain. Contohnya, ketika sinar matahari memasuki kedalaman di bawah air, secara perlahan-lahan warna-warna akan menghilang di kedalaman tertentu. Warna merah akan menghilang di kedalaman 5 meter, warna kuning di kedalaman 10 meter, sampai akhirnya warna biru dan hijau saja yang tersisa di atas kedalaman 18 meter [Majalah Behind the Screen Vol2 #11 | September 2006]. Untuk mengembalikan warna tersebut, digunakan filter white balance pada kamera manual, atau manual white balance setting untuk kamera digital yang tidak mendukung pemasangan filter.
Akan tetapi selain digunakan untuk mengembalikan warna yang hilang, seringkali white balance dimanfaatkan untuk memberi efek visual pada foto. Misalnya filter CPL untuk mempertajam warna biru, filter Sephia untuk memberikan efek kusam seperti foto-foto jadoel.

Pada kamera digital — dari yang paling murah (baca: poket) sampai yang paling mahal –, paling tidak ada beberapa settingan khusus untuk pengaturan white balance antara lain:
  • Auto White Balance
    Settingan ini adalah settingan otomatis. Fotografer mempercayakan sepenuhnya kepada kehebatan si kamera dan biasanya kamera akan mencari settingan white balance yang paling natural, sama seperti aslinya.
  • Cloudy
    Settingan ini biasanya digunakan untuk menambah dan memperkuat warna kuning kecokelatan. Jika diterapkan pada gambar matahari senja atau pagi ketika matahari menyingsing, warna yang akan didapatkan akan jauh lebih artistik.
  • Day Light
    Seperti namanya, settingan ini akan menormalisasi gambar yang berada pada lighting yang berlebihan seperti misalnya dalam kondisi outdoor yang bermandikan cahaya matahari. Warna yang diperkuat juga kuning kecokelatan namun penguatannya tidak sekuat settingan cloudy.
  • Tungsten
    Tungsten digunakan untuk menormalisasi gambar yang berada di bawah lampu tungsten. Jika digunakan dalam lingkungan yang normal, maka efek yang dihasilkan menjadi kebiru-biruan. Tidak seperti filter CPL yang membirukan warna biru, tungsten akan membuat keseluruhan gambar menjadi mayoritas berwarna biru.
  • Fluorescent
    Settingan ini digunakan untuk menormalisasi gambar yang berada di bawah lampu fluorescent atau yang lebih umum disebut neon warna putih atau lampu TL. Lampu TL adalah salah satu lampu yang paling tidak artistik, karena terlalu banyak menyemprotkan warna putih dan memudarkan warna yang lain. Untuk membuatnya lebih natural, bisa dipakai filter fluorescent ini.
Selain itu, kamera digital masih memiliki satu settingan white balance, yaitu manual white balance. Semua tugas pengaturan white balance diserahkan kepada si fotografer. Caranya dengan mengarahkan sensor white balance ke warna tertentu. Tindakan ini seperti kita memberitahu si kamera, “Eh kamera, ini lho yang kumaksud dengan warna putih itu!”. Untuk mendapatkan efek paling natural, tentu saja kita harus mengarahkan sensor kepada warna putih. Tetapi kita bisa saja mengarahkan sensor ke warna yang tidak selalu putih untuk mendapatkan berbagai macam filter dan efek artistik tertentu.
Berikut ini beberapa efek manual white balance jika diarahkan ke warna-warna tertentu.
  • Putih: Efek yang didapatkan natural, sama seperti aslinya.
  • Biru: Efek yang didapatkan adalah cokelat tua yang diperkuat dengan tajam seperti warna yang terbakar. Mirip dengan filter sephia tetapi tidak kusam.
  • Cokelat: Akan mendapatkan hasil dengan warna kebiru-biruan seperti efek tungsten. Semakin tua warna cokelat-nya, semakin biru gelap pula efek yang dihasilkan.
  • Hijau: Karena kamera menganggap warna hijau sebagai patokan warna putih, maka efek yang dihasilkan akan membuat gambar menjadi pink. Warna cokelat akan berubah menjadi warna pink yang lembut.
Sebagai penutup, berikut ini adalah kolase yang menunjukkan beberapa gambar hasil setting white balance yang diubah-ubah.

Friday, March 6, 2009

Digital Video Cassette Recorder Sony DVW-M2000P

Tulisan ini merupakan tinjauan umum tentang digital video cassette recorder sony DVW-M2000P yang dimiliki oleh kantor tempat saya bekerja di PT. Adi Karya Visi. Apabila ada komentar ataupun pertanyaan tentang isi tulisan dan/atau yang berhubungan dengan VTR ini silakan isi di kolom komentar.

VTR DVW-M2000P

DVW-M2000P adalah perekam videocasette digital berdasarkan format Digital Betacam. Unit ini menggunakan sirkuit terpadu skala besar untuk pemrosesan sinyal, dan memiliki konstruksi internal yang sederhana, yang memungkinkan untuk memberikan fungsional sekurang-kurangnya setara dengan VTR konvensional yang compact (ukuran 4U), ringan, desain konsumsi daya rendah. Tidak hanya menawarkan perekaman dan pemutaran format digital betacam, tetapi juga dapat memutar kaset yang direkam dalam format Betacam SX, Betacam analog, atau MPEG IMX tetapi tidak mendukung untuk perekaman ketiga format(Betacam SX, analog Betacam, MPEG IMX) tersebut.

digital betacam

Digital Betacam Format

Format betacam digital adalah suatu karakteristik bahwa video dan empat channel sinyal audio dari masing-masing bidang yang direkam ke tape dengan enam helical trek, pada kecepatan pita sedikit lambat dan kecepatan rotasi drum lebih cepat dibanding format betacam analog: Betacam dan Betacam SP. Untuk longitudinal trek, format digital betacam memiliki CTL trek, time code (LTC) trek dan cue audio trek, mirip dengan format betacam analog. VTR digital betacam memiliki diameter drum yang lebih besar dibandingkan dengan betacam analog untuk memastikan perekaman digital yang optimal, tetapi mereka built-in dengan time base corrector untuk memutar kaset betacam analog (kompatibel untuk pemutaran betacam analog)

Heads Kinerja Tinggi dan Kompatibilitas Fungsi Pemutaran

Pengembangan terbaru heads kinerja tinggi dan teknologi Dynamic Tracking (DT) menyediakan perekaman densitas tinggi dan pemutaran di trek sempit dengan tingkat keandalan tinggi. Selain heads digital betacam merekam dan memutar , unit ini juga dilengkapi dengan head playback format betacam SX, head playback MPEG IMX, dan heads analog betacam DT, untuk menyediakan kompatibilitas fungsi pemutaran, dan memungkinkan berbagai sumber daya yang direkam untuk digunakan secara efektif.

Pemrosesan Sinyal Digital Presisi Tinggi dan Berbagai Antarmuka

VTR ini mendukung berbagai macam input dan output sinyal, semua pemrosesan internal VTR dalam digital, memberikan stabilitas dan kehandalan yang tinggi. Audio Sinyal, dan sejenisnya, berdasarkan format AES/EBU, pemrosesan sinyal digital dan tetap Tak terkompresi. berikut adalah interface untuk peralatan standar , untuk kemudahan koneksi ke berbagai perangkat eksternal

  • Analog composite signal input/output
  • Analog component signal input/output
  • Analog audio signal input/output (4 chanells)
  • SDI (Serial Digital Interface) SMPTE 259M input (component digital video/audio(4 channels))
  • SDI SMPTE 259 output (component digital video/audio (8 channels))
  • AES/EBU serial digital audio input (4 channels)
  • AES/EBU serial digital audio output (8 channnels)
  • Timecode input/output
  • Cue Audio signal input/output

4 Channel Audio Kualitas Tinggi

Mendukung audio digital 20 bit/48 kHz kualitas tinggi. Terdapat 4 channel audio input/output digital dan 4 channels audio input/output analog.

Tombol Operasi Basic dan Jog/Shuttle Dial

Tombol basic dan dial jog/shuttle untuk VTR dan operasi penyuntingan disediakan sesuai layout VTR konvensional, untuk memastikan kontinitas dengan panel operasi konvensional

Time Data Display

Dapat dipilih untuk menampilkan nilai counter CTL, nilai Time code, atau User Bit Time Code. Juga dapat menampilkan edit points dan edit durasi.

Menu-based Control Interface

Time data/menu display tidak hanya menunjukkan berbagai nilai atau setting, juga halaman system menu untuk fungsi yang umum digunakan. Kamu dapat menggunakan tombol function keys dan multi control untuk mempermudah perubahan setting. Setting operasi lainnya, termasuk antarmuka dengan peralatan luar, dapat di-set dari kontrol panel dengan tipe yang sama dari setup menu sistem VTR konvensional.

HighQuality Variabel Speed Playback dan Digital Jog Sound Function

Dalam pemutaran format digital Betacam or MPEG IMX, DT Heads berputar halus, berputar tenang dari -1 ke +3 kali kecepatan normal.

Berbagai Fungsi Editing

Dengan mengkombinasikan 2 unit, kamu dapat membuat assemble editing dan insert editing secara otomatis. Semua fungsi editing disediakan seperti men-set dan merubah edit points, untuk preview dan review hasil editing dan sebagainya.

Preread Editing

Mengijinkan untuk memutar pre-recorded materi video dan audio, edit dengan menerapkan effect dengan peralatan eksternal, dan rerecord secara real time pada kaset yang sama.

Cross-fade Editing

Di penyuntingan audio, untuk menghindari efek tidak natural pada edit point, kamu dapat melakukan fade trek audio. Kamu dapat memilih fade-in, fade out, atau cut-in

Fungsi Tele-File

Tele-File memungkinkan penulisan/pembacaan data antara kaset dengan label memory dan VTR. Ini meningkatkan efisiensi operasi seperti merekam, memutar dan menyunting, dan manajemen data sumber.

Fungsi Remote Control

Unit ini dapat dikontrol dari remote kontrol eksternal atau editor melalui interface RS-422 (serial 9-pin). Sejak 2 remote control disediakan, kamu juga dapat menngontrol nomor VTR bersamaan. Tambahannya, antarmuka paralel (50 pin) juga standar, mendukung control eksternal secara mudah melalui antarmuka paralel.

Rack Mounting

menggunakan opsional RMM131, Adaptor rack mount, kamu dapat memasang unit dengan rak standar EIA 19-inch.

Di Bawah ini adalah contoh diagram konseptual untuk VTR DVW M2000P

simple setup betacam digital

Source : Operation Manual, Sony Digital Video Cassette Recorder DVW-M2000P 1st Edition (revised 5)

Wednesday, March 4, 2009

Instalasi TMC PostPro di Tendean Square

Instalasi 2 buah edit suite audio-video dan 1 audio post pro dengan VTR Betacam Digital, VTR Betacam Analog dan VTR miniDV dengan menggunakan system patching dan VTR Centralized. Interface antara Computer MAC dan VTR menggunakan produk AJA KONA. Dengan menggunakan system patching maka akan menghemat biaya untuk pembelian VTR dan posisi VTR tidak perlu dipindah-pindah apabila ada yang mau transfer, print ataupun capture antara satu edit suite dengan yang lainnya.

Dengan cara yang biasa (tidak menggunakan system patching), apabila kita ingin transfer di edit 1 misalnya, maka kita harus memindahkan VTR ke ruangan edit 1 dan menginstalasinya, dan apabila kita ingin nge-print di edit 2, maka kita mencopot kabel dan memindahkan VTR ke edit 2 dan menginstalasinya lagi. Tentu saja apabila hal tersebut dilakukan terus menerus akan sangat merepotkan dan tentunya membuat banyak waktu terbuang untuk menginstalasi dan mencopotnya kembali. dengan menggunakan system patching, maka yang putus-sambung cukup dipatchingannya saja, tanpa harus memindahkan perangkat VTRnya yang lumayan berat. Apabila kita tidak ingin memindahkan VTR dari satu edit suite ke yang lainnya, maka kita harus menyiapkan minimal 1 VTR tiap 1 edit suite, yang mana tentu saja hal tersebut merupakan suatu pemborosan, apalagi bila edit suitenya banyak. sangat tidak fleksibel. Dengan system patching, maka yang dianut adalah pola matrix, yaitu tiap edit suite bisa diconnect dengan VTR yang mana saja, begitu juga dengan VTR, bisa connect dengan edit suite yang mana saja, sangat praktis dan ekonomis.

Bagi rekan-rekan yang mencari alternatif studio post-pro baik video maupun audio, maka TMC Post bisa dijadikan salah satu referensi. Dengan peralatan VTR yang komplit baik digital maupun Analog dan menggunakan software Final Cut Pro maka TMC post bisa memberikan pelayanan sesuai dengan yang diharapkan.

CP : Bpk. Arisman Chandra (TMC Post, PT Tri Media Cakrawala, Tendean Square)