Friday, November 25, 2011

Ulasan Teknis Program Mantap ANTV

Program MANTAP adalah sebuah program acara musik yang dipersembahkan oleh pihak stasiun TV ANTV kepada pemirsa setianya. MANTAP menyajikan musik yang sedang digemari pemirsa saat ini, dimana genre musik yang ditampilkan lebih cenderung ke Pop yang sedang populer. Acara musik yang hadir setiap hari jam 15.00 - 16.00 mengisi slot acara sore dimana di jam tersebut tidak ada stasiun tv lain yang menayangkan acara musik. Program MANTAP ditayangkan secara live dari mall ke mall dan atau tempat keramaian lainnya, untuk menghibur pemirsa setianya yang biasa disebut KUMAN (KUmpulan anak MANtap).
Untuk menyiarkan acara tersebut, Pihak ANTV menggunakan OB Van sebagai pendukung video systemnya, 2 buah mixer 48 channel untuk audio system, 2 buah genset 100 KVA untuk mendukung power system, dan lighting untuk membantu penerangan selain menggunakan penerangan alami dari matahari karena jam syutingnya yang sore hari dan lokasinya yang kebanyakan outdoor.


Untuk kebutuhan video system, di program MANTAP menggunakan 5 kamera dengan perincian kamera 1 dan 4 handheld untuk mengambil gambar di area sekitar stage, kamera 2 dan 3 menggunakan tripod di depan stage dan jimmy jib dikamera 5. Jenis kamera yang digunakan adalah Sony DXC D-55. Untuk kebutuhan switcher digunakan video switcher FOR-A 16 input, sedangkan untuk monitoringnya digunakan multiviewer evertz 16 input dan plasma 42". Untuk play materi, entah itu OBB, Bump in, Bump out, maupun materi liputan, digunakan 2 buah VTR Player Sony MSW-2100P, sedangkan untuk merekam materi tayang, digunakan 1 buah VTR Sony DVW-M2000P (walau program MANTAP ditayangkan secara Live, tapi tetap harus direkam untuk dokumentasi maupun untuk ditayangkan ulang secara kompilasi jika dibutuhkan). Untuk kiriman sinyal video ke mobil SNG (Satelit News Gathering), digunakan sinyal video digital SDI (Serial Digital Interface) dari output PGM switcher sebagai main dan output dari DDA (Digital Distribution Amplifier) sebagai back upnya.
Untuk kebutuhan audio system,

Thursday, May 5, 2011

TelkomVision-Samsung Pasarkan TV Internet

Anak perusahaan Telkom yang bergerak di bidang media dan edutainment, TelkomVision, menggandeng produsen elektronik dari Korea Selatan, Samsung, untuk memasarkan produk TV berbayarnya.
"Samsung menjual 60 ribu TV setiap bulannya. Pada bulan pertama kami targetkan 10% terpikat oleh produk bundling ini, di bulan berikutnya kita harapkan mencapai 60% dari total penjualan itu," papar Direktur Utama TelkomVision Elvizar KH di Planet Hollywood, Jakarta, Kamis (5/5/2011).
TV_REMOTE200General Manager Sales Post Paid TelkomVision Rindo Fitega menjelaskan, digandengnya Samsung karena tidak hanya ponsel yang semakin pintar, tetapi TV pun semakin cerdas karena dibekali kemampuan akses internet.
"Dengan bundling, konsumen akan mendapatkan keuntungan seperti harga yang lebih murah, layanan televisi berbayar dan bisa saja layanan internet sekaligus," kata Rindo.
Hasil kerjasama antara TelkomVision dan Samsung dibungkus dengan nama program Smart Offer dan Smart Bonus.
Program Smart Offer menawarkan produk Samsung Smart TV mulai dari ukuran 40 inci yang mendapatkan gratis berlangganan YesTV dengan bonus all channels selama 3 bulan dan diskon 50% biaya instalasi. Program ini juga menawarkan gratis akses internet Speedy paket familia atau office 1 Mbps selama 3 bulan dan gratis pemasangan.
Sedangkan Smart Bonus menawarkan televisi LCD TV, LED TV dan PDP Samsung mulai ukuruan 22 inci, yang setiap pembelian akan mendapatkan gratis berlangganan YesTV dengan bonus 3 bulan dan diskon 50% pemasangan instalasi YesTV.
TelkomVision sepanjang 2010 membukukan kinerja positif dengan catatan pendapatan Rp 161,6 miliar atau meningkat 50,1 dibandingkan 2009 sebesar Rp 107,7 miliar.
Pada 2011, TelkomVision menargetkan pendapatan sekitar Rp 300 miliar dari 500 ribu pelanggan atau tumbuh 100% dibanding tahun lalu dari sekitar 250 ribu pelanggan.

Tuesday, February 8, 2011

Materi gambar 5D dan 7D untuk Program TV

Akhir-akhir ini, banyak film dan v-klip yang menggunakan kamera DSLR EOS 5D & 7D (yang teman-teman dan saya sering bilang "shooting kok pake tustel?") sebagai bahan baku. Dari segi produksi, saya melihat hal ini memang menguntungkan. Harga nya yang relatif murah dan gambar yang tidak kalah bagus bila dibandingkan dengan kamera video dan film 'beneran'.
slr 5dSekarang saya ingin tahu tanggapan teman-teman bila shooting program TV (feature, reality show, magazine) bila menggunakan kamera ini. Ini menjadi pertanyaan bagi saya setelah mebantu beberapa teman yang sedang menjalankan tugas kuliah di FFTV-IKJ. Beberapa kelompok menggunakan kamera ini sebagai materi visualnya untuk program TV non-drama. Yang saya rasakan setelah membantu pascaproduksi (audio-post) mereka ada kejanggalan, seperti:
-Kamera tersebut mempunyai spek yang minim untuk audio, jadi mau tidak mau mesti menggunakan sistem perekaman double system (perekaman gambar dan suara secara terpisah). Dimana pada saat transfer data & editing, editor harus mensinkronkan gambar dengan suara dan sebuah program TV harus bergerak cepat maka dari itu tidak menggunakan slate sebagai acuan untuk sinkronisasi. Jadi, saya hanya berkata sabar kepada editor
-Kebutuhan transfer data jika memory penuh.

TV Tips: Elemen Warna Visual

Dalam seni Visual, ada tiga elemen dasar yang paling penting untuk menciptakan sebuah karya visualisasi yang mengekplorasi imajinasi kreatif manusia. Ketiga elemen dasar visual tersebut adalah Color (warna), Shape (bentuk) dan Texture (tekstur). Ketiganya menyatu dalam kombinasi yang diciptakan oleh para Filmmaker dan TVmaker untuk dapat memberikan rasa keindahan bagi penikmatnya/penontonnya.
rgbNah, dalam industri televisi dan film, elemen Warna seringkali menjadi perdebatan karena warna sangat erat hubungannya dengan referensi, kombinasi dan percampuran. Nah, tips kali ini mencoba mengingatkan kita semua darimana warna dasar untuk Televisi berasal?
Warna putih sebagai Color Reference adalah percampuran antara warna Merah (30%), Hijau (59%) dan Biru (11%). Itulah mengapa "White Balance" dilakukan pada kamera dengan menggunakan objek berwarna putih. Ini terjadi karena sinyal warna putih akan selalu berubah tergantung dari kondisi pencahayaan dan suhu yang berbeda yaitu Day Light atau Tungsten.
Warna Percampuran lain adalah:
Yellow = Red + Green
Magenta= Red + Blue
Cyan = Green + Blue
Sedangkan "the word of RGB (Red, Green, Blue)" juga mempunyai arti.
Mengapa kita menyebutnya sebagai RGB? bukan GBR atau BRG? ini ada hubungannya dengan Human Skin Tones dimana warna kulit manusia didominasi oleh elemen warna Red (Merah), lalu Green (Hijau) dan terakhir Blue (Biru). Atau sering dikenal dengan rumus R>G>B. Itulah mengapa dalam teknik Chroma Key digunakan latar belakang warna biru atau hijau bukan merah.
Warna Hitam saat ini telah menjadi "the color of cool".

Tips Minggu Ini: Low Wide Angle Shot

Wide Shot! seringkali menjadi kata kunci bagi para Film Director, TV
Director dan DOP. Kenapa? karena Wide SHot mempunyai banyak arti dan sangat berguna untuk mengembangkan Kreativitas Gambar. Wide Shot juga dikenal dengan sebutan Wide Angle. Dengan focal lengths yang lebih pendek Wide Angle dapat menciptakan kedalaman gambar dengan lebih luas.
low angleSalah satu komposisi gambar yang populer di Amerika Serikat terutama untuk TV Features/documentary/drama/music video adalah "Low Wide Angle Shot". Angle ini dipakai untuk scene awal atau scene untuk menunjukkan kebesaran, kemewahan dan keluasan. Caranya? tidak sulit.
Carilah Blocking Camera yang mengarah pada objek yang besar atau tinggi. Lalu, letakkan kamera dengan lensa wide serendah-rendahnya.
Kalau perlu posisi sejajar dengan lantai dasar atau tanah tempat
berpijak. Kemudian, arahkan posisi kamera kepada objek yang
tinggi/besar/banyak. Bila anda menggunakan film look 16:9, tilt up
kamera sedikit dan zoom out sesuka anda. Perhatikan jarak kamera dengan objek lalu rubahlah posisi sesuka anda. Agar gambar lebih cantik, tambahkan Foreground dengan objek yang bergerak misalnya langkah kaki atau mainan mobil. Gambar anda akan terasa luas dan lebar. Maksimalkan fungsi zoom in/ zoom out

Televisi “Nasional”: Setahun dalam Catatan

Kita berdiri di ambang peralihan dari tahun 2010 yang segera ditinggalkan menuju 2011. Sepanjang satu tahun ke belakang, media televisi kita telah memberikan warna dan pengaruh dalam berbagai perlintasan peristiwa.

tv nasionalDengan penetrasinya yang sedemikian kuat, kita turut menjadi manusia-manusia Indonesia yang disibukkan, dibela, dikejutkan, diadili, diganggu, maupun diuntungkan dalam terciptanya warna dan pengaruh yang ada dalam siaran televisi tersebut. Namun, apakah warna dan pengaruh itu baik adanya—atau malah buruk adanya, itulah yang ingin disasar dalam catatan akhir tahun ini.

Catatan ini mewujud dari keinginan untuk menyuarakan kepentingan masyarakat akan kebutuhan tayangan televisi yang mendidik dan bermanfaat. Menyehatkan, sekaligus mencerdaskan. Beberapa hal yang tercatat di sini, tentu, tidak mungkin mengakomodasi semua perihal. Maka, selain menyadari bahwa banyak hal yang mungkin luput dicatat di sini, catatan ini pun membidik persoalannya hanya pada stasiun televisi “nasional”.

Remotivi sejauh ini telah melakukan observasi terbatas terhadap sejumlah tayangan televisi yang hasilnya terangkum dalam catatan-catatan berikut ini.
1. Klaim sejumlah stasiun televisi sebagai televisi nasional tidak diimbangi dengan perspektif keindonesiaan yang menghimpun kemajemukan. Ada begitu banyak stasiun televisi yang menyebut dirinya nasional namun gagal memberi ruang aksentuasi bagi lokalitas dan partikularitas. Nyaris semua tayangan yang muncul, dengan congkak, sekadar menghadirkan hiruk pikuk persoalan Jakarta seraya menihilkan suara-suara lain yang datang dari berbagai tempat di Indonesia. Indonesia direduksi menjadi sekadar Jakarta yang pada ujungnya berakhir dengan terbentangnya jarak antara apa yang ditayangkan dengan kenyataan sehari-hari yang dihadapi, justru, oleh sebagian besar masyarakat.
Pada sinetron-sinetron yang membanjiri layar kaca, misalnya, masyarakat Indonesia yang terdiri dari keberbagaian ini justru disempitkan dan dimiskinkan maknanya menjadi sebongkah tatanan nilai yang seragam, monolit, dan terpusat.
Masyarakat di pesisir Enggano mesti tahan dicekoki dengan tema-tema sinetron yang tidak ada relevansinya dengan kenyataan hidup mereka sehari-hari. Atau masyarakat di Sidoarjo yang dicekoki dengan citra bling-bling dan kemewahan warga Jakarta melalui sinetron, di tengah ketidaktahuan kapan mereka akan mendapatkan kembali hak atas rumah setelah ditelan oleh lumpur yang ganas.
Kejakartasentrisan ini pun ditemukan sangat mencolok pada tayangan-tayangan bercorak perjalanan yang memotret wajah lain dari Indonesia.
Segala sesuatu dipandang lain dan aneh, karena kacamata Jakartalah yang dipakai.
Dan karena kejakartaan, setiap “tamu” yang hadir harus bertingkah menjadi juru selamat dan ratu adil bagi warga yang dianggap “kampung”. Maka, tak heran fenomena seperti ini menjadi marak: meliyankan yang kita, dan mengkitakan yang liyan. Ada situasi anomik, sejenis keterasingan yang berangsur-angsur tumbuh
antara apa yang masyarakat saksikan dengan kenyataan yang mesti ditempuh sepanjang hari.
Selain Jika Aku Menjadi, Tukar Nasib dan berbagai tayangan sinetron yang terserak nyaris di semua stasiun televisi, hal paling ekstrem dari paradigma ini, terwujud dalam tayangan Primitive Runaway yang bernada melecehkan dan berbau rasis terhadap suatu kelompok masyarakat.
2. Dalam banyak kesempatan, tayangan berita nyaris selalu kehilangan independensi dan netralitasnya. Apa yang disebut sebagai media massa tidak merepresentasikan sikap dan kebutuhan khalayak lantaran kerapnya campur tangan pemilik modal dalam isi pemberitaan. Karut marut ini semakin menjadi bila pemberitaan mengangkat konflik politik dan tema seputar anak perusahaan lain yang dimiliki para pemilik modal stasiun televisi yang bersangkutan. Layar televisi dijadikan gelanggang pertikaian antarkekuatan politik besar yang, nahasnya, mendaulat pemirsa sebagai korban. Kompetisi beranjak menjadi sejenis pertarungan opini yang tak lagi jelas apa relevansinya bagi kepentingan publik.
Gaya pewartaan TV One dan Metro TV adalah dua di antara contoh-contoh lain yang dapat diungkapkan.
3. Ketidakmampuan membedakan arena “privat” dan “publik” adalah perkara lain yang patut dicatat. Gagapnya stasiun televisi dalam membedakan kedua ranah ini, kerap melahirkan produk-produk tayangan yang sekadar mengandalkan sensasi, bukan substansi. Dramatisasi, bukan edukasi. Wilayah paling pribadi dari seorang individu dirampas atas nama kebebasan pers, keterbukaan berbagi informasi, dan hiburan. Apakah kebanalan semacam itu melanggar kepatutan dan hak yang dimiliki manusia sebagai warga negara—tidak sekalipun menjadi pertimbangan. Yang jelas, media televisi sekonyong-konyong beranjak menjadi polisi moral yang menentukan soal baik dan buruk sebuah perilaku sambil membongkar perihal-perihal yang tak ada urusannya dengan kemaslahatan publik. Infotainmen, Termehek-mehek, dan Uya Emang Kuya adalah contoh dari seunggun tayangan sejenis lainnya yang kami pandang ikut bertanggung jawab merusak keadaban publik.
4. Perbincangan tentang paras masa depan Indonesia adalah perbincangan tentang bagaimana anak-anak belajar dan mendulang pengalaman mereka di hari ini.

Wednesday, January 12, 2011

Logitech Tetap Produksi Perangkat Google TV

Logitech membantah laporan yang menyebutkan Google telah meminta perusahaannya agar menghentikan produksi perangkat Google TV, Revue miliknya, hingga masalah software Google TV rampung.
logitech-revue-paket"Mereka yang mengenal produk Logitech tahu bahwa kami tidak perlu memodifikasi Revue untuk peningkatan software. Setiap konsumen akan menerima update otomatis secara periodik kapan pun Google dan Logitech membuat perubahan pada platform TV digital tersebut," kata Vice President Logitech Ashish Arora dalam postingan blognya.
Dikutip dari TG Daily, Selasa (28/12/2010), dia mengatakan, unit Revue yang dibeli setelah peluncurannya pada Oktober akan mendapatkan keuntungan yang sama dari update software Google TV. Tak lupa Arora juga menegaskan Logitech masih terus memproduksi Revue.
Menurutnya, baik Logitech maupun Google tetap berkolaborasi dan terus memonitor umpan balik dari konsumen serta bekerjasama melakukan peningkatan kemampuan platform Google TV.
"Kami di Logitech sangat antusias menyambut Google TV dan peran kami dengan Google adalah menghadirkan platform baru ini kepada konsumen," terangnya.
Dia juga menambahkan, pada perhelatan Consumer Electronics Show di Las Vegas Januari 2011, Logitech ingin mendemontrasikan bagaimana Google mentransformasi pengalaman menonton TV.

Technorati Tags: ,,

Google TV Berhasil Dibobol, Angry Bird Bisa Dimainkan via TV

Akhirnya Google TV berhasil dibobol! Perlu diingat, November lalu Google membuat kompetisi hacking berhadiah USD 1000, bagi orang pertama yang bisa melakukan jailbreak Google TV. Dengan itu, berarti aplikasi di Android bisa berjalan dalam Google TV.
Nah, pada akhirnya tim bernama GTVHacker Dev Team lah yang berhasil melakukan crack pada platform TV internet itu. Mereka menggunakan kombinasi hacking software dan hardware.
Mereka pun lantas memposting video berdurasi 6 menit di YouTube, yang menunjukan Google TV telah berhasil dibobol. GTVhacker Dev Team menggunakan televisi Logitech Revue saat menjalankan aksinya.
google_tv_jailbreakSetelah dijaiblreak, pengguna tentu dapat memasang beberapa aplikasi yang kompatibel di Android Market. Misalnya menjalankan aplikasi TV streaming Hulu dalam Google TV, bahkan memainkan game Angry Bird dalam sebuah TV.
Seperti dikutip dari blogsdna, Rabu (12/1/2010), Howard Harte dari Google selaku penyelenggara kontes hacking tersebut memberi hadiah kepada tim pemenang untuk mengembangkan aplikasi apa saja di Google TV ke depannya.

Friday, January 7, 2011

AVerTV Hybrid Volar HD

Deskripsi

AVerTV Hybrid Volar HD
With elegant exterior, but powerful interior, AVerTV Hybrid Volar HD integrates TV, FM radio and multiple entertainments into your PC.
Inferior video quality is out! AVerTV Hybrid Volar HD supports both MPEG-2 and H.264 HDTV. Get ready to be attracted to the High Definition world.
Waiting for people, waiting for metro, bored! Let your favorite shows be your companion. Real-time H.264 recording makes your favorite shows on-the-go.
Windows 7 ready. No matter what version your PC goes with, AVerTV Hybrid Volar HD is prepared for it.

satu_product_271_small At a Glance
-Certified with Windows 7 Media Center Additional Qualification
-Worldwide analog TV Access, DVB-T, and FM Radio with Stereo sound
-Various A/V Devices Support
-Support HDTV H.264 / MPEG-2 formats up to 1080i / 720p
-Direct iPod / PSP format Recording
-Digital Subtitle & MHEG-5 Support
-Teletext / TimeShift / EPG (Electronic Program Guide)
-Schedule Recording
-Wake Up Recording from Stand By / Hibernate Mode
-Low Power Consumption

Specification

Input Signal:

- 75Ω TV & FM Antenna
- S-Video & Composite (RCA)

dua_product_271_small System Requirements
For Live TV Viewing
- Intel® Pentium® 4 2.0GHz
- Intel® Atom™ 1.6GHz

For MPEG-2 Recording and TimeShifting
- Intel® Pentium® 4 3.0GHz
- AMD Athlon™ XP 3200+
- Intel® Pentium® Mobile 2.0GHz

For H.264 HDTV Viewing
- Intel® Core™2 Duo 2.4GHz
- AMD Athlon™ X2 2.8GHz

VGA card supports DirectX 9.0c and HD DXVA*
256 MB of memory or above
USB 2.0 Port
Sound Card
Windows XP or latter (32/64-Bit)

* With VGA card supporting HD DXVA, the CPU requirement for H.264 HDTV viewing can be lowered to Intel® Pentium® 4 3.0GHz.

Package Included
-AVerTV Hybrid Volar HD (Weight: 24.4g)
-Quick Installation Guide
-Remote Control (Batteries Included)
-Installation CD
-High Gain Antenna
-S-Video / Composite 2 in 1 Cable
-FM Radio Antenna
Note: The accessories may slightly vary depending upon the country of purchase

23 Tower Dibangun di Perbatasan Indonesia-Malaysia

Pemerintah tengah berupaya merampungkan pendirian 5 tower besar serta 18 tower pemancar kecil di wilayah perbatasan Kalimantan Timur (Kaltim) dengan negara tetangga, Malaysia. Tower tersebut nantinya difungsikan sebagai pemancar siaran televisi nasional bagi masyarakat yang tinggal di perbatasan.
"Kementerian Dalam Negeri saat ini tengah membantu menyelesaikan pendirian tower itu," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim Jauhar Effendi, saat ditemui di Stasiun RRI Pro 1 Samarinda, Jl M Yamin, Jumat (7/1/2011).
Proses perampungan pendirian tower oleh pemerintah tersebut terletak di Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan serta Kabupaten Kutai Barat, yang memiliki akses serta batas darat dan laut dengan wilayah Malaysia.
BTS150 "Tower itu mempermudah akses informasi. Khususnya siaran televisi," ujar Jauhar.
Selain siaran televisi dari Indonesia, penyebarluasan siaran radio juga menjadi target pemerintah bagi masyarakat di kawasan ketiga kabupaten tersebut di awal tahun ini.
"Siaran radio, seperti RRI juga akan disebarluaskan melalui tower-tower itu," imbuhnya.
Setelah sukses dengan penyebarluasan siaran televisi dan radio, ke depan sambung Jauhar, tower tersebut juga akan digunakan untuk menunjang sarana telekomunikasi.
"Semisal memperbolehkan operator selular untuk meletakkan pemancar sinyalnya. Tinggal bagaimana sharing dengan pemerintah," lanjutnya.
Tower pemancar berukuran besar nantinya memiliki ketinggian 72 meter yang diharapkan secara perlahan penggunaannya dapat menembus kawasan perbukitan di ketiga wilayah yang berbatasan dengan Malaysia.
"Tapi kita sadar, operator tidak akan tertarik memasang pemancarnya di suatu wilayah kalau penduduknya sedikit. Itu kan termasuk investasi bisnis," terang Jauhar.
Namun dengan penambahan tower dan kerjasama dengan operator selular, merupakan rangkaian dari strategi dirampungkannya perencanaan tata ruang tower Base Transceiver Station (BTS) yang ingin mengurangi wilayah di Kaltim yang tidak terjangkau sinyal telekomunikasi alias blank spot.
"Target kita di tahun 2013, tidak ada lagi blank spot," Jauhar menandaskan.