Thursday, April 23, 2009

Apa Saja yang ada Dalam Sebuah Stasiun Televisi?

Stasiun TV secara keseluruhan :

Sebuah stasiun televisi terdiri dari peralatan dan operatornya, sehingga kita dapat membuat sebuah program TV. Sebuah stasiun TV terdiri dari :

  1. Satu atau lebih kamera TV
  2. Lampu, untuk melihat apa yang kita shoot
  3. Satu atau lebih audio konsol, bersama dengan peralatan pengontrol suara, untuk menghasilkan suara, kita menggunakan microphone, audio recorder dan player, dan peralatan lainnya.
  4. Satu atau lebih VTR, dengan format tertentu sesuai standar yang digunakan
  5. Satu atau lebih video switcher, untuk memilih sumber video, melakukan transisi dasar antara sumber video dan membuat efek khusus.
  6. Peralatan EFP (Electronic Field Production), Peralatan Produksi dan Fasilitas penyimpanan
  7. Fasilitas editing postpro, untuk mengedit hasil syuting
  8. Beberapa spesial efek, baik audio, video, electronik maupun optikal

Studio

Apakah kita bekerja di studio tradisional atau lingkungan “studioless” baru, pada prinsipnya kita memerlukan :

  1. Sebuah sistem interkom dengan headset untuk pengarah lapangan (floor director)
  2. Floor monitor (video dan audio)
  3. Stop kontak, untuk peralatan tambahan

Selain itu, control room atau control center juga memiliki

  1. Berbagai monitor program dan preview
  2. Audio speaker program dan monitoring
  3. Penunjuk waktu
  4. video switcher
  5. audio control room dengan audio konsol, komputer, CD/DVD, turntable, dan beberapa perangkat tambahan untuk meningkatkan kualitas audio

Area Lainnya

Kita juga memerlukan pelayanan dari :

  1. VTR central, dengan beberapa mesin VTR
  2. Master kontrol, yang memuat semua program tv tapi tidak on-air
  3. Departemen teknik, yang memastikan semuanya berjalan dengan baik, mendesain dan mengembangkan sesuatu yang baru atau memperbaiki fasilitas yang ada

clip_image001

Source;

http://www.rcc.ryerson.ca/rta/tvtech/the_book/chapter01/main.html

Wednesday, April 22, 2009

Dari Analog Ke Digital (bagian-2)

Pada pembahasan sebelumnya, kita menguraikan tentang penemuan efek foto listrik (Fhotoelectric effect) oleh Joseph May yang merupakan perkembangan pertama dari televisi. Penemuan tersebut mengilhami para scientist lainnya di seluruh dunia dengan terus melakukan penelitian berbasis efek photoelectric. Didukung oleh teknologi pengolahan material elektronik yang semakin maju dan modern sehingga konsep photoelectric tersebut dapat diaplikasikan dan dikembangkan dalam suatu perangkat elektronik (electronic device) yang semakin modern. Misalnya penemuan teknologi LCD (Light Crystal Display), STN (Super Twisted Nematic) dan TFT (Thin Film Transistor) yang memungkinkan kita menikmati gambar berwarna diam ataupun bergerak dalam layar yang relatif kecil baik ukuran maupun daya listrik yang dibutuhkannya, sangat tinggi resolusinya serta halus warnanya, yang saat ini banyak diaplikasikan sebagai layar TV, computer, PDA, alat-alat ukur electronic sampai dengan layar HP.

Perkembangan industri televisi

clip_image001Industri televisi broadcasting untuk pertama kali mulai diperkenalkan sekitar awal tahun 1936, yaitu di dalam Olimpiade Berlin, dimulai dengan dukungan teknologi scanning gambar yang masih beresolusi rendah (180 lines/frame, 25 frames/second), diikuti oleh para ahli dari Perancis di tahun yang sama. Di tahun ini pula suatu perusahaan dari Inggris EMI company untuk pertama kalinya memproduksi fully electronic television system dengan resolusi 405-line definition, 25 frames/second dan dilengkapi dengan interlace, yang didukung oleh Marcony Company untuk pengembangan transmitternya, serta didukung oleh pemerintah Inggris dengan mengesahkan standard scanning bagi system tersebut.

Pada tahun 1939 Televisi public untuk pertama kalinya diperkenalkan di Amerika dengan 340-line system operating pada 30 frames/second. Dua tahun kemudian diadopsi standard 525-line 60 frames/second. Saat itulah mulai dibangun stasiun TV transmitter di kota-kota besar dunia seperti London, Paris, Berlin, Rome dan New York. Perkembangannya sempat terhambat akibat perang, namun dimulai kembali pada tahun 1952 dengan dipergunakannya standar 625 lines, 50 frames/second khususnya untuk kawasan Eropa, tahun inilah diyakini sebagai tahun awal dimulainya industri TV modern.

Lima puluh tahun kemudian, tepatnya menjelang tahun 2000 perkembangannya sudah begitu pesat, ditandai dengan mulai aplikasikannya pengembangan teknologi dari sistem analog menjadi sistem digital sehingga diharapkan efisiensinya jauh lebih optimal dan lebih banyak “muatan” yang dapat disalurkannya. Media penyiaranyapun semakin beragam, yaitu melalui Digital Cable TV maupun TV satelit / DTH (Direct To Home), disamping melalui TV digital (DTV) dan bahkan integrasi antar ketiganya.

By Satriyo Dharmanto

Tuesday, April 21, 2009

FM RADIO TECHNOLOGY (Bagian 2)

Dewasa ini Radio broadcasting sebagai salah satu media penyiaran, menempati posisi cukup penting dalam ikut mencerdaskan kehidupan umat manusia. Radio baik yang bermodulasi AM (Amplitude Modulation) maupun FM (Frequency Modulation) semakin dirasakan sebagai sarana yang efektif untuk menyampaikan berita-berita maupun informasi penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Radio semakin dapat dijadikan saksi untuk berbagai peristiwa dalam interaksi kehidupan umat manusia modern.

Salah satu penyebabnya adalah semakin berkembangnya perangkat penerima (radio receiver) yang berkualitas, namun harga semakin terjangkau, sehingga hampir semua lapisan masyarakat, baik yang hidup di kota-kota besar, di daerah pinggiran kota maupun di pedesaan dan bahkan di daerah pegunungan mampu untuk memilikinya, semakin tinggi populasi penyebaran pesawat penerima radio maka dengan sendirinya akan memperluas daerah cakupan dan akan meningkatkan pangsa pasar bisnis siaran radio (radio broadcasting) ini.

Kualitas suara radio FM lebih baik



Kita mengetahui bahwa kualitas suara radio FM lebih baik dibanding radio AM. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh proses modulasi non linear (non linear modulation) yang diterapkan dalam radio FM membuatnya lebih tahan terhadap gangguan noise. Disamping itu, FCC (Federal Communications Commission) telah mengijinkan penggunaan transmisi stereo (stereophonic transmission) untuk pita siaran FM komersial, yang mengalokasikan lebar pita (bandwidth) sebesar 15KHz, lebih lebar dibanding AM yang hanya 5 kHz. Dengan menggunakan transmisi stereophonic ini, signal informasi secara longgar dibagi ke dalam dua audio channel kiri (left / L) plus kanan (Right / R) dengan rentang 50 Hz sampai 15kHz dilengkapi dengan 19kHz stereo pilot tone untuk keperluan identifikasi di sisi penerimaan.

Agar pendengar dapat memperoleh kualitas stereo secara optimal, maka dalam sistem transmisi FM stereo dimungkinkan suatu proses dimana suara L dan R secara utuh dapat dipancar terimakan. Caranya adalah dengan mengikutsertakan pengiriman sinyal (L-R) sedemikian rupa, sehingga di sisi pesawat penerima (receiver) dapat dilakukan proses rekonstruksi audio L dan R melalui proses matrix, dengan hasil yang lebih sempurna. Proses yang dilakukan adalah dengan me-multiplexing sinyal (L-R) ke dalam carrier utama dan menggunakannya untuk memodulasi suatu SUB carrier yang ditempatkan pada frequency 38 kHz. Teknik modulasi seperti ini dikenal dengan istilah Double Side Band Suppressed Carrier (DSB-SC). Cara ini memberikan suatu tambahan sinyal lower side band dari 23 kHz sampai 38 kHz (20 Hz di bawah 38kHz) dengan lebar pita 15kHz. Suatu pilot carrier pada frekuensi 19kHz memungkinkan pesawat penerima me recover fasa frekensi dengan tepat pada 38kHz sehingga proses recovery sinyal L dan R secara langsung dari composite stereo (L+R) + pilot carrier 19kHz + (L-R) dapat dilakukan. Disamping itu, beberapa stasiun radio siaran juga mentransmisikan extra carrier 67 kHz berupa sinyal Subsidiary Communications Authorization (SCA) audio yang menempati spectrum frekuensi 60 – 74 (81) kHz.

Bila para pendengar radio hanya memiliki mono receiver, maka walaupun total baseband (50Hz – 53kHz) dapat diterima, namun hanya channel spectrum 50 – 15 kHz (L+R) (mono) saja yang dikuatkan dan dikirim ke speaker. Stereophonic receiver menyediakan demodulator stereo dengan lebar kanal 23 – 53 kHz (L-R), dua audio amplifier yang terpisah L dan R dan mengirim singal audio secara terpisah ke masing-masing speaker L dan R (Stereo Audio).

by Satryo Dharmanto

Monday, April 20, 2009

Menonton Internet bisa langsung dari TV

Bosan dengan acara televisi yang begitu-begitu saja? Tenang saja, konten hiburan internet berbasis Adobe Flash kini bisa disaksikan via televisi.
Adobe System perkenalkan teknologi barunya yang memungkinkan melakukan streaming
internet langsung ke pesawat televisi. Opsi ini diprediksi akan membawa perubahan baru pada pasar digital-home.


watchnet150

Dikutip detikINET dari PCworld, Selasa (21/09/2009) teknologi ini bernama Adobe Flash Platform for the Digital Home. Baru tersedia untuk produsen perangkat, diharapkan produk berbasis teknologi ini akan hadir di pasaran pada pertengahan 2009.
Beberapa rekanan telah setuju untuk bekerjasama dengan format baru Flash tersebut. Ini termasuk perusahaan media dan hiburan seperti Atlantic Records, Disney Interactive Media Group, The New York Times Company hingga Netflix. Selain itu, tentunya tak lepas dari dukungan Intel.
Analis Ben Bajarin, dari Creative Strategies, mengatakan hal ini akan membawa perubahan besar bagi industri hiburan. adobe Flash, ujar Bajarin, menjadi yang pertama bisa menghadirkan konten internet langsung ke perangkat televisi.
Sedangkan teknologi yang ada selama ini, lanjut Bajarin, membutuhkan perangkat tambahan seperti set-top-box atau PC untuk melakukan hal yang sama. Bajarin juga mengatakan teknologi Internet-ke-TV akan menambah pilihan hiburan bagi konsumen.
Dengan teknologi ini, Bajarin meramalkan, televisi berlangganan akan terasa lebih lamban. "Sudah saatnya memiliki pengalaman baru dalam menonton, memilih dan berbagi konten tanpa didikte oleh penyedia layanan," ujarnya.

sumber http://www.detikinet.com/read/2009/04/21/073725/1118588/317/menonton-internet-bisa-langsung-dari-tv

Sunday, April 19, 2009

Framesync FS1 dari AJA

Frame syncronization atau biasa disingkat framesync sering ditemui sebagai bagian dari peralatan broadcast. Sesuai dengan namanya, frame sync adalah suatu alat yang dipergunakan untuk melakukan sinkronisasi frame. Alat tersebut biasa digunakan apabila ada suatu peralatan yang tidak mempunyai input reference dan outputnya akan dimasukkan ke dalam sistem yang sudah mempunyai reference sendiri. Contohnya, apabila kita mau memasukkan keluaran dari komputer ke dalam sistem. Sebelum dimasukkan ke dalam sistem, maka output dari komputer tersebut dimasukkan dulu ke dalam input framesync (tergantung output dari komputernya, bisa composite, component ataupun SDI), setelah itu output framesync yang sudah diberi input reference dimasukkan ke dalam sistem. Apabila tidak dilewatkan dahulu ke dalam framesync, maka yang terjadi adalah apabila input tersebut di”take”, maka videonya tidak sync, seperti gambarnya “rolling” atau ada garis diantara gambar (gambarnya terbelah secara horizontal). Hal tersebut terakhir saya lihat di salah satu stasiun tv swasta nasional , tanggal 5 April 2009 pada acara breaking news liputan tentang pemilu yang presenternya seorang wanita (saya gak tahu persis nama acaranya). Dimana programnya kedip-kedip (gak normal). Hal tersebut mungkin karena syncnya terputus. Kejadian tersebut saya yakin terjadi di studionya, karena begitu masuk iklan, gambarnya kembali normal (setahu saya, untuk iklan naiknya dari MCR).

Selama ini, untuk peralatan framesync, saya biasa menggunakan produk Leitch (Harris), selain untuk mensinkronisasikan frame, alat tersebut juga bisa digunakan sebagai audio/video converter, selain juga audio/video prosesor. Ternyata, sejak NAB 2008. AJA, perusahaan yang bergerak di bidang video system, mengeluarkan FS1, SD/HD/Video Frame Synchronizer and Converter

Features FS1


SD1 HD up/down convertion

SD1 SD aspect ratio conversion

HD1 HD cross convertion (720p/1080i)

Up/down/cross converting dengan kedua input dan converted format dalam keluaran SD/HD SDI (dengan sinkronisasi di antara keduanya)

HD cross converting secara simultan downcorverted output SDI

Dual HD/SD SDI input dan output

Composite/s-video input dan output dengan TBC

8 channel AES dan audio analog balanced input dan output

8 channel audio embedded input dan output

Standar power supply secara redundant penuh

10/100 LAN dengan SNMP, server web embedded untuk remote control

Video prosesor amplfier

Audio processing

Closed captioned support- termasuk SD ke HD upconversion

Optimalisasi style chasis untuk digunakan di mesin room dengan panel yang sederhana dan remote web browser user interface

Alphanumeric untuk panel depan dan tampilan grapis menunjukkan penyetelan input/output dan memperlihatkan parameter/pemilihan editing

Indikator status LED untuk monitoring sistem secara canggih

1 GPI input dan output, TTL, isolated

fs1

AJA mempunyai feature yang fleksibel yang biasanya disebut sebagai arsitektur ”anything in, anything out”. FS1 Universal SD/HD/Audio/Video Frame Synchronizer and converter dapat bekerja secara simultan diantara SD dan HD video, dengan kemampuan video 10 bit full broadcast quality dan audio 24 bit. FS1 mendukung secara virtual segala input dan output, analog dan digital, SD dan HD. FS1 dapat mengkonversi naik atau turun antara SD dan HD dan menyediakan output HD dan SD secara simultan.

FS1_sm

Cross-conversion antara HD format juga didukung, dengan output simultan diantara keduanya. Untuk audio, FS1 mendukung AES 8 channel, analog balanced, atau audio embedded dengan fleksibilitas penuh dan kontrol pemrosesan audio. FS1 mendukung closed captioning dan konversi closed captioning antara format SD dan HD. FS1 juga dapat digunakan untuk jaringan, mendukung web-base dan kontrol jarak jauh SNMP.

FS1_sm-backp

Dengan kemampuan dan fungsi yang hampir sama dengan peralatan sejenis tapi dengan menawarkan harga yang lebih murah, maka FS1 layak untuk dipertimbangkan.

Thursday, April 16, 2009

Telekomunikasi Point-To-Point atau Point-To-Multipoint (Terrestrial Fixed Services)

Fixed Services didefinisikan sebagai servis komunikasi radio antara titik-titik tertentu yang tetap, yang juga meliputi system radio point-to-point serta point-to-multipoint digunakan untuk Transmisi Suara, Video dan Informasi Data.
Di Indonesia penggunaan system radio fixed services point-to-point atau point-to-multipoint dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
  • Sistem Komunikasi Radio HF.
  • Sistem Komunikasi Radio VHF/UHF.
  • Sistem Komunikasi Radio Microwave Link.
Sistem Komunikasi Radio HF.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.53 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit pasal 22, permohonan izin stasiun radio untuk komunikasi point-to-point dengan lingkup terbatas tidak perlu menyertakan izin penyelenggaraan telekomunikasi.

radio hf1
Untuk hubungan komunikasi radio yang dapat melintasi batas wilayah negara, harus dilakukan terlebih dahulu koordinasi frekuensi dengan negara lain. Sebagai contoh adalah penggunaan frekuensi HF yang dapat menjangkau ribuan kilometer, sehingga dapat menjangkau negara lain. Komunikasi radio HF menggunakan gelombang langit (skywave) yang bergantung pada kondisi ionosfir yang bervariasi dari siang dan malam, waktu ke waktu serta posisi pemancar dan penerima. Diperlukan sejumlah frekuensi yang berbeda untuk system komunikasi radio HF yang baik.
Sistem Komunikasi Radio VHF/UHF.
Digunakan untuk penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus, untuk keperluan sendiri oleh badan hukum baik BUMN maupun perusahaan swasta. Sebelum UU No.36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi ditetapkan, istilah yang digunakan adalah Radio Konsesi.
Pada beberapa pita frekuensi, digunakan pula untuk penyelenggaraan telekomunikasi Bergerak Terrestrial seperti Radio Trunking dan Radio Paging yang memiliki wilayah layanan dan alokasi pita frekuensi Eksklusif. Dirjen Postel tidak akan memberikan izin baru untuk izin stasiun radio konsesi / telekomunikasi khusus untuk keperluan sendiri tersebut.
Sistem Komunikasi Radio Microwave Link.

Wednesday, April 15, 2009

IBOC, Solusi Digital Bagi Suatu Radio Modern

Broadcaster di Indonesia khususnya yang menggeluti bisnis radio AM dan FM saat ini nampaknya sudah mulai melihat perlunya meningkatkan fasilitas radio berbasis teknologi digital. Hal itu berkaitan dengan diperolehnya suatu nilai tambah apabila digunakan teknologi digital tersebut. Betapa tidak, hanya dengan menambah investasi beberapa puluh ribu dollar saja, sudah bisa menyandang predikat ”Radio Digital Modern” dengan konsekuensi memperoleh tambahan pundi-pundi income dan dapat semakin meningkatkan kesetiaan pendengarnya. Teknologi in-band on-channel (IBOC) memang memungkinkan suatu radio analog untuk secara smooth dan ”murah” bermigrasi ke digital tanpa harus membongkar tambah sebagian besar perangkat yang sudah diinvestasikannya. Hal ini membuktikan apa yang pernah ditulis Einstein : ”Everything should be made as simple as possible, but not simpler” seakan menjadi kenyataan, radio ternyata dapat menjadi perangkat yang lebih powerful dari sekedar penerima suara biasa. Dan seperti apapun bentuk informasi baik suara, gambar dan data menjadi lebih mudah untuk dipancar kirimkan secara cepat dan akurat dari satu tempat ke tempat lainnya
Beberapa fasilitas yang ditawarkan

IBOC1
Adanya fasilitas Main Program Services (MPS), memungkinkan IBOC melakukan pengiriman signal analog audio, data services dan digital audio berkualitas tinggi kepada penerima radio secara simultan, baik fixed, mobile atau portable melalui band frequency yang sudah dimilikinya. Fasilitas ini tidak membatasi consumer / pendengarnya untuk hanya menerima layanan audio saja, namun juga dapat mengakses segala macam data dari content provider nya. Kelebihan MPS data ini antara lain dapat mendeskripsikan audio segment, dapat memberikan audio catalog yang direkam, dapat memberikan informasi-informasi seperti daftar nomor telepon, daftar web site yang diinginkan, daftar lagu, daftar album, informasi komersial, dsb.
Fasilitas Station Information Services (SIS), memungkinkannya untuk menambahkan layanan informasi seperti station ID (misalnya call sign, station alias/description, unique station ID), identitas untuk setiap layanan service nya, informasi waktu dan built into IBOC yang sangat penting untuk fasilitas scanning dan time synchronisation di masa mendatang.
Disamping itu masih ada fasilitas Advanced Application Service (AAS) yang menawarkan fungsi new services yang tidak terbatas, antara lain On Demand Interactive Audio (ODIA), Reading Services, Traffic Updates, News, Weather, Games, Events dan banyak lagi fasilitas custom services dan advanced services yang bisa ditambahkan.
Implementasi
iboc2
Semua fasilitas tersebut saat ini sudah dapat diimplementasikan dan diintegrasikan dengan perangkat sistem stasiun radio yang sudah ada seperti automation system dan studio to transmitter link (STL) dari beberapa merek seperti Broadcast Electronic (BE), Harris, Nautel, Moseley, dsb.
Ujicoba siaran telah dilakukan sejak tahun 2001, yaitu untuk 6 stasiun pemancar FM dan 4 stasiun pemancar AM khususnya di beberapa kota di Amerika seperti Washington DC, Annapolis MD, Baltimore, New York, Las Vegas, San Francisco, Detroit, Cincinnati, dsb dengan hasil memuaskan dan saat ini sudah mulai digunakan secara komersial khususnya di USA.
Keuntungan

Istilah dalam Teknik Penyiaran (Bagian 3)

Semakin hari, semakin banyak saja perbendaharaan istilah dalam teknik penyiaran, setelah sebelumnya membahas tentang ADC, AES, AFC dan AGC, maka kita kali ini akan membahas tentang analog, aspek rasio, ATSC dan bandwidth.
Analog (Analog)
sebuah sinyal kontinu yang memerlukan waktu untuk membuat transisisi dari satu level ke lainnya. Standar sinyal audio dan video adalah analog. Keduanya dapat di digitized. Video dalam laser disk adalah komposite analog. Audio dapat hadir dalam kedua bentuk analog dan digital. Audio dan video pada DVD telah direkam pada disk dalam domain digital. Dalam british language, kata analogue menunjukkan bahwa yang di bahas adalah audio analog dan bukan video analog.
Aspect Ratio (Aspek Rasio)

aspek rasio
Aspek rasio didefinisikan sebagai bentuk rectangular gambar di televisi. Aspek rasio mencerminkan perbandingan lebar gambar terhadap ketinggian. Dalam standar gambar TV, terminologi yang digunakan oleh kalangan industri, adalah 4 unit Lebar dan 3 unit tinggi, atau 4:3 (dibaca 4 berbanding 3).
Ada lebih dari satu cara untuk menyatakan suatu aspek rasio. Istilah dalam film layar lebar adalah 1,33 kali tinggi. Perbandingan antara 3 dan 4 akan mendapatkan 1,33333 ... itu adalah aspek rasio 1,33:1 (dibaca sebagai 1,33 berbanding1). Karena perbandingan : 1 selalu sama akhirnya untuk mempermudah pengucapan, perbandingan :1 itu dihilangkan. Sehingga ditetapkan 1,33 sebagai aspek rasio, dan tidak disebut sebagai aspek rasio 1,33 : 1.
Sistem dengan menggunakan dua nomor, mungkin awalnya akan lebih mudah untuk menyebutkan 4:3 bukan 1,33:1 atau 1,33 saja. Kemudian penamaan tersebut menjadi sulit untuk digunakan ketika menentukan angka-angka tentang bentuk gambar. Dua buah format layar lebar yang tersedia di US, yang satu 16:9 dan yang satunya lagi 16:10,5. Apabila ditanyakan, manakah yang lebih lebar diantara keduanya? Dengan menggunakan perhitungan desimal, akan lebih mudah untuk menjawabnya. Mana yang lebih luas 1,78:1 atau 1,52:1? 1,78 tentu saja lebih lebar dibandingakan 1,52. Sejak penamaan aspek rasio digunakan, tidak semuanya bisa disebutkan dengan nomor, maka sistem desimal jauh lebih baik untuk digunakan.
Saat ini ada dua aspek rasio yang menjadi standar dalam TV yaitu 1,33 (4:3) dan 1,78 (16:9). Aspek rasio 1,52 yang ditetapkan adalah semacam kompromi dalam peralihan dari satu sistem lain. Mereka merubah gambar geometri untuk mendapatkan hasil yang baik dari aspek rasio 1,33 atau 1,78 untuk muncul di layar 1,52. Dalam dunia DTV kita akan melihat sedikit 1,55 atau 14:9 sebagai pilihan lain sebagai kompromi. Yang dilakukan adalah dengan meng-upconverted aspek rasio 1,33 ke 1,78. Beberapa gambar bagian atas dan bawah dari aspek rasio 1,33 akan terpotong sehingga gambar dapat tampil menjadi lebih luas pada aspek rasio 1,78 . Akan tetapi ada sedikit black bar di kiri dan kanan tepi-tepi gambar.
Jika masa depan televisi menuju layar lebar, adakah aspek rasio yang lebih baik dari yang lain? Aspek rasio 1,33 akan tetap diakomodir untuk beberapa waktu yang akan datang. Resolusi teknologi layar saat ini membuktikan bahwa teknologi 1,78 merupakan batas tertinggi kemampuan kita saat ini. Aspek rasio 1,33 yang dikompromi hanya dapat menggunakan resolusi di bagian tengah layar dan gambar yang lebih luas dari format 1,78 tidak dapat menggunakan resolusi yang tersedia di bagian atas dan bawah layar.
ATSC (Advanced Television Systems Committee)

Tuesday, April 14, 2009

Multimedia

Definisi Multimedia
Istilah multimedia pastinya sudah sering kita dengar. Tapi apakah sebenarnya arti dari multimedia itu sendiri? Tidak jarang yang mengartikan multimedia itu dari asal katanya, yaitu multi yang artinya banyak dan media, berarti media yang banyak. Tapi, kadang masing-masing mempunyai persepsi yang berbeda tentang multimedia. Dalam sebuah situs Scala, dijelaskan bahwa istilah multimedia menguraikan tentang sejumlah teknologi berbeda yang mengijinkan visual dan media audio dikombinasikan untuk kepentingan komunikasi. Aplikasinya meliputi entertaiment, education dan advertising. Multimedia sering mengacu pada teknologi komputer. Yang hampir tiap-tiap Personal Computer mampu menjalankan program-program aplikasi multimedia seperti kelengkapan CD-ROM atau DVD ROM, Sound Card dan Video Card yang tersedia dalam motherboard. Tetapi istilah multimedia tidak hanya sebatas itu saja, terdapat sejumlah peralatan yang merupakan aplikasi multimedia seperti Digital Video Recorder (DVRs), Interactive Television, MP3 Players, Advanced Wireless Devices dan Public Video Displays.
Sejarah Multimedia


multimediaIstilah multimedia telah digunakan sejak tahun 1970-an untuk menjelaskan tentang potongan tertentu/cuplikan film dan slide yang sekarang kemudian disebut multimedia. Dari pertengahan tahun 1980 an hingga akhir tahun 1990 an, arti multimedia yang lazim disebutkan bagi kategori "authoring/pencipta" perangkat lunak/software yang mengijinkan mereka mengembangkan program komputer interaktif. Contoh seperti Apple's HyperCard, Icon AuthorWare, Asymetrix ToolBox dan Scala Multimedia

Sunday, April 12, 2009

Dari Analog Ke Digital

Televisi telah lama diyakini sebagai salah satu media penyiaran suara dan gambar bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya yang paling banyak dipergunakan di seluruh pelosok dunia. Saat ini populasinya jauh lebih banyak dibanding computer, yang biasanya hanya digunakan di kota besar saja. Sekarang ini, keberadaan televisi bukan hanya satu rumah, satu televisi, bahkan sudah menjurus ke satu kamar/ruangan satu tv dan hal itu bukan hanya di keluarga yang penghasilannya besar, bahkan yang penghasilannya sedikit di atas pas-pasan. Hal tersebut terjadi karena, masing-masing pihak individu mempunyai acara favoritnya sendiri, sehingga tidak jarang antara kakak-adik, ibu-bapak, bahkan anak-orangtua saling berantem untuk memperebutkan siaran tv, kalo cuma punya satu tv satu rumah. Hal tersebut membuat pihak kepala keluarga terpaksa membeli minimal 2 tv dalam rumahnya supaya tidak terjadi perebutan. Hal ini berbeda dengan komputer, dimana untuk kalangan menengah ke bawah, cukup punya 1 komputer dan dipakai bergantian. Proses perkembangan televisi memang cukup panjang, namun saat ini teknologi TV Broadcasting telah tampil menjadi sarana penyebaran informasi kepada masyarakat luas bahkan sampai pelosok pedesaan, yang cepat, akurat dan relatif murah biayanya.
Perkembangan televisi didahului dengan penemuan efek photo listrik (photoelectric effect) oleh Joseph May di Irlandia tahun 1873, berupa selenium bars yang disoroti sinar matahari yang dapat menunjukkan variasi perubahan tahanan listrik (electric resistance) akibat perubahan intensitas cahaya (light intensity), memberikan inspirasi bahwa variasi perubahan intensitas cahaya dapat ditransformasikan menjadi signal listrik dan memberi keyakinan kepada para ilmuwan dunia bahwa suatu objek berupa gambar dapat ditransmisikan dari satu tempat ke tempat lainnya.

Penemuan tersebut mengilhami para scientist lainnya di seluruh dunia dengan terus melakukan penelitian berbasis efek photoelectric. Sebut saja George Carey dari Boston USA, pada tahun 1875 dan juga Constantin Senlecq di Perancis tahun 1881

Friday, April 10, 2009

FM RADIO TECHNOLOGY (Bagian 1)

Sejak pertama kali mengudara sampai sekarang ini, radio broadcasting sebagai salah satu media penyiaran, menempati posisi cukup penting dalam ikut mencerdaskan kehidupan umat manusia. Radio semakin dirasakan sebagai sarana yang efektif untuk menyampaikan berita-berita maupun informasi penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Radio semakin dapat dijadikan saksi untuk berbagai peristiwa dalam interaksi kehidupan umat manusia modern. Salah satu penyebabnya adalah semakin berkembangnya perangkat penerima (radio receiver) yang berkualitas, namun harga semakin terjangkau, sehingga hampir semua lapisan masyarakat, baik yang hidup di kota-kota besar, di daerah pinggiran kota maupun di pedesaan dan bahkan di daerah pegunungan mampu untuk memilikinya.
Untuk penggunaan standar pre-emphasis di sisi transmitter, para broadcaster di negara kita lebih banyak mengacu pada rekomendasi CCIR, yaitu menggunakan pre-emphasis 50 µs, namun biasanya perangkat FM transmitter yang ada di pasaran, selalu dilengkapi dengan minimal 3 pilihan pre-emphasis yaitu berturut-turut 0 (OFF), 50 µs dan 75 µs. Pre-emphasessignal to noise ratio agar audio yang diproses / ditransmisikan relatif tidak terpengaruh oleh noise bila ditransmisikan pada gelombang FM, yang memiliki frekuensi relatif tinggi. Hal ini perlu dilakukan karena semakin tinggi frekuensi, akan semakin tinggi pula kemungkinan timbulnya noise. Proses de-emphasis dilakukan pada sisi pesawat penerima (receiver) untuk mengembalikan audio pada amplitudo aslinya sebelum diteruskan kepada system pengolah / penguat audio (audio amplifier). Pemilihan pre-emphasisde-emphasis yang sesuai perlu dilakukan, untuk mencegah timbulnya cacat pada sisi penerima (receiver). Penggunaan pre-emphasis yang tidak sesuai akan berpengaruh pada frequency response, khususnya akan dapat dirasakan di sisi pesawat penerima. adalah suatu proses pengolahan (penguatan) signal audio yang dilakukan sebelum sinyal audio dimodulasi, yang bertujuan untuk meningkatkan dan
Komponen Utama FM Transmiter

Agar dapat memancar teruskan informasi yang akan disiarkan, perangkat FM transmitter terdiri dari beberapa sub system yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri dan dapat dikelompokkan menjadi :
  1. fm exciter FM exciter, berfungsi untuk merubah dan memodulasi sinyal audio menjadi sinyal RF (Radio Frequency) yang sudah termodulasi (modulated) dan siap ditransmisikan. Biasanya output dari FM exciter ini berdaya keluaran sekitar 30 – 100 Watt saja.
  2. ipa Intermediate Power Amplifier (IPA),

Sunday, April 5, 2009

[Cari] Produk Penyiaran Buatan Dalam Negeri

buatan indonesia-jakartaDunia penyiaran saat ini, baik radio maupun televisi berkembang sangat pesat, hampir di tiap kabupaten, bahkan sekarang ini di tiap kecamatan mempunyai stasiun radio. Sejak era repormasi, izin untuk mendirikan stasiun tv swasta nasional juga dibuka seluas-luasnya, sehingga muncullah beberapa stasiun televisi swasta baru berskala nasional, seperti Transtv, Trans7 (dulu TV7), TvOne (dulu Lativi), MetroTV, GlobalTV dan lain-lain. Bahkan walaupun saat ini izin untuk pendirian stasiun tv swasta nasional sudah tutup, ternyata para investor tidak kehilangan akal, sesuai dengan peraturan yang ada, maka sekarang ini tren berubah untuk mendirikan TV lokal network bahkan TV berlangganan (berbayar). Untuk TV lokal, pastinya kita mengenal Jaktv, O Channel, DAAI, Jtv dan lain sebagainya, ke depannya bukan suatu yang mustahil akan banyak didirikan lagi TV lokal network-TV lokal network lainnya seperti yang terjadi di perusahaan penyiaran radio, karena aturan yang tersedia mengarah ke sana. Untuk TV berlangganan, pastinya kita mengenal indovision sebagai yang pertama berdiri dan terbesar dari sisi jumlah pelanggan untuk saat ini, walaupun dahulu sempat hampir diimbangi oleh ASTRO, tapi sejak tumbangnya ASTRO, maka Telkomvision saat ini menduduki posisi ke dua dari segi jumlah pelanggan.

Berdasarkan informasi yang pernah saya baca, Depkominfo telah memberikan izin untuk pendirian stasiun televisi berlangganan baru kepada beberapa perusahaan, hal ini tentu saja akan semakin menambah banyaknya pilihan kepada calon pelanggan dan semakin sengitnya persaingan antara stasiun televisi berlangganan tersebut. Nilai positifnya adalah, semakin sengitnya persaingan, maka diharapkan agar para pengelola stasiun televisi berlangganan tersebut juga akan memberi harga berlangganan yang lebih murah (karena perang tarif, seperti yang terjadi pada perusahaan telekomunikasi) juga memberikan alternatif tontonan yang lebih mendidik dan bermutu sesuai dengan cita rasa para pelanggannya agar tidak ditinggalkan oleh penggemarnya. Selain itu dengan didirikannya perusahaan televisi berlangganan yang baru, maka akan membuka lapangan kerja baru bagi orang-orang yang memiliki keahlian di bidang tersebut, baik yang bekerja di perusahaan penyiarannya, PH, Agency maupun Postpro.
Membuat sebuah perusahaan penyiaran, bukanlah sebuah pekerjaan yang gampang, perusahaan penyiaran dikenal sebagai perusahaan yang padat modal. Hal tersebut terjadi karena peralatan yang digunakan hampir semuanya produk buatan luar negeri dimana belinya harus pakai dollar atau Euro. Untuk tahun pertama, lebih dari 70% budget perusahaan dianggarkan untuk pembelian peralatan penyiaran, untuk tahun kedua dan seterusnya, budget tersebut akan turun drastis, karena hanya untuk operasional dan maintenance saja. Tapi, sesuai dengan umur alat yang sebagian besar hanya untuk 5 tahun, maka pada tahun ke 6, harus dianggarkan lagi untuk penggantian peralatan (hal itu dilakukan oleh perusahaan yang sangat memperhatikan umur operasional alat, tapi bagi yang hanya memperhatikan unsur ekonomis saja, yang dilakukan mungkin tambal-sulam atau kanibal saja, tapi kalau untuk system? Susah sekali untuk tambah sulam/kanibal, yang ada sistemnya sering hang atau bahkan tidak berfungsi sama sekali dan yang disalahin pasti engineernya) yang tentunya nilainya sangat besar. Kondisi tersebut merupakan suatu hal yang sangat ironis, di satu sisi, keberadaan perusahaan penyiaran tersebut sangat membantu keadaan negara ini yang sedang terpuruk dengan terbukanya lapangan pekerjaan yang sangat besar. Di sisi yang lain, hal ini menjadi ironi, karena di saat negara kita sedang terpuruk, tapi devisa kita mengalir dengan derasnya ke luar negeri untuk pembelian peralatan penyiaran tersebut. Memang hak tersebut memberikan keuntungan kepada vendor penyedia alat penyiaran tersebut, tapi tetap saja lebih besar keuntungan yang diterima oleh perusahaan pembuat alat penyiaran dan tentu saja negaranya. “Perusahaan mengeluarkan uang dalam bentuk dollar/euro untuk pembelian peralatan penyiaran dan menerima pemasukan dalam rupiah dari hasil pemasangan iklan”. Sampai kapankah hak tersebut akan terus terjadi?