Postingan ini sebelumnya juga pernah dimuat di Majalah BroadcastMagz edisi 15 bulan November-Desember 2012.
Seperti halnya pada lensa yang memiliki
karakteristik yang dapat dilihat, microphone
juga memiliki karakteristik yang dapat didengar.
Ada
tiga kategori direksivitas microphone:
1. Omnidirectional Microphone
Sering juga disebut non-directional mic karena memiliki bidang
dengar yang sama kuat dari segala arah
(360°). Karakteristik ini popular di radio, dimana beberapa orang dapat duduk
mengelilingi satu mic omni dan
hasilnya semua orang tetap terdengar sama jelasnya. Namun demikian,
karakteristik ini justru kurang menguntungkan untuk produksi video. Karena sebagai akibatnya,
suara-suara di belakang kamera akan turut terdengar, suara noise ambient di
sekeliling reporter akan terdengar dan sebagainya.
Pada microphone dengan karakteristik bi-directional
memiliki sensitifitas yang sangat bagus dari dua arah. Sering juga disebut
dengan figure eight, Karena responnya
mirip angka delapan. Microphone ini
juga popular digunakan di radio untuk keperluan interview yang melibatkan dua orang. Microphone ini diletakkan persis di tengah-tengah antara kedua
orang tersebut.
3.Unidirectional Microphone
Microphone jenis ini memiliki sensitifitas
penangkapan suara yang sangat bagus hanya dari satu arah saja. Kategori jenis
ini terbagi lagi sebagai:
- Cardioid
-
Supercardioid
-
Hypercardioid
-
Parabolic
Walaupun
terminologinya mirip seperti yang digunakan di dunia kedokteran, sebenarnya
arti dari masing-masing jenis menunjukkan seberapa lebar pick up patern (pola tangkap) microphone
tersebut.
-
Cardioid
Dinamakan demikian karena memang
bentuk responnya mirip dengan bentuk jantung (cardio dalam istilah kedokteran). Microphone dengan polar pattern cardioids
sangat sensitif terhadap sumber suara dari depan dan kurang sensitif terhadap
suara dari belakang.
-
Supercardioid
Microphone jenis ini lebih
directional dari cardioid. Sehingga bila microphone
ini dihadapkan ke arah sumber suara, maka suara yang mengganggu (biasanya
terletak off-axis) cenderung diredam.
Polar pattern ini mirip dengan polar pattern dengar telinga kita, dimana kita
sering mengubah arah kepala kita guna lebih memperjelas suara yang ingin kita
dengar.
-
Hypercardioid
Microphone dengan jenis
ini memiliki polar pattern yang lebih sempit dibanding supercardioid. Walaupun memiliki sudut yang sangat sempit sehingga
dapat lebih meredam suara dari samping, tetapi sebagai akibatnya microphone jenis ini harus selalu
diarahkan bila talent bergerak/berjalan.
-
Parabolic
Jenis parabolic merupakan microphone yang paling directional. Namun demikian sebenarnya reflector yang berbentuk parabolanyalah
yang membentuk karakteristik demikian, bukan microphonenya sendiri.
Parabolic microphone bisa
menangkap suara sampai lebih dari 60 meter. Namun justru karena polar patternnya
yang demikian sempit, parabolic microphone menjadi tidak praktis dipakai
dalam produksi video, dan lebih
sering dipakai pada event sport
seperti di sepakbola maupun bola basket.
Desain Microphone
Dilihat
dari desainnya, maka microphone
terbagi menjadi beberapa jenis yaitu:
- Handheld mic, jenis ini merupakan microphone yang dapat dipegang oleh
talent maupun reporter pada
waktu interview. Jenis microphone ini biasanya merupakan dynamic mic. Sifatnya meredam suara desis. Biasanya digunakan untuk
acara liputan di lapangan ataupun konser musik.
- Personal mic (lavaliere/clip
on mic), jenis microphone yang sangat kecil sehingga
bisa diselipkan di balik pakaian, di rambut atau di telinga. Biasanya digunakan
presenter ketika membawakan acara atau wawancara di studio. Di negara eropa
popular dengan sebutan “lapel”. Di sebut lapel karena
biasa dijepit di kerah baju, jas ataupun menempel dibalik dasi. Jarak
pemasangannya sekitar 6 - 8 inci di bawah dagu sekitar 21cm – 28 cm
- Shotgun
mic,
jenis microphone yang sering
digunakan di lokasi produksi untuk mendapatkan suara pada jarak yang cukup jauh
dari kamera (biasanya untuk syuting produksi drama dan film layar lebar). Microphone ini bentuknya panjang dan
ramping mirip seperti laras senapan, biasanya merupakan condensor mic. Sifatnya
mempertajam suara jadi suara lemah dan jauh akan ditangkap oleh microphone ini oleh karena itu dengan
shotgun mic tidak perlu mendekat pada
sasaran obyek. Shotgun mic harus diarahkan lurus ke sumber
suara.
Wireless Microphone
Pada mulanya, wireless microphone
digunakan untuk program-program dimana para talentnya membutuhkan pergerakan
yang bebas, akan tetapi sekarang ini terjadi pergeseran dimana wireless microphone digunakan karena jika menggunakan wire (kabel) terlihat agak kotor di gambar dengan adanya kabel yang
melintang di set ( dalam kasus ini, terlihat bahwa kualitas audio agak “sedikit dikorbankan” demi
kualitas visual) dan itu dilakukan oleh beberapa stasiun tv. Suatu program yang
sebenarnya lebih bagus dan aman secara kualitas menggunakan wired microphone, dengan alasan demi
kepentingan gambar maka menggunakan wireless
microphone.
Pada sistem wireless mic, sebuah dynamic mic maupun condensor mic dihubungkan kepada
transmitter radio FM (Frequency
Modulation) yang sangat kecil. Karena sinyal audio dikonversikan menjadi Radio
Frequency (RF) untuk kemudian dikirim (transmit)
ke area produksi, maka microphone
jenis ini sering juga disebut RF microphone.
Ada dua jenis microphone wireless yaitu
sistem yang terdiri dari satu unit (all-in-one)
dan sistem two-piece. Pada jenis one-piece biasanya berbentuk handheld, komponen microphone, battere, transmitter
dan antenna terdapat dalam satu unit. Pada jenis two-piece, biasanya berbentuk
clip on yang sangat kecil. Mereka terbagi dalam dua unit, yaitu microphone dan kotak transmitter. Antara microphone dan kotak transmitter
dihubungkan dengan kabel yang cukup pendek. Karena microphone dan kotak transmitter
letaknya terpisah, maka microphonenya
bisa disembunyikan dengan baik. Sementara kotak transmitter yang didalamnya terdapat battere dan antenanya dapat
dijepitkan di ikat pinggang, dimasukkan ke kantong atau disembunyikan di dalam
pakaian.
Pada microphone
wireless, sinyal audio dari microphone
diubah menjadi gelombang FM berdaya rendah dan kemudian ditransmisikan oleh
antenna dengan polar pattern circular.
Pada kondisi optimal, wireless mic dapat menjangkau hingga radius 300 meter,
tetapi bila terhalang oleh suatu objek, apalagi objek yang mengandung metal,
maka jaraknya dapat berkurang hingga 75 meter bahkan kurang dari itu.
Untuk ulasan selengkapnya tentang microphone, bisa didapatkan di majalah broadcastmagz edisi 15 november-desember 2012.
Terima kasih banyak Bang,, atas semua tulisannya, Alhamdulillah semuanya bermanfaat, Blog ini membuat pengetahuan saya lebih luas tentang Teknik2 penyiaran terutama untuk peralatan2 penyiaran,Stasiun Televisi dan Radio..:-)
ReplyDeleteSyukurlah kalau kehadiran blog ini bisa bermanfaat, memang hal itu yang diharapkan. do'akan saya biar lebih rajin lagi membuat tulisannya ya
ReplyDeletemanteb bang. sangat membantu
ReplyDelete@des bungy, terima kasih telah berkunjung ke blog ini. syukurlah kalo kehadirannya bisa membantu
ReplyDelete