Tuesday, January 14, 2014

Pengenalan Mixer Audio

Postingan kali ini sebenarnya bukan tulisan baru, karena sebelumnya tulisan saya ini sudah ditampilkan di Majalah Broadcastmagz Edisi 17 yang terbit Februari – Maret 2013, jadi sudah lumayan lama juga ya, hampir setahun. Tetapi karena isi tulisannya masih update dan tidak banyak juga yang memiliki Majalah Broadcastmagz, maka tidak ada salahnya jika diposting di blog ini, mudah-mudahan bermanfaat.
Sesuai dengan namanya, mixer audio adalah suatu alat untuk Mixer ONYX-24-4mencampur berbagai sinyal audio dari beberapa sumber audio untuk diproses sedemikian rupa sehingga akan menghasilkan keluaran berupa sinyal audio utuh yang merupakan gabungan dari beberapa sumber audio tersebut. Pada kenyataannya, mengingat setiap sumber audio memiliki amplitudo serta karakteristik bunyi yang berbeda, maka mixer audio tidak hanya berfungsi untuk mencampur beberapa sumber audio sehingga menghasilkan satu audio yang utuh saja, tapi mixer audio juga berfungsi untuk mengatur volume, frekuensi dan pengaturan lainnya.
Fungsi dasar utama dari mixer audio adalah:
- Menguatkan (amplify) sinyal yang masuk
- Memungkinkan pengaturan level (volume) audio terhadap masing-masing sumber audio
- Memungkinkan kita untuk mendengarkan (monitoring) masing-masing sumber audio maupun audio secara keseluruhan
- Memungkinkan kita untuk mencampur (mixing) beberapa sinyal audio secara baik sesuai dengan yang diinginkan.
- Mengarahkan (routing) sinyal audio hasil penggabungan tersebut ke transmitter, speaker maupun alat perekam audio/video.
Fungsi dasar utama diatas biasanya selalu ada di setiap mixer audio,
namun ada juga mixer audio yang lebih lengkap yang memiliki kemampuan tambahan seperti koreksi audio dengan equalizer dan filter, serta penempatan audio kiri-kanan secara stereo dengan “panpot”.
Walaupun mixer audio dapat menerima berbagai macam jenis sinyal audio, pada dasarnya sinyal audio terdiri dari 2 jenis saja, yaitu :
- Mic-level inputs : merupakan sinyal audio yang sangat lemah (low voltages) seperti microphone.
- Line-level inputs : diperuntukkan bagi sinyal audio yang telah mengalami pre-amplification seperti CD (compact disc), kaset, instant replay/digicart, dan VTR (video tape recording).
Ketika sinyal telah masuk ke dalam mixer, maka semua sinyal telah bekerja secara line-level.
Ditinjau dari fungsinya, untuk program produksi televisi, mixer audio terbagi ke dalam 3 bagian utama, yaitu :
- Mixer audio broadcast
Mixer jenis ini akan selalu ada di setiap proses produksi. Fungsi utama dari mixer ini adalah untuk mengolah sumber audio yang masuk ke mixer agar dihasilkan kualitas audio yang sesuai untuk direkam atau ditayangkan secara live on air. Output dari mixer ini biasanya untuk ke speaker control room, ke media perekam (VTR, server), dan ke media distribusi (ADA [audio distribution amplifier], transmisi, dan SNG [satellite news gathering]). Untuk suatu program yang kecil, seperti acara talkshow, pemberitaan, reportase cukup hanya menggunakan satu mixer saja, yaitu mixer broadcast. Mixer broadcast biasanya ditempatkan di ruangan tertentu yang lumayan agak jauh agar tidak terganggu oleh suara dari lokasi syuting.
- Mixer audio monitor
Untuk program produksi yang cukup besar, selain mixer broadcast juga ditambahkan mixer monitor. Mixer monitor berfungsi untuk mengatur kualitas audio di speaker monitor. Posisi mixer monitor biasanya terletak di samping atau di belakang panggung. Banyak digunakan untuk program musik. Mixer monitor biasanya mempunyai output aux yang lumayan banyak, ada yang 8 bahkan 16 aux. Output dari aux inilah yang dihubungkan ke masing-masing speaker monitor, seperti speaker monitor gitar, speaker monitor drum, speaker monitor vocal, speaker monitor keyboard dan lain sebagainya. Untuk program musik yang tidak terlalu melibatkan banyak penonton, contoh program musik akustik, biasanya mixer monitor juga berfungsi sebagai mixer FOH. Sebagai mixer FOH, mixer ini juga mengatur kualitas audio di speaker PA (public address).
- Mixer audio FOH (front of house)
Untuk program musik yang melibatkan penonton yang sangat banyak, contoh konser musik di lapangan atau gedung pertunjukan, selain mixer broadcast dan mixer monitor, juga ditambah dengan mixer FOH (front of house). Sesuai dengan namanya, maka mixer ini diletakkan di depan panggung. Mixer audio FOH digunakan untuk memonitor kualitas audio yang keluar di speaker PA (public address). Speaker PA adalah bahasa professional untuk speaker yang menghadap ke penonton.
Selain ketiga jenis mixer audio tersebut, ada juga yang disebut dengan sub mixer. Sub Mixer ini biasanya digunakan jika channel audio yang dibutuhkan lumayan banyak sehingga tidak bisa dipenuhi oleh satu buah mixer saja. Sub-mixer biasanya digunakan jika kita menggunakan mixer analog yang mana jumlah channelnya terbatas, maksimal sekitar 48 channel. Kita bisa menggunakan mixer yang kecil untuk digunakan sebagai sub mixer, tergantung kebutuhan channel yang diinginkan. Untuk mixer digital, biasanya hal tersebut tidak diperlukan karena bisa menampung lebih dari 48 channel dengan sistem layering (berlapis).
Menu Umum Pada Mixer
Di dalam satu unit mixer audio, akan didapati beberapa tombol maupun fader dengan istilah yang mungkin saja cukup jarang terdengar oleh telinga orang awam. Berikut ini sebagian istilah yang ada dalam suatu mixer audio.
Gain
clip_image002Disebut juga input level atau trim, biasa terdapat pada urutan paling atas dari setiap channel mixer audio. Fungsinya adalah untuk menentukan seberapa sensitif input yang kita inginkan diterima oleh mixer. Tombol ini akan sangat membantu untuk mengatur sinyal yang akan masuk ke mixer. Bila sinyal lemah, maka dapat dilakukan penambahan, bila terlalu kuat dapat dikurangi. Tombol ini berupa potensio putar yang dapat diputar searah jarum jam dan sesuai dengan penambahan besarnya input yang kita ingin masukkan.
Input gain stage adalah hal yang paling penting dan kritis, karena dari sinilah semua suara yang berkualitas dimulai. Usahakan untuk menjaga agar setiap input tetap clean dan clear. Noise dan distorsi yang diakibatkan dalam titik ini akan mengalir terus ke seluruh sistem dan membuat seluruhnya jadi terganggu. Bila ternyata input gain sangat besar atau bahkan terlalu besar sehingga setelah dikurangi juga masih saja terlalu kuat, maka untuk itu terdapat switch PAD pada console yang fungsinya adalah untuk menurunkan gain input sinyal mulai –20 sampai –30 db.
PAD
Tombol ini berfungsi untuk mengurangi gain input dari 20 sampai 30db. Tombol ini bukan merupakan tombol putar yang bisa diatur pengurangannya, melainkan tombol tekan (push button). Bila tombol PAD ditekan gain input akan berkurang antara 20 sampai 30db tergantung mixernya. Tombol PAD diperlukan hanya untuk sinyal yang overload. Dan itupun bila setelah dikurangi pada tombol gain yang ternyata masih tetap terlalu kuat.
48v Phantom
Ada beberapa tipe microphone yang salah satunya adalah merupakan mic condeser, mic jenis ini membutuhkan tenaga tambahan untuk membuatnya bekerja. Untuk itulah tombol 48v phantom berfungsi yang bila diaktifkan akan mengirim 48v DC ke microphone sebagai penyuplai tenaga. Tegangan dialirkan melalui pin 2 dan 3 konektor XLR. Lampu indikator akan menyala jika tombol power phantom diaktifkan.
Low Cut Switch
Low cut switch atau seringkali juga disebut sebagai high-pass filter. Sesuai dengan istilahnya, maka tombol ini berfungsi untuk memotong/tidak meneruskan frekuensi rendah dan meloloskan frekuensi tinggi. Jika tombol ini diaktifkan, maka frekuensi di bawah 100 Hz tidak akan diteruskan.
EQ ( Equalizer Section) pada Channel
clip_image004Pada setiap channel di mixer audio selalu terdapat equalizer section . Fungsinya yaitu sebagai pengatur tone untuk memodifikasi suara yang masuk pada channel tersebut. Umumnya sound engineer melakukan perubahan suara melalui EQ bertujuan dua :
  1. untuk mengubah sound instrument menjadi suara yang lebih disukai
  2. untuk mengatasi frekuensi dari input yang bermasalah, misalnya feedback, dengung, overtune, dll.
Pengaturan yang sangat mendasar dari EQ adalah berupa Low dan Hi, kemudian penambahan dan pengurangan (boost/cut). Atau ada juga yang lebih kompleks dengan 4 jalur dengan fungsi yang full parametric.
EQ ( Equalizer Section) yang Fix
Yang dimaksud fix di atas adalah pada EQ tersebut tidak memiliki tombol untuk memilih frekuensi yang akan disetting. Karena frekuensi yang akan diolah telah ditetapkan dari pabrik. Pembagian frekuensi pada EQ jenis ini mirip dengan pembagian yang terdapat pada crossover, hanya terdiri atas :
  • Low, dan Hi pada EQ 2way
  • Low, Mid dan Hi pada EQ 3way
  • Low, Low Mid, Hi Mid dan Hi pada EQ 4 way
Memutar tombol boost/cut akan memberi pengaruh sampai 12 atau 15 db trgantung mixer audio apa yang digunakan.
Sweepable EQ
Biasa disebut Quasi Parametric atau Semi Parametric (bukan full parametric-karena tanpa pengatur bandwidth. Pada EQ yang full parametric kita dapat melakukan pengaturan untuk setiap parameternya. Apakah itu parameter frekuensi, bandwidth, ataupun parameter level. EQ tipe ini mempunyai kemampuan set-up yang sangat fleksibel, dan biasanya menyediakan pengontrolan mid-range dengan system EQ-3 atau 4 jalur.
EQ In/Out
Merupakan switch sederhana untuk mengaktifkan dan menon-aktifkan section EQ pada channel. Juga berguna untuk membandingkan sound yang telah melalui proses EQ maupun yang belum hanya dengan menekan tombol tersebut bolak-balik.
Auxiliary Sends
clip_image006Dari tombol putar ini dapat dikirim sinyal dari channel tersebut keluar mixer audio (melalui terminal aux out pada terminal keluaran di panel belakang mixer), kemudian dari tombol ini juga dapat dikontrol level sinyal yang dikirimnya tadi. Sinyal yang dikirim ini terpisah sama sekali dari keluaran master. Ini berguna untuk mengirim sinyal ke sistem monitor, atau juga ke berbagai macam unit efek, dan dari keluaran efek dikirim lagi ke channel yang berbeda pada mixer audio. Mixer yang paling sederhana sekalipun sedikitnya memiliki satu atau dua aux send. Satu untuk mengirim sinyal ke monitor dan satu untuk mengirim efek (echo, reverb). Sedang pada mixer audio yang lebih besar memiliki 4-6 atau 8 aux send yang kemudian dibagi lagi atas pre fade dan post fade.
Pre Fade
Pada mixer besar umumnya terdapat auxiliary yang terbagi atas pre fade dan post fade. Sinyal yang dikirim dari pre fade tidak mengalami pengaruh dari channel atau belum mengalami proses dari channel. Itulah sebabnya makanya pre fade yang pre EQ baik dan ideal digunakan untuk mengirim sinyal ke monitor section.
Post Fade
Adalah kebalikan dari pre fade. Yang mana semua sinyal yang dikirim melalui post fade adalah telah melalui proses dari channel atau ikut pengaruh dari channel fader, baik EQ maupun levelnya. Post fade sering digunakan untuk mengirim sinyal ke efek, atau mengirim sinyal ke mixer yang terpisah untuk keperluan broadcast (Stasiun TV atau Radio), dll. Tidak ada keterikatan dalam pemilihan penggunaan auxiliary send. Bisa saja menggunakan pre fade untuk mengirim sinyal ke efek karena akan mendapatkan level original dari input. Hanya saja tetap harus melakukan pengontrolan level dari efek pada saat yang bersamaan.
Auxiliary Master
Setiap auxiliary dari channel memiliki satu tombol lagi sebagai pengatur level untuk keseluruhannya. Misalnya aux 1 setiap channel memiliki master aux 1 untuk mengatur seluruh level dari aux 1 ke setiap channel. Begitu juga auxiliary lainnya. Yang berarti bila mixer meiliki 4 auxiliary out, maka akan terdapat 4 auxiliary master. Perhatikan beberapa tombol sejenis seperti aux master, efek master, monitor master, atau sesuatu yang kurang lebih adalah berfungsi sama. Untuk penyettingan awal, putar tombol tersebut pada posisi jam 2, kemudian lakukan penyettingan pada channel. Bila ternyata masih kurang kuat, maka harus ditambah lagi, atau bila terlalu keras, maka kurangi. Semuanya tergantung situasi.
Auxiliary Return
Sinyal yang telah dikirim melalui auxiliary out ke unit efek apakah delay, reverb atau lainnya akan dikirim kembali ke mixer audio untuk digabungkan dan diseimbangkan secara tepat dengan level dari sinyal orisinil source tadi. Walupun cukup banyak juga mixer audio yang memiliki pengaturan efek return secara khusus. Yang biasanya bukan dalam bentuk slider (potensio geser). Bila memang masih terdapat channel yang dapat digunakan sebagai masukan efek, kita dapat melakukan pegaturan dengan slider yang lebih memudahkan seperti melakukan pengaturan pada channel standard. Namun pengaturan dengan aux return juga sama seperti yang kita lakukan pada channel, hanya dengan memutar ke arah kanan dan kiri untuk menambah dan mengurangi level efek.
Tombol Pan (Panoramic Control)
clip_image008Penyetelan pan dapat kita pergunakan untuk membuat suara menjadi pindah ke kiri atau ke kanan. Atau dapat juga kita pergunakan untuk mengirim sinyal hanya ke sub group 1 atau hanya ke sub group 2 saja.
Mute
Mute secara bahasa berarti bisu (tidak bersuara). Tombol ini bersifat individual channel. Dengan menekan tombol ini, maka seberapapun kerasnya input audio yang masuk ke channel ini, tidak akan diteruskan, baik ke semua group, main mix ataupun ke aux send.


























































2 comments:

  1. suara audio diolah dengan Mixer yg baik akan menghasilkan suara yg bagus. Speaker dan TOA juga harus dipilih dari kualitas terbaik. Salam

    ReplyDelete
  2. Betul sekali, selain mixer audio, speaker yang merupakan output dari sistem audio juga harus bagus. terima kasih sudah berkunjung ke blog ini

    ReplyDelete