Thursday, May 14, 2009

Dari Analog Ke Digital (bagian-3)

TV Digital (DTV)

Untuk proses pengkodean suara (sound coding) dan modulasi carrier (RF-modulation), terjadi perebutan pengaruh antara DVB-T dan Standard DTV yang diaplikasikan di Jepang yaitu BST-OFDM (Bandwidth Segmented Transmission) oleh ISDB-T (Integrated Serviced Digital Broadcasting), yang menetapkan metoda modulasi multi carrier COFDM (Coded Orthogonal Frequency Division Multiplex) versus ATSC (Advanced Television Systems Committee) yang telah mengembangkan standar single carrier 8-VSB (8-level Vestigial Side-band) dan sudah mulai diaplikasikan cukup luas di kawasan Amerika Serikat. Kedua lembaga tersebut mengklaim dan berusaha meyakinkan publik dunia bahwa standardnya memiliki kelebihan dibanding standard lainnya.

System ATSC 8-VSB yang pada awalnya dikembangkan di AS untuk mengirim layanan audio video berkualitas tinggi (high quality audio video / HDTV) dan ancillary data, menggunakan arsitektur “Layered Digital System” yang terdiri dari empat layer, yaitu Picture layer yang dapat mensupport sejumlah format video yang berbeda, Compression layer yang merubah sample signal video dan audio ke dalam satu bit steam yang dikodekan (coded bit stream), Transport layer yang mempaketkan data dan RF Transmission layer yang memodulasi sebuah serial bit stream ke dalam signal dengan metoda Trellis-coding dengan 8 discrete levels signal amplitude yang dapat ditransmisikan melalui channel TV 6 MHz (sampai 8 MHz) dengan data rate 19.4 Mbps. Merupakan teknologi berbasis single carrier frequency yang menggunakan modulasi Vestigial side-band (VSB) yang mirip dengan yang digunakan dalam televisi analog convensional. Suatu pilot tone disediakan untuk memfasilitasi aquisisi signal berkecepatan tinggi di setiap pesawat penerima (receivers). Complex coding techniques dan adaptive equalization digunakan agar tahan terhadap gangguan pelemahan propagasi (propagation impairments) seperti multipath, noise dan interference .
Sedangkan system OFDM
adalah suatu multicarrier technology yang memecah sebuah single data stream ke dalam parallel, lower rate data streams. OFDM kemudian menggunakan beberapa subcarriers untuk mentransmisikan lower rate streams dari data tersebut secara simultan. Untuk menjamin bahwa masing-masing subcarriers tidak saling interferens satu sama lainnya, maka spasi frequency di antara subcarriers dipilih secara hati-hati, sehingga setiap subcarrier adalah orthogonal terhadap yang lainnya. Setiap individual subcarriers kemudian dimodulasi secara quadrature amplitude modulation (QAM) atau quadrature phase shift keying (QPSK). Teknik pengkodean (“C” di dalam COFDM) dapat digunakan untuk meningkatkan performance system. Design multicarrier dari COFDM ini membuatnya tahan terhadap gangguan-gangguan transmisi seperti multipath propagation, narrowband interference dan frequency selective fading.
Kedua standard tersebut memungkinkan pengolahan audio, video dan data secara simultan sehingga hasil olahannya dapat dinikmati oleh pemirsa DTV secara lebih variatif, lengkap dan informatif.
Merujuk kepada dokumen yang dikeluarkan oleh badan regulasi FCC – USA (Federal Communications Commission) dalam bentuk DTV REPORT ON COFDM AND 8-VSB PERFORMANCE, Office of Engineering and Technology (OET) pada tanggal 30 September 1999, yang menyimpulkan dan menanggapi hasil DTV test yang dilakukan oleh Sinclair Broadcasting Group, Inc. USA serta beberapa broadcasting group lainnya, antara lain menyimpulkan bahwa kedua standard tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan yang spesifik dan keduanya tetap dianggap mampu menyediakan layanan DTV. Dalam aplikasinya, 8-VSB diyakini memiliki beberapa kelebihan antara lain data rate nya lebih tinggi, spectrum efficiency lebih tinggi, carrier to noise ratio (C/N) treshold yang lebih tinggi dan kebutuhan daya listrik transmitternya lebih kecil untuk coverage yang sama, dibanding COFDM. Namun diyakini pula bahwa COFDM lebih tahan terhadap gangguan dynamic dan high level static multipath dibanding 8-VSB, sehingga lebih cocok diaplikasikan dalam mobile reception operation (2k mode) dan SFN / Single Frequency Networks reception operation (8k mode).
By Satriyo Dharmanto

No comments:

Post a Comment