Friday, March 7, 2014

Pengenalan mixer audio (bagian 2)

Posting bulan januari 2014 kemarin, kita sudah membahas beberapa bagian dari mixer audio. Tulisan kali ini kita akan melanjutkannya.
PFL dan SOLO
clip_image002Tombol PFL (pre fade listening) akan berguna untuk mendengar (melalui headphone) channel yang tombol PFL / SOLOnya diaktifkan. Juga untuk men-check gain sinyal pada channel. Misalnya pada saat soundcheck, sebelum membuka fader dari channel, tekan tombol PFL, maka pada led indikator channel akan terlihat seberapa besar gain input yang masuk (apakah overload atau terlalu kecil) sebelum suara dikirim ke seluruh sistem. Pada beberapa tipe mixer audio terdapat hanya tombol SOLO yang berguna pada saat soundcheck dan berfungsi untuk mengirim hanya channel yang ditekan tombol solonya ke master L/R.
Stereo Fader
Potensio geser yang berfungsi untuk mengontrol level channel stereo. Dari posisi off ke posisi yang bertanda “U” sampai penambahan gain 10 dB.
Signal Level LED
LED ini mengindikasikan penambahan level sinyal channel kiri dan kanan setelah GAIN dan EQ control, mengikuti stereo fader.
Group dan Main Mix Assigns
Disebut juga subgroup assigns , dimana group assigns ini hanya terdapat pada mixer audio yang memiliki group. Misalkan pada mixer audio tersebut tertulis 16/2 berarti 16 channel 2 output (L/R). Ini menunjukkan bahwa mixer audio tersebut tidak memiliki group. Namun bila tertulis 16/4/2, ini berarti mixer audio tersebut memiliki 16 channel, 4 group dan 2 master L/R. Group assigns adalah yang menentukan kemana sinyal channel akan dikirim. Apakah ke group atau ke master L/R. Misalnya dalam sebuah mixer audio yang memiliki 4 group, kita dapat mengirim semua channel drum ke group 1, gitar dan bas ke group 2, keyboard ke group 3 dan vokal ke group 4.
Sedangkan bila tersedia 8 group, kita dapat melakukan hal yang sama namun semuanya dalam stereo. Yang kemudian seluruhnya dikirim ke master L/R. Mungkin akan timbul pertanyaan, sepertinya ini tidak begitu berarti, karena akhirnya seluruhnya dikirim juga ke master L/R. Bukankah lebih baik mengatur langsung dari master? Tapi dalam kenyataannya tidak begitu. Misalnya pada saat soundcheck kita telah membalans seluruh channel drum dan kemudian kita gabungkan dengan bass gitar dalam group 1-2. Pada saat pertunjukan sedang berlangsung, kita hanya perlu mengawasi group 1-2 saja untuk mengontrol level keseluruhan channel drum dan bass. Begitu juga dengan backing vokal atau instrument yang kita gabungkan dalam group yang sama. Sebagian besar group assigns juga dilengkapi dengan pan control individual. Menggunakan group akan sangat membantu kita mengoperasikan mixer pada penampilan live.
Sinyal dari channel dapat dikirim ke group mana yang kita mau atau juga dikirim ke master. Misalnya kita kirim channel penyanyi utama ke master L/R sedang channel dari backing vokal ke group yang kemudian di-insert gate hanya untuk group tersebut. Dan masih banyak kemungkinan lain.
AGC Circuit
Alat yang menjadi fasilitas standar pada kebanyakan peralatan kelas konsumer ini bekerja berdasarkan prinsif apabila level suara rata-rata rendah maka AGC (automatic gain control) akan meningkatkan volume suaranya dan sebaliknya apabila level suara rata-rata terlalu tinggi dia akan menekan volume suara.
Compressor
Audio compressor bekerja dengan cara menekan amplitude besar dan menguatkan suara pelan. Berbeda dengan AGC, semua parameter compressor dapat dikendalikan. Suara yang telah dicompress akan terdengar lebih keras dibandingkan dengan yang tidak. Hal ini menjadi salah satu daya tarik audio processing bagi para produser tv dan iklan.
Pada dasarnya compressor memiliki tiga control:
- Threshold – ambang batas dimana proses kompresi dimulai
- Compression ratio – yang menentukan seberapa besar kompresi dilakukan
- Gain – menaikkan level suara setelah amplitude yang besar ditekan
Keduanya (AGC dan compressor) dapat menimbulkan masalah, karena suara yang diproses menjadi kehilangan dinamikanya. Sehingga suara yang seharusnya keras maupun pelan akan terdengar sama.
Limiter
Pada dasarnya suatu unit audio processor limiter tidak berbeda dengan compressor. Bahkan limiter lebih sederhana dari compressor maupun AGC, dalam hal fungsinya hanya mencegah level audio agar tidak melebihi threshold yang ditentukan. Dengan mengatur threshold pada 0 dB kita dapat memastikan bahwa suara yang tiba-tiba keras tidak akan menimbulkan distorsi.
Expander
Cara kerja expander adalah merupakan kebalikan dari proses kerja compressor. Expander membuat suara yang kurang dinamis menjadi lebih dinamis sehingga pada akhirnya cukup dapat mengurangi noise.
Audio Filter
Kadang kala kita perlu untuk menyaring frekuensi yang tidak kita inginkan. Audio filter bisa digunakan untuk menurunkan volume atau memotong sebidang frekuensi audio sesuai dengan yang diinginkan. Misalnya: untuk menghilangkan suara rumble yang ditimbulkan dari suara AC atau hum dari listrik, maka filter yang bisa memotong frekuensi dibawah 120Hz bisa dipakai. Filter ini biasa disebut hi-pass (low-cut) filter. Kemudian apabila kita ingin menghilangkan suara gesekan pakaian atau kertas, maka kita bisa memotong frekuensi 8KHz. Filter ini disebut low-pass (hi-cut) filter.
Reverse
Adalah untuk membalikkan phase. Pada setiap masukan selalu terdiri minimal lebih dari satu sambungan. Misalnya microphone yang dengan konektor XLR pasti terdapat tiga pin (pin1-ground, pin2-hot/positif, pin3 cold/negatif). Bila salah satu pin terbalik (pin2 dan pin3), maka suara yang dihasilkan akan berbeda. Untuk itulah tombol reverse berguna, yang bila diaktifkan akan membalikkan phase dari channel (positif menjadi negatif). Ini juga berguna untuk kasus dua buah mic dengan posisi yang sangat berdekatan sehingga terjadi canceling phase, yang akan mengakibatkan suara terdengar hampa (dengan kehilangan suara rendahnya). Hal ini sering terjadi bila kita tidak teliti terhadap semua plus minusnya kabel. Dan jangan cepat panik bila ketika kita melakukan setting disuatu tempat, kita mendengar nada rendah yang terlihat loyo, hal ini dapat terjadi akibat dari keterbalikan phase tersebut.
Mic Input
clip_image002[5]Merupakan konektor XLR cewek yang dapat menerima input microphone balance dari hampir semua tipe microphone. Jalur pengkabelannya adalah pin 1 untuk ground, pin 2 untuk positif (hot) dan pin 3 untuk negatif (cold). Input mic dapat menerima input line-level balance jika tombol PAD ditekan.
Line Input
Merupakan konektor TRS ¼”, dapat menerima sinyal input line-level balance maupun unbalance dari hampir semua sumber suara. Untuk sinyal balance, maka jalur pengkabelannya adalah tip untuk positif (hot), ring untuk negative (cold) dan sleeve untuk ground. Untuk sinyal unbalance, jalur pengkabelannya adalah tip untuk positif (hot) dan sleeve untuk ground.
Insert
Digunakan untuk mengolah sinyal melalui efek seperti gate, compressor atau EQ hanya untuk channel yang diinsert saja, dan berfungsi bila kita ingin menggunakan efek atau apapun untuk memproses hanya satu channel saja yang kita inginkan. Karena insert adalah jalur untuk mengalirkan dan menerima kembali sinyal yang telah diproses oleh efek atau perangkat apapun. Bila terdapat dua berarti satu untuk masukan (in) dan satu untuk keluaran (out) yang selalu diberi tanda untuk tulisan insert in dan insert out. Bila terdapat hanya satu, ini pasti terdiri dari jack balance TRS (tiprring slave). Tip adalah sebagai in, ring adalah sebagai out, dan slave adalah sebagai ground. Selain itu juga terdapat line out atau direct out tersendiri, yang sering digunakan untuk aplikasi rekaman per-track, ini bisa saja pre fade atau post fade, tergantung consolenya.
Pada section master terdapat beberapa terminal lagi seperti : auxiliary out yang biasa tertulis aux send 1, aux send 2, dst. Atau juga dengan nama effect out, monitor out, tergantung apa yang tertulis pada tombol-tombol panel pengontrolnya. Setiap group mempunyai keluaran masing-masing dan selalu dilengkapi dengan insert group. Insert group bisa digunakan bila kita hanya ingin memproses sinyal di group tersebut. Misalnya semua channel vokal dikirim ke group 1, kemudian kita men-insert compressor hanya untuk group satu yang berisi vokal.
Banyak console yang didalamnya terdapat power supply. Tapi banyak juga yang menggunakan power supply terpisah, menggunakan multi pin yang terhubung ke console. Perhatikan voltase yang dibutuhkan untuk menyalakannya sebelum mencolokkan ke listrik. Terminal keluaran untuk master kanan dan kiri terdiri dari konektor XLR atau jack. Namun juga tidak jarang terdiri dari keduanya. Selain itu juga terdapat keluaran mono yang terpisah adalah penggabungan dari keluaran (kiri/kanan) yang juga dilengkapi dengan pengontrolan sendiri. Mungkin akan terdapat banyak sekali terminal pada panel belakangnya.
Matrix Input Control
Control matrix yang mengijinkan kita untuk membuat pencampuran terpisah atau pencampuran stereo dari group 1 sampai 4 dan Mix output kiri atau kanan.
clip_image004
AFL Solo Switch
Tombol AFL (after fade listening) mengijinkan kita untuk mendengarkan sinyal dari matrix melalui headphone atau output monitor (via speaker). Sinyal ini datang setelah matrix master, sehingga kita dapat mendengarkan level signal yang relative sama dari tiap output matrix.
Matrix Out
Matrix out adalah tambahan output yang kita pergunakan untuk menyalurkan sinyal yang telah kita mix ulang, yaitu dengan me-mix ulang subgroup kita. Matrix minimal terdiri dari 2 matrix A dan matrix B. Matrix dapat kita pergunakan untuk mengirim ke speaker di area lain, untuk merekam, bahkan untuk siaran langsung sekalipun.
Master / Main Output
clip_image006Adalah bagian keluaran utama (master) dengan 2 kanal output kiri/left dan kanan/right yang merupakan hasil pencampuran seluruh kanal input yang aktif. Untuk mixer broadcast, biasanya dihubungkan ke input VTR atau media perekam utama lainnya untuk program rekaman ataupun ke SNG untuk siaran langsung, untuk mixer FOH, biasanya untuk dihubungkan ke bagian penguat loudspeaker FOH (front of house) yang diperuntukkan ke penonton ( audience ) yaitu speaker PA (public address).
Headphone Volume
clip_image008Headphone volume dapat kita pergunakan untuk menaikkan atau menurunkan volume pada headphone sehingga kita dapat mendengar lebih jelas. Harap menjadi catatan biasanya volume PFL atau AFL akan lebih besar daripada volume master, diharapkan kita tidak lupa mengecilkannya sebelum kita memindahkannya.
Konektor Audio
Untuk menghubungkan antara satu peralatan dengan peralatan lainnya, maka dibutuhkan kabel berikut konektornya. Ada beberapa tipe konektor yang digunakan dalam peralatan audio, disesuaikan dengan jenis dan kebutuhannya masing-masing. Berikut konektor yang sering digunakan di peralatan audio.
Konektor XLR
clip_image010Chanel mono menggunakan 3 pin konektor XLR cewek pada input micnya. Jalur pengkabelannya mengikuti spesifikasi standar dari AES ( audio engineering society). Adapun jalur pengkabelan untuk audio balance adalah :
- Pin 1 : shield (ground)
- Pin 2 : Hot (+)
- Pin 3 : Cold (-)
Jacks ¼” TRS
TRS adalah singkatan dari tip-ring-sleeve (ujung-cincin/lingkaran-selongsong) adalah konektor dengan tiga titik digunakan sebagai jack ¼” stereo balance. Jack TRS ini digunakan untuk sinyal balance dan headphone stereo. Untuk balance mono, jalur pengkabelannya adalah sebagai berikut :
- clip_image012Sleeve : shield
- Tip : hot (+)
- Ring : cold (-)
Untuk headphone stereo, jalur pengkabelannya adalah sebagai berikut :
- clip_image014Sleeve : shield
- Tip : left
- Ring : right
Jacks ¼” TS
clip_image016 TS adalah singkatan dari tip-sleeve (ujung-selongsong) adalah konektor dengan dua titik digunakan sebagai jack ¼” mono. Digunakan untuk sinyal unbalance. Jalur pengkabelannya adalah sebagai berikut:
- Sleeve : shield
- Tip : hot (+)
Jacks RCA
clip_image018 Jack RCA (atau biasa juga dikenal sebagai jack phono) sering digunakan untuk home stereo dan peralatan video serta banyak aplikasi lainnya. Jack ini menghasilkan sinyal unbalance dan secara kelistrikan sama dengan jack ¼” TS. Jalur pengkabelan untuk unbalance RCA (penamaan RCA diambil dari radio corporation of America) adalah sebagai berikut :
- Sleeve : shield
- Tip : hot (+)

No comments:

Post a Comment