Mau tahu seberapa siap kita dengan televisi digital?
Siaran peluncuran uji coba siaran televisi digital di Bandung melalui TVRI (29/01/2010) bisa dijadikan indikator bagus:
1. Siarannya merupakan siaran tunda di menjelang tengah malam. Ini menunjukkan bahwa bahkan bagi TVRI pun ini bukan informasi penting. Para petinggi tv swasta juga datang, tapi acara ini tak disiarkan melalui stasiun televisi mereka.
2. Kualitas gambarnya buruk: di rumahku, gambarnya berbayang.
3. Kualitas suaranya buruk. Kadang suara pembicara di segmen talk-show hilang tak terdengar, begitu juga suara penyanyi, pemusik.
4. Ada microphone mati.
5. Saat penayangan presentasi video tentang tv digital, suaranya terputus-putus.
6. Tak ada penjelasan yang cukup jelas tentang apa itu televisi digital. Menteri Kominfo memberikan pengandaian yang membingungkan. Kalau tidak salah, ia mengandaikan televisi analog itu sebagai anak yang lahir, kemudian menjadi bayi, menjadi, anak, menjadi remaja dan seterusnya; sementara televisi digital itu adalah anak yang lahir dan tiba-tiba besar. Maksudnya apa? (FYI: Sang menteri kelihatan sama sekali tak siap).
7. Para narasumber sama sekali tak bisa membantu menjelaskan. Seorang di antara mereka malah bicara tentang harga set-top box yang mencapai Rp 300 ribuan untuk melengkapi pesawat televisi yang dimiliki warga untuk bisa menangkap siaran digital. Yang nggak dibilang, saat ini siaran digital yang bisa ditangkap hanya yang bersifat uji coba.
8. Narasumber yang lain bilang, menurut penelitian, mayoritas warga kota antusias dengan siaran televisi digital. Survei mana pula yang bilang begitu?
9. Rekaman penjelasan nara sumber dari KPI Jabar yang cenderung lebih kritis dari yang lain serta mengingatkan tentang kemungkinan- kemungkinan negatif, tiba-tiba saja diedit dan menghilang dari tayangan
10.