Tuesday, March 24, 2009

Sekilas Perkembangan Siaran TV

Sebelum lebih jauh melirik sekilas pada sejarah perkembangan siaran TV, ada baiknya kita menyegarkan sejenak memori kita pada istilah “broadcast” dan konsep siaran TV. Istilah “broadcast” berarti mengirimkan/menyiarkan ke seluruh penjuru. Antena pemancar memancarkan gelombang radio elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh antena penerima. Pemancar TV mempunyai 2 fungsi, yaitu memancarkan informasi suara (aural) dan memancarkan informasi gambar (visual).
Sebenarnya konsep siaran TV merupakan perluasan metoda penyiaran program hiburan dan berita lainnya. Seperti halnya media suara pada konsep siaran radio, maka pada konsep TV ditambahkan visualisasi atau gambar. Kemampuan pesawat TV dalam mereproduksi gambar, tulisan, grafik dan informasi visual membuatnya tidak hanya digunakan untuk kepentingan hiburan dan informasi saja tapi juga untuk kepentingan komersial.

fcc
Kini beralih pada perkembangan siaran TV. Sejalan dengan perkembangan teknologi pada pesawat penerima siaran TV, maka berkembang pula siaran TV. Awalnya hanya dikenal pesawat TV berlayar monochrome (hitam-putih), namun kemudian berkembanglah TV berwarna. Siaran TV dimulai pada tahun 1945, sejak Federal Communications Commission (FCC) menyetujui pengunaan kanal VHF 2 – 13. Ketika pertama kali disiarkan, TV menggunakan kanal 1 pada frekuensi 44 – 50 MHz. Namun, karena adanya masalah interferensi, kanal 1 tidak lagi digunakan untuk siaran TV, tetapi untuk tujuan lain, yaitu untuk pelayanan radio bergerak (mobile radio).

Pada awalnya, pesawat penerima siaran TV yang banyak digunakan adalah RCA model 630 TS, yang dipasarkan seharga $400 pada tahun 1946. RCA ini terdiri dari 30 tabung hampa udara (vacuum tube), termasuk di dalamnya tabung gambar monochrome berlayar cembung 10 inchi. 2 rangkaian utama yang digunakan pada pesawat penerima ini adalah penyedia daya tegangan tinggi bagi flyback (flyback high-voltage supply fed) pada rangkaian output dan pengontrol frekuensi otomatis (automatic frequency control = AFC) untuk sinkronisasi pada saat proses scanning frame gambar secara horisontal. AFC memiliki keunggulan, yaitu resistensinya pada interferensi gangguan. Hingga kini, kedua rangkaian ini masih digunakan pada semua pesawat penerima, baik pada pesawat TV monochrome maupun berwarna.
Siaran TV pada pesawat TV berwarna dikembangkan dari sistem yang diterapkan sebelumnya yaitu layar monochrome. Pada penerapannya banyak ditemukan masalah dengan standar scanning. Hal ini terletak pada penggunaan roda scanning mekanis yang ada pada sistem TV layar monochrome. Selain itu, pada TV berwarna ditemukan terlalu banyak pemakaian bandwith pada sebuah kanal 6 MHz. Maka, pada tahun 1949 dilakukan eksperimen oleh CBS dan RCA. Sistem CBS mengunakan roda warna putar dengan frekuensi scanning yang berbeda dengan standar TV monochrome. Sedangkan, sistem RCA menerapkan secara keseluruhan elektronis dan frekuensi scanning yang tepat. Tahun 1954 FCC mengadopsi sistem warna yang telah direvisi, yang disiapkan oleh National Television System Committee (NTSC). Sistem NTSC diterapkan di Amerika Serikat, Jepang, dan banyak lagi negara di benua Amerika bagian Utara dan Selatan.
Pada tahun 1952 kanal 14 – 83 (frekuensi 470 – 890 MHz) disetujui pengunaaannya oleh FCC untuk siaran TV, agar lebih memberi peluang bagi stasiun-stasiun TV menyiarkan programnya. Kanal ini dikenal dengan kanal UHF. Pada tahun 1962 transmisi siaran TV untuk seluruh dunia dibangun pertama kalinya. Hal ini didukung oleh teknologi satelit. Satelit yang diletakkan di luar angkasa bertindak sebagai stasiun relay yang berhubungan dengan penerima stasiun bumi. Saat ini telah cukup banyak satelit yang diorbitkan untuk menunjang perkembangan siaran TV.
disarikan dari buku Basic Television and Video System

No comments:

Post a Comment