Friday, November 11, 2016

Kamera Televisi



Seperti kita ketahui bersama, ada perbedaan mendasar antara siaran radio dengan siaran televisi, dimana dalam siaran radio kita hanya bisa menikmati suaranya saja, sedangkan dalam siaran televisi, selain menikmati suara (audio), kita juga bisa menikmati gambar (visual) secara bersamaan. Ada beberapa peralatan yang menjadi sumber visual, diantaranya adalah Laptop/PC (personal computer), DVD (digital versatile disc), CG (character generator), VTR (video tape recorder), dan yang akan kita bahas kali ini yaitu kamera.
Gambar-gambar yang kita saksikan pada layar pesawat televisi, baik yang disiarkan secara langsung maupun yang telah direkam sebelumnya, diantaranya adalah gambar yang telah dilihat oleh kamera televisi.  Gambar-gambar tersebut ditentukan oleh apa yang bisa dilihat dan bagaimana cara kamera melihatnya.
Sebagai contoh, apabila pada suatu malam di bulan purnama kita berjalan-jalan di tepi pantai, pemandangan khas tepi pantai terasa sempurna dilihat oleh mata kita. Kita bisa melihat dengan jelas daun nyiur yang melambai, para nelayan yang baru pergi melaut ataupun cahaya dari kapal nelayan. Dengan penerangan dari sinar bulan yang sedang purnama, kiranya cukup bagi mata kita untuk melihat dengan jelas. Tetapi bagi kamera televisi, penyinaran yang demikian itu sangat kurang, pemandangan akan nampak gelap dan tidak jelas pada layar pesawat televisi apabila kita merekamnya (catatan : itulah sebabnya, mengapa kita membutuhkan penerangan tambahan jika kita akan melakukan syuting di suatu tempat walau menurut penglihatan mata kita penerangannya sudah bagus karena ada perbedaan mendasar cara menangkap cahaya antara mata kita dengan kamera televisi).

Tanpa gambar yang jelas pesawat televisi tidak lebih dari sebuah pesawat radio, sebab gambarlah yang merupakan unsur paling penting dari media televisi. Jadi secara garis besar bisa dikatakan bahwa produksi televisi sangat ditentukan oleh apa yang bisa dilihat dan apa yang tidak bisa dilihat oleh kamera televisi.
Dapat disebutkan bahwa kamera televisi merupakan salah satu sub sistem peralatan produksi acara dan penyiaran televisi (perangkat keras) yang terdiri dari sub sistem optik (lensa), elektronik (kepala kamera [camera head], viewfinder) dan mekanik (tempat dudukan kamera, seperti tripod, pedestal, jimmy jib, portajib dan lain sebagainya).
Kamera berfungsi untuk menerima pantulan dari objek/benda/scene yang dilakukan oleh lensa kemudian diproses oleh kepala kamera menjadi gambar bergerak (motion picture), sementara kameraman melihat framing obyek yang dishoot dengan menggunakan viewfinder. Kamera digunakan untuk produksi acara dan penyiaran televisi yang berlangsung di luar studio/outdoor/OB (outside broadcast) maupun di dalam studio/indoor.
Dilihat dari fungsi kamera di atas, maka kamera televisi bisa dibagi ke dalam 3 bagian, yaitu :
1.        Lensa
2.        Kepala kamera (camera head)
3.        Viewfinder

1.        Lensa
Lensa adalah benda tembus cahaya (transparan) yang dibatasi oleh dua buah bidang lengkung (sferik) atau sebuah bidang lengkung dan sebuah bidang lagi datar. Fungsi lensa adalah untuk mengumpulkan sinar yang dipantulkan oleh obyek sehingga membentuk bayangan optis pada permukaan CCD (charge-couple device). Lensa menentukan perspektif visual dari pemandangan yang dilihat oleh penonton.
Lensa tersusun atas 3 bagian:
a.         Elemen-elemen optik, yang menghasilkan bayangan. Sebuah lensa terdiri dari sejumlah elemen-elemen optik yang ditempatkan dalam silinder metal. Elemen-elemen ini berupa kaca bulat dengan lapisan-lapisan khusus yang berfungsi untuk mengurangi refleksi sinar yang dipantulkan oleh obyek, memfokuskan bayangan pada permukaan CCD. Lensa terbagi dua, yaitu lensa cembung (convex lens) dan lensa cekung (concave lens).
b.        Iris, yang bisa diubah-ubah untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam kamera. Iris adalah sejumlah lembaran metal tipis yang disusun sedemikian rupa sehingga bisa dibuka dan ditutup untuk mengatur jumlah sinar yang bisa masuk melalui lensa. Bila iris dibuka selebar mungkin, lensa mengirim sinar maksimum ke dalam kamera, dan kalau iris kita kurangi atau tutup, lubang diafragma akan menyempit, sehingga sedikit sinar yang masuk ke dalam kamera. Bukaan diafragma diukur dengan nomor f-stop dimulai dari f/1,4 sampai f/22.
Sistem Mounting, pemasangan lensa pada kamera dengan sistem bayonet (untuk kamera video) atau C-mount (biasanya pada kamera fotographi).

Sifat-Sifat Optik Lensa (Artikel selanjutnya)

No comments:

Post a Comment