Dalam dunia pertelevisian, selain
kualitas visual, kualitas audio juga memiliki peranan yang cukup
signifikan dalam menentukan kualitas tayangan secara keseluruhan. Sebagus
apapun kualitas visual, baik dari segi lighting,
kamera maupun set panggung yang dihasilkan, semua itu tidak akan bisa dinikmati
secara keseluruhan jika kualitas audionya
tidak bagus. Sebagaimana sistem yang lainnya, sistem audio memiliki tiga bagian penting yaitu berupa masukan (input), proses dan keluaran (output). Bagian dari masukan (input) biasanya adalah beberapa tipe microphone, CD player, DVD player, VTR
player, sequenser, komputer/laptop, instant
replay, digicart dan lain sebagainya. Proses biasanya terdiri dari mixer (dalam proses produksi), mesin editing
(dalam proses post production), audio processor dan lain sebagainya. Keluaran
(output) biasanya terdiri dari speaker,
headphone, earphone, VTR, CD/DVD
recorder, DAT recorder dan lain sebagainya.
Untuk menghasilkan kualitas audio yang bagus, maka kita harus
mempersiapkan peralatan dimulai dari inputnya.
Seperti istilah yang biasa didengar di dunia audio bahwasannya kualitas input
audio yang bagus akan menghasilkan output
audio yang bagus dan begitu pula sebaliknya kualitas input audio yang jelek akan menghasilkan kualitas output audio yang jelek juga, sebagus
apapun proses mixing maupun alat yang digunakan mengingat semua alat memiliki
keterbatasan dalam melakukan adjustment kualitas audio. Untuk mendapatkan
kualitas audio yang bagus, audio engineer diharuskan menjaga level audio input agar jangan terlalu rendah karena akan menimbulkan noise ketika level audionya diperkeras/dinaikkan begitu pula sebaliknya level audio input juga dijaga agar jangan sampai terlalu tinggi (jauh melewati
0 dB sehingga memasuki daerah berwarna merah di audio monitoring) karena akan menimbulkan distorsi.
Microphone
Secara terminology, microphone adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengubah
energi-energi akustik (gelombang suara) menjadi sinyal listrik. Istilah microphone berasal dari bahasa Yunani
“mikrofon”, micros yang berarti kecil
dan fon yang berarti suara atau bunyi.
Dilihat dari segi transducernya, maka microphone
terbagi menjadi beberapa jenis
1.
Dynamic mic
Jenis microphone ini mempunyai diafragma yang biasanya terbuat dari bahan
plastik mylar yang dililit dengan kabel (biasanya disebut voice coil). Coil inilah
yang kemudian digantungkan (diambangkan) dalam medan magnet yang sangat kuat.
Bilamana suatu tekanan udara menabrak permukaan diafragma tersebut, maka voice coil tersebut akan bergerak secara
proporsional dengan gelombang/amplitude
serta frekuensi suara tersebut. Hal ini membuat coil tersebut bergerak memotong medan magnet. Sesuai dengan teori
induksi elektromagnet yang menyatakan
“bilamana ada benda metal yang memotong medan magnet, maka aliran
listrik akan timbul pada metal tersebut”. Sehingga sebuah aliran listrik yang
besar dan arahnya proporsional dengan gelombang suara yang masuk akan
ditimbulkan melalui kabel pada voice coil
tadi.
Ada
hal yang cukup menarik, karena massa diafragma dan voice coil tadi sangat besar dibandingkan dengan energi yang
terdapat pada suatu gelombang suara, maka diafragma membutuhkan waktu untuk
merespon suara yang masuk. Sebaliknya juga demikian, setelah massa ini
bergerak, ia juga membutuhkan waktu untuk dapat berhenti dengan benar. Oleh
sebab itu, dynamic mic kurang baik
dalam hal merespon gelombang yang memiliki transien yang tajam dibandingkan
dengan jenis yang lainnya. Namun demikian, bukan menunjukkan sesuatu yang
buruk, justru hal inilah yang menjadi karakteristik dynamic mic.
2.
Condensor mic
Desain dan prinsip condensor mic sangatlah berbeda dengan dynamic mic. Condensor mic bekerja dengan prinsip dasar electrostatic, dimana sebuah diafragma yang terbuat dari plastic
atau mylar yang sangat tipis, yang salah satu sisinya telah dilapisi dengan
emas atau nikel, diambangkan dalam jarak seperseribu inch dari sebuah lembaran metal dasar (backplate) lainnya. Kemudian bilamana pada kedua lembaran tersebut
dipolarisasi dengan battere atau catu phantom 48v maka kedua permukaan tersebut
dapat bekerja dengan menghasilkan perbedaan muatan (capacitance) apabila terkena gelombang suara. Perbedaan muatan
inilah yang kemudian dideteksi oleh sirkuit elektronik dan kemudian diubah
menjadi sinyal listrik yang proporsional dengan gelombang suara tersebut. Oleh
karena itu, karena massa diafragma condensor
mic sangatlah ringan, maka ia sangat sensitif dan akurat terhadap transien
dan respon frekuensi sehingga dapat menghasilkan suara yang sangat bening.
Sebuah
varian dari condensor mic adalah electret condensor mic. Mic jenis
ini berbeda dengan condensor mic
biasa. Electret condensor mic tidak
memerlukan adanya catu daya listrik untuk mempolarisasi diafragmanya. Hal ini
disebabkan karena pada electret condensor
mic permukaan diafragmanya sudah memiliki catu daya statis yang permanen.
Walaupun demikian, sebuah electret condensor
mic tetap membutuhkan battere atau catu phantom untuk memberi daya pada
pre-amp kecilnya.
Dynamic mic
vs Condensor mic
Setelah melihat kedua tipe microphone di atas, maka di antara kedua
jenis microphone tersebut ada
perbedaan yang cukup signifikan, diantaranya :
- Teknologi
Dynamic mic dan condensor mic pada dasarnya memiliki
perbedaan yang cukup signifikan dalam cara mereka menerima dan memproses suara.
Dynamic mic bekerja secara induksi
sementara condensor mic bekerja
secara konduksi. Dynamic mic tidak
membutuhkan sumber daya untuk menjalankan fungsinya sementara condensor mic memerlukan battere atau sumber daya lainnya agar bisa berfungsi.
Selain dari battere, sumber daya lainnya umumnya disediakan oleh mixer yang biasa disebut “phantom power”. Condensor mic memiliki respon
transien yang cukup cepat, sehingga lebih sensitif dibandingkan dynamic mic.
- Biaya
Dynamic mic biasanya lebih murah
dibanding condensor mic karena
memiliki spesifikasi teknis yang tidak terlalu kompleks.
- Penggunaan
Condensor mic sering
digunakan di studio rekaman. Biasanya digunakan untuk mengambil suara dari
instrument alat musik seperti untuk gitar, dan alat musik orchestra. Dynamic mic juga biasa digunakan untuk
mengambil suara dari alat musik, tetapi biasanya yang memiliki respon cukup
datar seperti drum. Dynamic mic sering digunakan karena relatif tahan banting dan
murah.
Untuk ulasan selengkapnya tentang microphone, bisa didapatkan di majalah broadcastmagz edisi 15 november-desember 2012.
Postingan berukutnya akan membahas tentang karakteristik microphone, tips menggunakan microphone, panduan membeli microphone, dan lain sebagainya.
No comments:
Post a Comment