Monday, January 9, 2012

Perbandingan Communication Wireless HME DX-200 dengan BTR-700

Dalam kehidupan berorganisasi, faktor komunikasi merupakan salah satu unsur yang penting untuk melakukan koordinasi di antara unit kerja agar semua fungsi dan tugas berjalan dengan lancar dan sesuai dengan keinginan. Hal ini juga berlaku untuk proses produksi, dimana komunikasi dari PD (program Director) harus sampai ke krunya (kameraman, audioman, lightingman, floor director, production assistance, dan lain sebagainya) secara baik dan jelas. Sayangnya, perihal communication system ini jarang sekali dibahas dibandingkan audio, video maupun lighting system.
Ada dua jenis communication system, yaitu yang menggunakan kabel (wired), maupun nirkabel (wireless). Untuk jenis komunikasi menggunakan kabel, biasanya digunakan untuk kameraman, audioman maupun lightingman dimana dalam proses produksinya tidak terlalu mobile, stay di posisinya masing-masing. Untuk sarana komunikasi menggunakan kabel ini, kendala utamanya adalah jika digunakan oleh kru yang bekerja sangat mobile seperti FD (Floor Director) maupun PA (production Assistance) karena sangat merepotkan. Masalah utama dari komunikasi menggunakan kabel ini adalah jika kabelnya tidak bagus dan atau kabelnya sangat panjang (biasanya jka digunakan untuk komunikasi temen-temen lighting yang menggunakan followspot) akan mengakibatkan audionya menjadi noise, sehingga untuk follow spot biasanya digunakan HT saja. Jika masalah kabel yang panjang ini bisa diatasi, maka penggunaan komunikasi menggunakan kabel sangat dianjurkan karena tidak mengganggu frekuensi alat yang lain (utamanya wireless hand mick maupun wireless clip on).
Untuk komunikasi nirkabel (wireless communication), biasanya digunakan oleh kru FD (Floor Director), PA (Production Assistance) dan kru produksi (untuk kru produksi, biasanya mereka minta system komunikasi yang stand alone, terpisah dengan jalur PD). kendala utamanya ada di jangkauan frekuensi di alat tersebut. Ada dua produk dari wireless communication ini yang sering digunakan, yaitu dari Clearcom dan Telex. Dibawah ini akan dibahas perbandingan dari kedua jenis clearcom wireless tersebut berikut harga dan di mana saja alat tersebut layak untuk digunakan dengan mempertimbangkan fungsi ekonomis juga.

Wireless communication yang pertama dibahas adalah HME-DX200 dari Clearcom. HME DX-200 mempunyai RF Frequency Range 2.4 - 2.4835 GHz FHSS (Frequency-hopping spread spectrum). Base transmitt power 100mW. License-Free Operation, Antenna and Channel Diversity, Wireless Isolated Channel, Simultaneous 2-wire and 4-wire operation. Remotely "unlatch" beltpacs from transmitting, beltpacks transmitt power 100 mW, Voice Prompt, ISO+ Mode, Internal beltpack antenna, Low Battery Indication LED Blink and Voice Prompt. Beltpack weight 7.4 oz. harga Clearcom HME-DX200 menurut http://www.proaudio.com/  dan http://www.proaudiosuppliers.com sebesar $7,426.00.

Wireless Communication yang kedua adalah BTR 700 dari Telex.  BTR 700 mempunyai RF Frequency Range 518 - 740 MHz Synthesized. Base transmitt power 50 mW max (high) 5mW (normal). No License-Free Operation, No Antenna and Channel Diversity, No Wireless Isolated Channel, No Simultaneous 2-wire and 4-wire operation. No Remotely "unlatch" beltpacs from transmitting, beltpacks transmitt power 50 mW Max, No Voice Prompt, No ISO+ Mode, No Internal beltpack antenna, Low Battery Indication LED only. Beltpack weight 15 oz. Harga Telex BTR-700 menurut http://www.bhphotovideo.com dan http://www.fullcompass.com sebesar $4095.
Dari kedua spesifikasi alat tersebut, terlihat sekali bahwa HME-DX200 lebih powerfull, baik dari base transmitt power maupun beltpack transmitt power sehingga memiliki daya pancar yang lumayan sangat jauh, bahkan bisa menembus tembok dinding studio. Akan tetapi alat ini memiliki kelemahan, dimana harganya lumayan sangat mahal dibanding BTR-700. begitu juga sebaliknya dengan BTR-700, walaupun daya pancarnya lebih dekat, tetapi harganya yang ekonomis.
BTR-700 cocok digunakan untuk syuting di area yang tidak terlalu luas seperti di studio karena sinyalnya masih bisa diterima. HME-DX200 akan sangat cocok digunakan pada proses syuting di area yang cukup luas, seperti di stadion, lapangan (untuk program musik), JCC, dlsb mengingat daya pancarnya yang sangat jauh.
Demikian sekilas ulasan tentang perbandingan communication wireless HME-DX200 dengan BTR-700.
Untuk keperluan korespondensi, penulis bisa dihubungi di @agusrusmawan.


No comments:

Post a Comment