Postingan kali ini sebenarnya bukan tulisan baru, karena sebelumnya tulisan saya ini sudah ditampilkan di Majalah Broadcastmagz Edisi 17 yang terbit Februari – Maret 2013, jadi sudah lumayan lama juga ya, hampir setahun. Tetapi karena isi tulisannya masih update dan tidak banyak juga yang memiliki Majalah Broadcastmagz, maka tidak ada salahnya jika diposting di blog ini, mudah-mudahan bermanfaat.
Sesuai dengan namanya, mixer audio adalah suatu alat untuk mencampur berbagai sinyal audio dari beberapa sumber audio untuk diproses sedemikian rupa sehingga akan menghasilkan keluaran berupa sinyal audio utuh yang merupakan gabungan dari beberapa sumber audio tersebut. Pada kenyataannya, mengingat setiap sumber audio memiliki amplitudo serta karakteristik bunyi yang berbeda, maka mixer audio tidak hanya berfungsi untuk mencampur beberapa sumber audio sehingga menghasilkan satu audio yang utuh saja, tapi mixer audio juga berfungsi untuk mengatur volume, frekuensi dan pengaturan lainnya.
Fungsi dasar utama dari mixer audio adalah:
- Menguatkan (amplify) sinyal yang masuk
- Memungkinkan pengaturan level (volume) audio terhadap masing-masing sumber audio
- Memungkinkan kita untuk mendengarkan (monitoring) masing-masing sumber audio maupun audio secara keseluruhan
- Memungkinkan kita untuk mencampur (mixing) beberapa sinyal audio secara baik sesuai dengan yang diinginkan.
- Mengarahkan (routing) sinyal audio hasil penggabungan tersebut ke transmitter, speaker maupun alat perekam audio/video.
Fungsi dasar utama diatas biasanya selalu ada di setiap mixer audio,