Sunday, June 24, 2012

Pengertian Dasar Televisi Digital Terrestrial


Postingan kali ini masih merupakan kutipan brosur yang didapatkan dari booth Kemenkoinfo pada saat acara Broadcast and Multimedia Show 2012 (BMS 2012) yang diselenggarakan oleh Kemenkoinfo di Balai Kartini, 4 – 6 Juni 2012. Mengapa saya kutip brosur tersebut dan dipostingkan di blog ini, karena saya pikir isinya berguna untuk masyarakat Indonesia yang sedang bersiap melakukan migrasi dari siaran TV analog ke siaran TV digital. Pastinya akan banyak pertanyaan mengapa kita harus bermigrasi dari siaran tv analog ke siaran TV digital, apa keuntungan dari siaran TV digital bagi penonton di rumah, alat apakah yang harus dimiliki agar bisa menikmati siaran TV digital? Dengan membaca postingan ini, semoga rasa penasaran dan keingintahuan tentang hal itu semua bisa terjawab.
Siaran TV digital pertama kali diujicoba pada tahun 2006 di Jakarta dengan daya rendah, kemudian pada tahun 2009 Konsorsium Televisi Digital Indonesia (KTDI) melakukan ujicoba di wilayah Jabodetabek dengan daya pancar 5 KW. Secara bertahap siaran TV digital akan diselenggarakan di seluruh wilayah Indonesia dan pada tahun 2018 siaran TV digital akan sepenuhnya menggantikan siaran analog. Pada saat itu televisi konvesional analog tidak akan dapat digunakan untuk menangkap siaran TV digital. Sekarang saatnya mulai mempersiapkan peralihan dari siaran TV analog ke siaran TV digital. Ada 3 fase untuk persiapan menuju siaran TV digital yaitu:
- Fase pertama (2009 – 2013) : Ujicoba (2009 – 2010) Pemberian izin siaran digital sosialisasi.
- Fase kedua (2014 – 2017) : Penghentian siaran TV analog secara bertahap
- Fase ketiga (2018) : Siaran TV analog dihentikan di seluruh Indonesia (siaran televisi digital secara nasional).
Mengapa siaran televisi beralih ke digital?

Monday, June 18, 2012

Indonesia Goes Digital


Pada Bulan Juni ini, tepatnya antara tanggal 4-6 Juni 2012 Kemenkoinfo mengadakan pameran yang bertajuk Broadcast and Multimedia Show 2012 (BMS 2012) di Balai Kartini. Saya datang di hari terakhir, yaitu tanggal 6 Juni 2012. Tidak banyak booth yang tersedia, dan itupun tidak semua booth ada penjaganya. Selain dari Indonesia, peserta pameran lainnya adalah dari Cina. Saya menghampiri booth Kemenkoinfo yang waktu itu kalau boleh dibilang paling rame pengunjungnya. Tidak diketahui dengan pasti, mengapa banyak yang berkunjung ke booth tersebut, apakah memang barang yang dipamerkan lebih menarik atau ada undian semacam Russian rollet, dimana hadiah terbesarnya adalah seperangkat Set Top Box. Hadiah lainnya adalah topi, pulpen, buku diary/agenda, mug, dan lain sebagainya. Setelah mengisi buku tamu, saya dikasih brosur tentang program Kemenkoinfo, setelah dibaca brosurnya, saya pikir menarik juga jika brosur tersebut ditulis ulang, mengingat tidak semua orang bisa hadir di acara tersebut dan mendapatkan brosur tersebut. Adapun salah satu isi dari brosur tersebut tentang roadmap menuju televisi digital seperti yang tertulis di bawah ini.
Sekilas Tentang Televisi Digital
Penyiaran televisi digital merupakan suatu keniscayaan, suatu fenomena yang tidak dapat terelakan oleh negara-negara manapun di dunia. Ini merupakan suatu tuntutan global dimana seluruh negara di dunia telah dan sedang melakukan migrasi dari sistem penyiaran analog ke digital.
Standar penyiaran TV digital yang diadopsi dan diimplementasikan di Indonesia adalah Digital Video Broadcasting-Terestrial (DVB-T) sebagaimana tertuang dalam peraturan Menteri Kominfo No. 07/M.Kominfo/3/2007 tentang Standar Penyiaran Digital Terestrial untuk Televisi di Indonesia. Siaran TV digital terrestrial dapat menggunakan frekuensi VHF (Very High Frequency è 30 MHz to 300 MHz)/UHF (Ultra High Frequency è 300 MHz and 3 GHz [3000 MHz]) seperti halnya penyiaran analog, namun dengan konten digital yang dipancarkan melalui pemancar digital.
Dalam penyiaran TV analog, apabila antenna receiver semakin jauh dari stasiun pemancar TV, sinyal yang diterima akan melemah sehingga penerimaan gambar/suara menjadi buruk dan berbayang  atau berbintik-bintik (noise). Sedangkan penyiaran TV digital akan terus menerima gambar/suara dengan jernih sampai titik dimana sinyal tidak dapat diterima lagi. Dengan kata lain, penyiaran TV digital hanya mengenal 2(dua) status; Terima (1) atau tidak (0).
Pada era TV digital, pemirsa televisi  tidak hanya dapat menikmati program siaran yang lebih banyak dan variatif, tetapi juga dapat melakukan kegiatan interaktif dan dapat mengetahui jadwal program siaran yang akan ditayangkan melalui Electronic Program Guide (EPG).
Negara-negara maju dan berkembang di dunia telah menetapkan tahun migrasi dari penyiaran analog ke digital. Pemerintah Indonesia merencanakan bahwa pada akhir tahun 2017 seluruh wilayah di Indonesia telah dapat menikmati siaran TV digital sehingga pada tahun 2018 akan dilakukan Analog Switch Off (ASO) secara nasional.
Migrasi Siaran TV analog ke Digital
Sepanjang tahun 2010 s/d tahun 2017, Indonesia akan melakukan migrasi dari sistem penyiaran TV analog ke digital.
Apa itu TV Digital?