Monday, February 15, 2010

TV Teresterial Akan Mati Paling Cepat 10 Tahun Lagi

Kalo melihat tanggalan di komputer, sebenarnya ini adalah postingan yang kedua di bulan Februari. Tapi ternyata Mr. Blogger perhitungannya lain, jadilah ini postingan yang pertama bulan februari, sekaligus merupakan ralat dari postingan sebelumnya yang menyatakan sebagai postingan pertama bulan Februari.
Postingan kali ini diambil dari Notes teman saya di facebook, karena isi notesnya berhubungan dengan topik teknik penyiaran, saya pikir gak ada salahnya untuk dishare disini, sebagai selingan aja. Tidak ada maksud apapun dari postingan kali ini, hanya sebagai seru-seruan aja, biar gak terlalu serius.

Mengikuti rapat-rapat produksi program di televisi tempat saya bekerja biasanya membosankan, tapi kemarin malam agak berbeda. Rapat yang dimulai nyaris jam 20.00 WIB itu memang membuat saya kehilangan semangat awalnya. Seperti biasa saya memilih menjadi penonton, sampai sang pimpinan rapat alias bos besar, alias Chairul Tanjung mengatakan hal yang membuat saya terpaksa terbelalak lagi.
TV teresterial akan mati paling cepat 10 tahun lagi atau paling lambat 20 tahun lagi!
Pandangan yang menarik!
Bos saya juga menyertakan argumentasi sebagai basis dasar pandangannya tadi. Ia berkata dalam 10 tahun industri televisi Indonesia akan jenuh. Besarnya biaya produksi tak akan bisa ditopang lagi oleh income dari stasiun televisi. Harap diingat, pemasukkan terbesar dari televisi teresterial adalah dari iklan, dan perkembangan kue iklan itu rasanya semakin tak seimbang dari waktu ke waktu dengan biaya produksi.
Apalagi dalam persaingan di dunia televisi teresterial saat ini, demi memperoleh share dan rating televisi swasta saling bajak, saling curi artis, saling bersaing membuat property lebih mewah dan bahkan tiru meniru program. Tentunya semua butuh biaya. Akibatnya production costs terus membengkak, sementara perkembangan kue iklan tidak selalu bergerak dengan kecepatan serupa.
Dalam 20 tahun paling lama, keseimbangan antar cost dan income itu akan rusak. Televisi teresterial akan besar pasak daripada tiang. Teresterial TV akan memasuki sunset condition.
Secara tidak langsung ia mengatakan televisi dalam 5 tahun saja sudah menjadi bisnis yang tidak menguntungkan dalam jangka panjang. Pandangan menarik dari pebisnis yang ingin menguasai Indonesia di tahun 2020.
Kondisi itu mungkin mundur jika jumlah kompetitor berkurang, misalnya ada TV teresterial yang menjadi almarhum sehingga meninggalkan tambahan kue iklan untuk diperebutkan TV lain.
Kenapa ada batas waktu paling cepat 10 tahun? kenapa tidak dalam 5 tahun saja televisi teresterial mati? Untuk itu juga ada penjelasan yang masuk akal.
Pertama adalah kematangan masyarakat Indonesia. Kemampuan finansial masyarakat Indonesia masih relatif rendah. Untuk mendapat akses media baru pengganti TV teresterial yang gratis buat mereka, dibutuhkan kematangan dan peningkatan kemampuan fiansial yang signifikan. 10 tahun adalah waktu minimal untuk mencapai kematangan itu.
Saat ini infrastruktur di Indonesia juga masih sangat minim, dalam sepuluh tahun paling cepat infrasruktur itu bisa mengusung perubahan yang akan mematikan TV teresterial. Kebutuhan jaringan fiber optic, wireless broadband yang meluas di masyarakat dan digital gadget yang relatif masih terlalu mahal untuk ukuran media di Indonesia.
Luar biasa karena ternyata hitungan bisnis dari bos saya yang pengusaha bisa cocok dengan hitungan saya yang praktisi televisi. Menurut saya televisi teresterial memang akan merosot jauh dalam 10 tahun, tapi saya tidak meramalkan bahwa Tv teresterial akan mati. Paling hanya sebagian besar yang mati. TV teresterial tetap akan ada, tapi jumlah dan pengaruhnya akan jauh berkurang.
Lantas apa yang bakal mematikan televisi teresterial? Jawabannya mudah; TV cable, internet TV atau praktisnya Media baru. Media yang lebih segmented dan mudah dipilih oleh masyarakat. Televisi teresterial yang general tak akan mampu mempertahankan diri dari kecenderungan konsumen / audience untuk mencari media yang menyediakan content yang cocok dengannya.
Jadi kemana saya dalam 10 tahun lagi?
Wah jawaban yang ini lebih sulit saya jawab....

No comments:

Post a Comment