Monday, December 28, 2009

Teknologi Penyiaran TV Digital (bag.2)

dvb-t Postingan kali ini merupakan sambungan dari postingan sebelumnya.
Pada teknologi penyiaran TV Digital terdapat dua bagian standarisasi. Bagian I ialah standar untuk kompresi dan multiplexing. dan Bagian II untuk kode koreksi kesalahan dan sistem transmisi. sebagian besar standar untuk bagian I menggunakan MPEG-2 (Moving Pictures Expert Group-2) untuk kompresi. Pada bagian II terdapat sejumlah standar penyiaran TV digital yang saat ini berkembang, yaitu DVB-T (Digital Video Broadcasting Terrestrial) dari Eropa, ISDB-T (Integrated Services Digital Broadcasting Terrestrial) dari Jepang, ATSC (Advanced Television System Committee) dari Amerika Serikat, T-DMB (Terrestrial Digital Multimedia Broadcasting) dari Korea Selatan, DMB-T (Digital Multimedia Broadcasting Terrestrial) dari China. Masing-masing standar dan beberapa variannya telah diadopsi oleh sejumlah negara. DVB diadopsi oleh semua negara Eropa, sejumlah negara di Asia dan Australia, sedangkan ATSC oleh Amerika Utara, sejumlah negara di Amerika Selatan dan Asia. Pertanyaannya adalah, mengapa negara kita (Indonesia) yang negaranya sangat luas dan masyarakatnya sangat banyak tidak mempunyai standar sendiri, hanya bisa mengadopsi saja. Apakah daya kreatifitasnya kurang sehingga hanya menjadi follower saja atau bagaimana? entahlah………

Wednesday, December 2, 2009

Teknologi Penyiaran TV Digital

Implementasi teknologi penyiaran TV digital bukanlah rekayasa dan upaya yang mengharuskan pemirsa menggunakan pesawat tv baru yang digital. Upaya ini lebih terfokus pada sinyal digital yang ditransmisikan dari pemancar, sehingga pesawat TV yang ada pada pemirsa cukup ditambahi perangkat set-top box agar dapat menerima sinyal TV Digital.
Dibandingkan dengan analog, kelebihan sinyal digital terletak pada ketahanannya terhadap derau dan kemudahannya untuk diperbaiki (recovery) pada bagian penerimanya dengan suatu kode koreksi kesalahan (error correction code). Keuntungan lainnya adalah pada konsumsi bandwidth yang lebih efisien serta efek interferensi yang lebih rendah dan penggunaan sistem OFDM (Orthogonal frequency Division Multiplexing) yang tangguh dalam mengatasi efek lintas jamak.

Pada sistem penyiaran TV analog, efek lintasan jamak ini akan menimbulkan echo yang mengakibatkan munculnya gambar ganda yang sangat mengganggu kenikmatan menonton.
Penyiaran TV digital bisa dioperasikan dengan daya yang rendah serta menghasilkan kualitas gambar dan warna yang jauh lebih bagus daripada penyiaran TV analog.
Dari segi layanan, sistem penyiaran TV digital mampu meningkatkan kualitas siaran, disamping memberikan lebih banyak pilihan program kepada pemirsa, serta memungkinkan konvergensi dengan berbagai media seperti media internet, media telepon selular, dan PDA. Pada sisi aplikasi, siaran TV digital memberikan fleksibilitas aplikasi interaktif sehingga akan sangat mendukung kebutuhan interaksi antara penyedia jasa program dengan penggunanya, baik yang bersifat komersial, seperti interactive advertisement, tele-news, tele-banking, tele-shopping, maupun nonkomersial seperti tele-education, tele-working dan tele-traffic.